ERAMADANI.COM, DENPASAR – Sabtu (02/11/2019) kemarin, Komunitas Kanaditya Bali melatih kreativitas anak-anak buruh angkut Pasar Badung, Denpasar di Hall Lantai 2 pasar tersebut.
Sebanyak 30-an anak-anak berusia belia yang merupakan putra-putri dari buruh suwun telah berkumpul di lokasi acara pukul 11.30 wita.
Buruh Suwun merupakan sebutan para pekerja angkut di Bali, khususnya pasar Badung yang biasa terlihat mengangkut barang bawaannya dengan keranjang lingkar di atas kepalanya.
Daya tarik dari para pekerja tersebut adalah keahlian kekuatan dan keseimbangannya yang luar biasa. Mereka mampu membawa beban berat di atas kepalanya tanpa mesti terus dipegang dengan tangan.
Bertahun-tahun dalam aktivitasnya, para buruh tersebut telah menjadi ikon pekerja di Bali. Tak sedikit dari para buruh tersebut yang memiliki anak-anak.
Di kala kesibukannya sebagai pekerja pasar, anak-anak mereka kerap kurang maksimal punya waktu bermain atau belajar bersama keluarga. Hal tersebut yag menarik minta para relawan, khususnya komunitas Kanaditya untuk mengayomi anak-anak buruh suwun.
Belajar Masak Makanan Korea Bersama Komunitas Kanaditya Bali
Anak-anak buruh suwun pun datang berbondong-bondong atas undangan Komunitas sosial yang berfokus pada bidang literasi, edukasi, dan social works tersebut. Siang itu para relawan mengajak anak-anak buruh suwun untuk belajar memasak dalam program literasi kuliner.
“Literasi Kuliner kali ini adalah kelas memasak membuat Jumeokbap. Aslinya, nama unik ini merupakan masakan Korea berupa nasi kepal yang diisi dengan olahan tuna dan kimchi. Namun, Kanaditya membuat isian berupa ayam teriyaki yang pasti akan lebih sesuai untuk lidah Indonesia,” ungkap salah satu pendiri Komunitas Kanaditya, Debby Lukito Goeyardi, B.Sc.
“Kami memilih resep nasi kepal untuk dimasak bersama dalam kelas memasak kali ini karena semua anak bisa terlibat dalam pembuatannya. Kegiatan mengepal nasi bisa merangsang motorik kasar mereka. Makanan ini mudah dibuat, resepnya menggunakan bahan yang mudah didapat, praktis dan unik,” tambahnya
Dalam pembuatan masakan korea ini anak-anak dibagi menjadi dua kelompok. Anak-anak yang masih kecil diajak bermain games oleh kakak-kaka relawan.
Sedangkan anak-anak yang usianya sudah remaja membantu memasak mulai cara membuat isian Jumeokbap mulai menyalakan kompor, mengiris bahan sepeti bawang bombay, bakso, dan menumisnya hingga matang ditemani kakak-kakak relawan.
“Melalui culinary literacy ini, Kanaditya berharap anak-anak memiliki rasa percaya diri bahwa mereka mampu berkreasi dan mandiri melalui life skill yang dimiliki. Tak hanya itu, anak-anak ini juga diharapkan bisa makin menghargai dan mencintai diri sendiri melalui makanan yang mereka konsumsi yang akan berpengaruh pada kesehatan mereka”.
“Keterampilan seperti ini tentunya juga akan bermanfaat saat mereka dewasa nanti. Tak hanya perempuan, namun laki-laki pun sebaiknya memahami keterampilan memasak karena hal ini merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh semua orang,” jelas Debby Lukito.
Anak-anak buruh Suwun yang hadir juga diberikan bingkisan, kotak makan siang, dan kue untuk bisa mereka santap saat tiba di rumah masing-masing.
Program Terusan Yang Akan Berjalan
Kegiatan Komunitas Kanaditya lainnya dalam waktu dekat ada pada Selasa (5/11/2019) akan ada kelas memasak di rumah singgah Ronald McDonald di Rumah Sakit Sanglah.
Kemudian pada Sabtu (16/11/2019) akan ada kegiatan Literasi untuk Semua di desa Nawakerti, kecamatan Abang, Karangasem, Bali.
Serta akan ada kelas memasak di Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar pada Rabu (20/11/2019) dan Jumat (22/11/2019). Tak lupa juga akan ada kegiatan kunjungan rutin dan storytelling untuk para pasien anak penderita kanker di rumah sakit Sanglah.
Komunitas ini dibentuk pada Januari 2012 lalu dan didirikan oleh Debby Lukito Goeyardi, B.Sc beserta rekannya Dewa Gede Agung Dharmayasa.
Sejak tahun 2012 Komunitas Kanaditya rutin mengadakan kegiatan bersama anak-anak buruh suwun di pasar Badung bekerja sama dengan Yayasan Lentera Anak Bali.
Fokus utamanya adalah mengedukasi sekaligus membekali anak-anak ini dengan ketrampilan yang bisa bermanfaat bagi kehidupan mereka saat ini dan nanti. (HAD)