ERAMADANI.COM, JAKARTA – Doa bagi dokter dan tenaga kesehatan yang telah gugur dalam perjuangan penanganan wabah Covid-19, juga bagi mereka yang masih berada di garis depan itu digalakkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu malam (2/9/20).
IDI yang menginisiasi doa bersama ini berharap dapat memberikan ketahanan mental kepada para dokter dan tenaga kesehatan (Nakes) yang masih berjuang menghadapi pasien Covid-19.
Juga mendoakan atas perlindungan terhadap mereka dan keselamatan rakyat Indonesia di tengah pandemi.
Doa dipimpin oleh pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, K.H. Abdul Hakim Mahfudz.
Diikuti ribuan masyarakat Indonesia, yang tersambung langsung melalui kanal YouTube serta ruang digital Zoom.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menyampaikan atas nama pemerintah, duka yang sangat mendalam kepada para dokter dan Nakes yang wafat dalam menyelamatkan pasien dari wabah Covid-19.
Pada kesempatan itu, ia mengatakan bahwa pemerintah berusaha keras untuk membantu dan mendukung para dokter dan Nakes dalam penanganan Covid-19.
Menurutnya, mereka adalah kelompok rentan karena berada di garis depan, sehingga membutuhkan dukungan untuk membangun rasa aman dan menjamin keselamatan dalam bertugas.
“Dokter adalah garda terdepan atau queen of battle. Mereka tidak bisa ditinggal sendirian. Kebutuhan perlu dipenuhi agar mereka dapat melakukan tugas-tugasnya dengan baik,” ujar Effendy melalui ruang digital, Rabu (2/9/20).
Sementara itu, Ketua Pengurus Besar IDI Daeng, M. Faqih berharap masyarakat dapat hidup berdampingan dengan Covid-19, sehingga tetap produktif dan tidak tertular virus SARS-CoV-2.
Covid-19 dan Peran Penting Masyarakat
Ia juga berharap semua pihak untuk patuh terhadap protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Setiap individu dapat menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.
Di samping itu, perwakilan tokoh Islam, Gus Mus mengungkapkan kesedihan mendalam atas wafatnya pejuang kemanusiaan. Ia menekankan bahwa pandemi ini adalah persoalan bersama.
“Bukan persolaan para dokter atau tenaga medis, tetapi permasalahan kita semua karena virus ini menimpa kita semua,” ujar Gus Mus.
“Kita tidak boleh melepas tangan untuk memerangi virus ini. Ini akan memberikan kesia-siaan mereka yang telah berjuang mengakhiri Covid,” tambahnya.
Ia mengajak semua pihak untuk mengakhiri Covid-19 di Tanah Air.
“Marilah kita mematuhi untuk menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,” ungkapnya.
Pada doa yang diikuti sekitar sembilan ribu warga ini, pesan perubahan perilaku disampaikan oleh perwakilan tokoh masyarakat, Chairul Tanjung.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan selalu mendukung pemerintah dalam perubahan perilaku untuk mengakhiri pandemi
Hingga hari ini (2/9/20) sebanyak 104 dokter wafat saat bertugas dalam penanganan pasien Covid-19.
Pemerintah berharap para dokter dan Nakes dapat lebih optimal dalam melindungi diri, sehingga tidak terpapar virus saat berada di garda terdepan.
Usai pelaksanaan doa bersama, Kepala BNPB sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada IDI yang menaungi para dokter.
Hal tersebut disampaikan melalui perwakilan IDI yang juga moderator acara, M. Adib Khumaidi. Ia berpesan dalam mengakhiri Covid-19, masyarakat berperan penting dalam memutus rantai penularan melalui 3M.
“Jadikan masyarakat sebagai ujung tombak penanganan Covid-19 dan tenaga medis sebagai benteng terakhir,” ujar Doni.
Turut hadir pada acara doa bersama malam ini, Menteri BUMN yang juga Kepala Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir.
Pejabat kementerian dan lembaga, serta tokoh lintas agama, yakni Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu.
Selain itu ada pula budayawan, komunitas dokter yang tergabung dalam IDI, dan masyarakat dari berbagai latar belakang. (ZAN)