ERAMADANI.COM, DENPASAR – Pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bali menyelenggarakan rapat umum, pada Senin (18/11/2019) lalu, di Warung Bu Umi Halal Central Parkir Kuta.
Rapat ini dihadiri oleh pengurus DDII beserta jajarannya, pengurus Laznas Dewan Da’wah Perwakilan Bali beserta jajarannya, pengurus Usaha Unit Komersil beserta jajarannya.
Rapat yang berlangsung pada malam hari itu, membahas tentang arah gerak masing masing divisi yang dimiliki DDII Provinsi Bali.
Mulai dari divisi yang baru saja dilahirkan yaitu Unit Usaha Komersil (UUK) yang diharapkan mampu menjadi realisasi kemandirian da’wah DDII ke depanya.
Rapat Umum: Laporan Dari Divisi
Divisi ini berkaitan dengan segala usaha dan urusan komersial lainnya yang berkaitan dengan kepentingan ummat, yang di ketuai oleh Ustadz Chairul Islam, SE.
Chairul Islam mengatakan bahwa unit ini akan diselengarakan aktivitas jual-beli yang keuntungannya untuk aktivitas dakwah.
Dengan membonceng Laznas yang memiliki program unggulan desa binaan akan berupaya terus menggali potensial desa yang dapat dipasarkan melalui unit ini.
Ia juga berharap dapat membantu perekonomian masyarakat desa untuk lebih berkembang, dan yang paling utama adalah Koperasi Syariah yang akan memerangi riba.
“Koperasi konsumen yang telah diresmikan dewan da’wah pada 2019 ini diharapkan menjadi da’wah perekonomian yang berkonsep semangat ta’awun diantara muslimin di Bali” papar Ustadz Cheppy.
Akademi Da’wah Indonesia (ADI) juga melapaorkan kegiatan dari divisi ini yang akan berajalan di akhir tahun ini, yang disampaikan oleh Ustadz Agus Salim.
Ia mengatakan berlahan tetapi pasti ADI akan berjalan dengan baik kedepannya sesuai dengan yang diharapkan divisi ini.
Ditambah lagi dengan dihadirkan Tuan Guru Bajang (TGB) Zainal Arfan sebagai Musyrif ADI Bali yang diberi tugas pengabdian sebagai Musyrif ADI selama 2 tahun.
“Kita akan mencari mahasiswa yang akan dibina di ADI dengan persyaratan harus boarding (mondok) dan mau mengikuti pendidikan selama satu tahun.” tuturnya.
Rencana Kajian Rutin
Rapat umum itu, juga membahas pengurus DDII akan melaksanakan kajian rutin bulanan yang bertemakan problematika ummat kekinian.
Ustadz Drs Hasan Basri, SE, MBA (UHB) mengatakan akan menghadirikan asatidz DDII dari luar bali untuk menimba ilmu dan dapat menanbah wawasan.
Ia juga berharap kegiatan ini akan mampu menjadi ajang silaturrahmi Pengurus DDII Bali khususnya muslimin Bali dan Pengurus DDII lainnya.
“Kegiatan ini akan segera direalisasikan demi mengisi kekosongan media yang siap menjawab pertanyaan-pertanyaan dari ummat,” ungkapnya.
Program lainnya yang diaangap penting adalah mewujudkan Gedung Da’wah sebagai media penunjang da’wah, atau sarana sentral kegiatan program da’wah.
Yang dapat dimasuki mulai dari kanak-kanak hingga usia senja, dengan program pendidikan untuk anak-anak, remaja, dewasa, ummahat, muallaf yang akan diganti sebagai gelar muhtadin.
“Tahun 2020 kita akan segera wujudkan atas izin Allah karena sekecil-kecilnya burung pasti dia memiliki sarang untuk menetaskan telur-telur yang dapat melanjutkan regenerasi burung tersebut” lanjut UHB.
Dibentuknya Panitia Khusus
kedepannya untuk mensukseskan program ini akan dibentuk panitia khusus untuk menorehkan sejarah di Gedung Da’wah Bali.
Divisi Laznas yang diketuai Ustadz Kusumawardhana menghimbau bahwa kedepannya Laznas akan menghadapi regulasi-regulasi yang sangat ketat.
Tujuannya agar Laznas dapat menjalankan amanah para donator atau muzakki dengan seprofesionalis mungkin.
Kemudian mensosialisasikan bahwa Laznas meraih peringkat ke-4 penghimpunan dari seluruh penghimpunan ZIS laznas perwakilan, dan Laznas.
Keduanya telah mendistribusikan ZIS sejumlah 98% karena kebijakan BAZNAS tidak boleh dana mengendap minimal 85%.
“Semua ini bertujuan untuk menyegerakan tersalurkannya ZIS dari para muzakki ataupun munfiq yang menyalurkan melalui Laznas Dewan Da’wah Bali” ulasnya.
Pertemuan itu di tutup dengan tausiyah dan arahan dari ketua umum DDII Prov Bali Ustadz Drs Hasan Basri.
Ia menyampaikan bahwa manusia ialah makhluk hidup, kriteria kehidupan itu ialah bergerak, pergerakan boleh sendiri-sendiri ataupun bersama-sama.
Karena setiap pergerakan akan punya makna apalagi jika bergerak bersama-sama.
Seperti halnya shalat, orang yang shalat berjama’ah akan lebih unggul 27 derajat ketimbang orang yang sholatnya sendiri.
Hal ini menunjukan bahwa berjama’ah lebih utama ketimbang sendiri. Setiap perjuangan itu harus punya wadah, setiap wadah harus punya tempat.
“Oleh sebab itu, kita akan beranikan diri untuk merealisasikan gedung da’wah atau sekretariat” tuturnya. (HAD)