ERAMADANI.COM, DENPASAR – Sabtu (13/07/2019) kemarin, Forum Lingkar Pena (FLP) mengadakan acara literasi untuk masyarakat Kota Denpasar khususnya generasi millennial. Kegiatannya berupa Bedah Buku “Nafas Cinta dan Politik”.
Bedah Buku Bersama Penulisnya
Bedah buku tersebut bertempat di Warung Upnormal, Renon, Denpasar. Pengarang buku “Nafas Cinta dan Politik” yaitu Lailatul Widayati atau yang lebuh akrab disapa Wiwid langsung didaulat sebagai pembicara.
Dalam kesempatan tersebut, Wiwid bagikan cerita proses pembuatan novelnya dari segi penulisan hingga pemasaran.
Hal tersebut menjadi inspirasi sendiri bagi para millenial yang hadir agar punya semangat serupa di bidang literasi.
Meringankan Tema Politik Agar Mudah Dinikmati
Buku “Nafas Cinta dan Politik” berkisah tentang persahabatan dua orang yang menjadi tokoh utamanya. Dua orang tersebut merupakan akademisi yang sering berdiskusi tentang kondisi bangsa dan negara.
Novel ini tidak sekedar membahas negara dalam konteks demokrasi. Melainkan juga banyak menyinggung hal-hal yang tabu di masyarakat seperti Atheisme dan LGBT.
Konflik yang terjadi dalam novel tersebut di-muarakan pada kesimpulan bahwa manusia tidak akan bahagia jika tidak kembali pada Agama.
Kisah politik yang menjadi tema utama novel ini dibahas dalam alur cerita apik.
”Novel ini diedikasikan kepada kaum millennial sehingga mereka memiliki kepekaan terhadap bangsa dan negara!”, Ujar Wiwid.
“Siapa lagi yang akan peduli terhadap bangsa dan negara jika pemuda tidak menjadi ujung tombak pembangunan sebuah negara”, tambahnya.
Wiwid menerangkan bahwa novelnya berusaha meringankan kesan “berat” terhadap tema politik bagi para millenial.
Dengan Teknik penulisan yang menarik, Wiwid berusaha mengembangkan tema politik menjadi sebuah narasi ringan yang layak dinikmati generasi millennial.
“Kebetulan saya suka hal-hal yang beraroma hukum dan politik. Sehingga saya ingin membuat sebuah novel dengan tema utama politik. Millenial dapat menikmati novel ini karena gaya bahasanya sangat akrab dengan pergaulan millenial”, jelas mantan aktivis dakwah Universitas Udayana tersebut.
Memberikan Tips Menulis Kreatif
menurut Wiwid, menulis adalah menuangkan ide. Jadi sebelum mengeluarkan ide dalam pikiran kita akan mengeluarkan imajinasi.
Ide bisa tumbuh dari pengetahuan kita dengan rajin membaca. Maka kampanye budaya mebaca dapat bangkitkan semangat menulis bagi para millenial Indonesia.
“Jika rajin membaca, mudah untuk bergabung dengan komunitas literasi seperti Forum Lingkar Pena ini.”
“Dengan itu kita rajin berdiskusi. Membaca memudahkan kita melihat dunia dan punya pengetahuan apapun”, Pesan Wiwid yang juga Direktur Pendidikan Sekolah Mutiara Bali dalam pesan penutupnya. (HAD)