ERAMADANI.COM, DENPASAR -Kamis (13/02/2020) kemarin, Film Semes7a untuk pertama kalinya ditayangkan di Bioskop yang merupakan film dokumenter produksi Nicholas Saputra dan Mandy Marahimin oleh PH mereka, Tanakhir Films.
Tak jauh berbeda dengan di Denpasar yang ditayangkan perdana di Bioskop XXI TSM Pulau Dewata. Angka 7 dalam film tersebut, menjadi tema sentral yang membuat penasaran.
Terdapat banyak pelajaran yang bisa diambil dari film ini, terutama tentang upaya pelestarian lingkungan hidup, dan hidup dalam keberagaman
Film Semes7a mengajak kita berkeliling sembari menikmati kekayaan alam di Tanah Air, mulai dari titik ujung barat Nusantara, yakni Desa Pameu, Aceh.
Hingga menuju bagian ujung timur Indonesia, tepatnya di Kampung Kapatcol, Papua. Betapa indahnya melihat sisi kehidupan yang berbeda.
Film ini juga dilengkapi dengan teks Bahasa Inggris, sehingga film ini nantinya dapat tayang pula di luar negeri.
Sebelumnya film Semes7a diresmikan secara terbatas oleh berbagai jaringan bioskop di kawasan Jabodetabek, Yogyakarta, Cikarang, dan Manado mulai 30 Januari lalu.
Disusul oleh Bandung dan Semarang yang mendapatkan kesempatan untuk menayangkan film Semes7a mulai 6 Februari lalu.
Selain XXI TSM, Denpasar, pemutaran film dokumenter kreatif Semes7 ini juga di putarkan di 2 kota yaitu Surabaya (Tunjungan XXI), dan Malang (Araya XXI),
Model penayangan secara bergiliran dibeberapa daerah yang mirip penyelenggaraan konser tur, sejak awal memang sengaja dirancang oleh produser Tanakhir Films.
Film Semes7a Tidak Membosankan
Sejumlah penonton yang telah menyaksikan Semes7a mengaku bahwa meskipun film arahan Chairun Nissa ini berupa dokumenter
Akan tetapi secara audio dan visual penyajiannya jauh dari kata membosankan, lebih kepada penasaran dengan isi film itu.
Film ini mengambarkan tentang aktivitas dari tujuh orang yang merawat Indonesia. Orang orang itu merupakan protagonis dari tujuh daerah berbeda yang ada dalam film itu.
Penyajian yang cukup ringan sehingga mudah untuk di mengerti dan mudah dicerna oleh penonton dari berbagai rentang usia dan latar belakang yang berbeda.
“Melihat beberapa peran agama untuk mengingatkan kita untuk selalu melindungi alam dan sesama manusia di kehidupan” ungkapan Rika salah satu penonton.
Rika berharap untuk penayangan film ini hendaknya bisa ditayangkan dan di tonton oleh masyarakat di seluruh Indonesia untuk dapat mengambil hikmahnya.
Bahwa kesadaran untuk menjaga Indonesia kedepannya sangat di perlukan, apalagi untuk para generasi pemegang tongkat estapet kepemimpinan.
Sebab Indonesia, bukan milik pribadi, atau milik segilintir orang atau bahkan milik para penguasa saja, tapi Indonesia yang membentang dari Sabang hingga Merauke adalah milik kita semua, yang hendak dijaga.
Jadwal Penayangan
Usai penayangannya di Surabaya, Malang, dan Bali, tur film Semes7a dijadwalkan akan berlanjut di Medan dan Makassar pada 20 Februari mendatang.
Untuk warga Medan bisa menyaksikannya di layar bioskop Centre Point XXI dan CGV Focal Point. Sementara di Makassar melalui Nipah XXI dan CGV Daya Grand Square.
Berselang sepekan, tepatnya 27 Februari, layar bioskop Ayani XXI Pontianak dan Studio XXI Banjarmasin yang akan memutarkan film ini.
Sementara untuk tur penayangan film ini akan berakhir pada 5 Maret 2020 mendatang, bertempat di Palembang Square XXI dan XXI Plaza Andalas Padang.
Nah, untuk para penonton atau komunitas, instansi, sekolah, dan kampus yang ingin mengadakan nonton bareng film Semes7a tak perlu kahwatir.
Walaupun daerahnya tidak termasuk dalam jadwal penayangan tadi, Tanakhir Films tetap mengakomodir keinginan tersebut.
Caranya dengan mengirimkan email ke info@tanakhirfilms.com atau bisa juga mengirimkan pesan kepada Sekar melalui nomor 0811-1099-982.
Pihak Tanakhir Films akan membantu memesankan studio dengan kapasitas yang sesuai jumlah penonton, untuk itu jangan sampai ketinggalan untuk menyasikan. RIE