ERAMADANI.COM, DENPASAR – Sabtu (16/11/2019) pagi tadi, Keluarga Muslim Fakultas Ilmu Budaya (Kamus-FIB) Universitas Udayana mengelar kajian perdana di Musholla Al Amin sanglah, Denpasar.
Kajian perdana alias pertama ini mengusung tema “Tak Ingin Terus Menerus Seperti Ini”, yang di sampaikan oleh ustadz Zainuddin l.c. selaku pemateri kajian.
Tujuan dari tema ini adalah untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada seluruh anak muda agar lebih sadar dengan apa yang sebenarnya dicari selama hidup.
Acara kajian ini dibuka langsung oleh ketua umum Kamus FIB yaitu Erwin Kurniawan yang menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pengurus yang telah membantu mensukseskan acara ini.
Ia berharap tema yang diangkat menjadi batu lonjatan untuk melakukan perubahan dalam hidup seseorang, tidak hanya jalan di tempat saja namun terus melangkah maju.
Aris selaku devisi internal Kamus FIB juga menyampaikan bahwa sebelumnya kajian ini sempat terkendala dengan beberapa alasan yang tak memungkinkan berlangsungnya kajian.
Ia juga mengatakan bahwa kajian yang digelar ini merupakan hasil kerja sama dengan Broadcast Dakwah Islam.
Oleh sebab itulah, ia sangat gembira dan senang bahwa pada hari ini dapat menyelengarakanya kajian setelah beberapa lama diam.
Sama halnya seperti Kamus FIB itu sendiri, bahwa sebelumnya organisasi ini pernah vakum dan tak terlihat.
Tapi sekarang dengan niat dan kerja keras bersama para anggota dapat membangun Kamus lebih berkembang ke depannya
Kajian Perdana Kamus FIB
Ustadz Zainudin selaku pemateri mengingatkan peserta bahwa dalam menyapaikan dakwah atau kebenaran di muka bumi akan selalu ada rintangannya.
Karena orang yang berdakwah jumlahnya tidaklah banyak melainkan sedikit, dan yang paling banyak adalah orang orang yang pasif, padahal diri sendiri sejatinya adalah pendakwah.
Ia juga mengatakan bahwa dunia ini hanyalah tempat untuk bermain, hanya sebatas senda gurau, bak nenek tua yang di make up agar terlihat cantik.
“Kebanyakan kita tertipu dengan kecantikan dan kemewahan dunia hingga lupa akan kehidupan di akhirat kelak” tuturnya.
Menguak Makna Tak Ingin Terus Menerus Seperti Ini
Maka banyaklah orang mengejar duniawi, yang katanya penuh kenikmatan, padahal ketika semua yang didapat belum tentu akan menghasilkan kenikmatan juga.
Tapi kita harus ingat jika kematian menjemput, kita akan di tinggalkan oleh orang orang tersayang dan bahkan ditinggalkan oleh harta yang dikejar selama hidup.
Hanya ada empat pertanyaan nantinya yang akan di tanyakan ketika kemantian menghampiri mu.
Yaitu tentang umur yang digunakan, masa muda yang dipergunakan, harta dari mana dan kemana di bawa, dan bagaimana mengamalkan ilmu.
Maka dari itu jangan hanya harta saja yang kita kejar selama di dunia, lakukanlah sebuah perubahan, agar dapat ketentraman selama hidup.
Lalu, sampai kapan kita akan mengejar dunia? Dunia yang kita kejar belum tentu mendapatkan kenyamanan dan kebahagian, karena hanya mengingat Allah hati akan tenang.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).
Surah ini menunjukan segala kegalauan dan kegundahan dalam hati akan hilang dan berganti dengan kegembiraan dan kesenangan hanya dengan mengingat sang pencipta.
Maka dari itu ia menghimbau kepada peserta, untuk menjadikan dunia ini sebagai perantara untuk bekal di kehidupan akhirat nantinya.
Serta, berhijrahlah agar tidak terus menerus seperti ini, sehingga ada perubahan yang maha dahsyat dalam hidup kita sendiri.
Oleh sebab itu, sempatkanlah untuk belajar, mengali ilmu agama dan carilah kawan yang lebih baik, karena agamanya seseorang tergantung dengan siapa ia berkawan.
Diakhir kajian Ustadz Zainudin bertanya tentang kapan terakhir kali kita menangis kepada Allah?
Jangan katakan orang yang sering menangis cengeng karena yang sering menangis juga merupakan langkah untuk membersihkan hati.
Usai ustadz menyampaikan materinya, beberapa pertanyaan ditanyakan oleh peserta kajian, dengan menuliskan di kertas pertanyaan yang ingin di ajukan. (MYR)