ERAMADANI.COM, JAKARTA – Edhie Baskoro Yudhoyono selaku Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI serta Anggota DPR RI angkat bicara terkait polemik celana cingkrang.
Pelarangan pemakaian celana cingkrang dan cadar di lingkungan kerja Aparatur Sipil Negara ASN yang kini sedang jadi buah bibir dikalangan masyarakat.
Dilansir dari JPNN.com, peraturan dalam dunia kerja itu wajar, tapi dengan kultur dan agama yang berbeda beda, apalagi Indonesia masyarakat yang majemuk tentu harus disesuaikan.
“Kultur, Agama, Peraturan Kerja adalah hal berbeda yang harus disesuaikan dalam bingkai harmoni, sesuai aturan yang berlaku santun,” tulis Ibas di akun Twitter-nya pada Rabu (6/11/2019) lalu.
Menurut Ibas, Lebih Penting Akhlak Dari Pada Celana Cingkrang
Anak kedua Presiden RI ke-6, SBY itu menegaskan, yang terpenting adalah bagaimana sikap baik dan sopan semua manusia dibandingkan dengan penampilan.
“Terpenting adalah bagaimana setiap insan manusia memiliki sifat ahlakul karimah (sikap baik),” tuturnya.
Akhlak merupakan perangai yang melekat pada seseorang yang memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang baik dari lahir maupun waktu kecilnya.
Selain itu, pria jebolan Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura itu juga mengomentari, pembatasan usia petugas KPPS.
Yaitu Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk Pilkada 2020 mendatang, oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurutnya, sangat bijak yang dilakukan oleh lembaga yang di ketuai oleh Arief Budiman itu. Namun, setiap momentum adalah sebuah pengalaman.
Pengalaman buruk adalah mimpi buruk dan biayanya sangat mahal (bahkan bisa merengut nyawa), dan pengalaman adalah guru untuk kehidupan selanjutnya.
“Sangat bijak membatasi usia KPPS untuk antisipasi pekerjaan dengan semangat, kemampuan dan energi yang tepat untuk tugas merawat demokrasi yang mulia,” tuturnya.
Polemik mengenai pelarangan cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintah yang dikemukakan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi ini memang telah menjadi buah bibir publik
Beberapa kalangan pun telah angkat bicara terkait polemik ini. Sebagian kalangan mengingatkan Menag tidak terburu-buru dan berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan. (HAD)