ERAMADANI.COM, DENPASAR – Selasa (01/10/2019) Forum Aliansi Mahasiswa Bali (FAMILI) turun ke Jalan Raya Puputan, Kota Denpasar guna mengajak masyarakat Bali menandatangani petisi.
Petisi ini bertujuan untuk mendukung pembangunan pada pemerintahan Jokowi dan mendorong untuk dibersihkannya KPK dari kepentingan politik praktis
Petisi tersebut menargetkan hingga 1000 tandat tangan baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat yang berlalu lalang di jalan, dengan membawa sebuah spanduk besar yang bertuliskan “Save KPK dari politik Sengkuni” dan sebuah tagar #kamibersamajokowi.
Deklasrasi tersebut dilakukan sepanjang jalan raya Puputan, Kadek Dedi Andika Yana, Ketua Forum Aliansi Mahasiswa Bali (FAMILI) dalam orasinya menyatakan “Save KPK, Politik Sengkuni Oknumnya”,tegas Andika.
Sebagai mahasiswa yang menyuarakan aspirasi masyarakat Ia juga mengajak seluruh warga Bali, untuk menandatangani petisi tersebut, dan saling mendukung satu sama lain.
Pernyataan itu menjelaskan bahwa apa yang terjadi saat ini adalah subuah permainan politik sengkuni oleh oknum yang tidak punya visi untuk Indonesia.
Pernyataan Sikap Forum Aliansi Mahasiswa Bali (Famili)
Koordinator Aksi menyampaikan beberapa poin penting dalam pernyataan sikap FAMILI. Adapun pernyataan sikap yang dibawakan sebagai berikut:
- Mendukung penuh keputusan Presiden yang tidak mengeluarkan perpu UU KPK.
- Menolak dengan keras tidakan-tidakan anarkisme.
- Mendorong untuk dibersihkannya KPK dari kepentingan Politik praktis, dalam pemberantasan KPK yang tebang pilih.
- Mendukung penuh Presiden terpilih Ir. Joko Widodo dalam Pembangunan yang berkelanjutan
Apa Itu Politik Sengkuni ?
Dilansir dari kompasiana.com, Sengkuni adalah salah satu tokoh yang diambil dari kisah epik Wayang Mahabharata. Diceritakan bahwa Sengkuni adalah Mahapatih yang merangkap sebagai penasehat raja di Kerajaan Astina, kerajaan yang dikuasai keluarga Kurawa.
Patih Sengkuni dikenal karena prinsip hidupnya yang ekstrim, yaitu: “biarlah orang lain menderita, yang penting hidupnya bahagia”. Dengan prinsip hidup seperti itulah, Sengkuni menjalani karirnya yang munafik, licin, licik, culas, hasut, penuh tipu muslihat. (TAG)