ERAMADANI.COM, DENPASAR – Pada Jumat (17/5/2019), jamaah Musholla Mandala Darusaalam, Denpasar kedatangan Syaikh Isa Shalih yang merupakan Imam dan Dai Kementrian Wakaf Palestina. Syaikh Isa Shalih hadir mengisi Kajian Tarawih sekaligus menjadi Imam Shalat Isya serta Shalat Tarawih Disana.
Kajian yang diangkat saat mengisi ceramah di Musholla Mandala Darussalam mengangkat tema “Al Quran Penerang Jalan Hidup Manusia”.
Jamaah yang hadir memenuhi lokasi masjid saat Syeikh Isa Shalih hadir disana. Bahkan panitia mengingatkan agar para jamaah yang rumahnya tidak begitu jauh dari Musholla Mandala Darusalam untuk berjalan kaki.
Jamaah nampak begitu khidmat mendengarkan ceramah kajian Tarawih yang disampaikan Syaikh Isa Shalih. Ia memberikan tausiah ditemani seorang ustadz yang mahir berbahasa Arab untuk menerjemahkan.
Digalang Oleh Semeton Hijrah
Usai Shalat Tarawaih usai, Komunitas muslim yang mengatasnamakan Komunitas Semeton Hijrah Bali memberikan donasi harta sejumlah Rp 1.000.000 untuk di donasikan bagi Rakyat Palestina.
Donasi ini dikumpulkan langsung oleh komunitas ini secara spontan dan diniatkan untuk membantu Rakyat Palestina. Saat ini negara Palestina sedang diberikan cobaan. Tanah, harta benda, dan kebebasan sebagai warga negara direnggut akibat Agresi Militer yang dilaksanakan oleh Pemerintah Zionis Israel.
Di Palestina terdapat Masjidil Aqsa sebagai salah satu Masjid yang disucikan umat Islam. Di Masjid inilah Nabi Muhammad SAW pernah melakukan perjalanan Isra Miraj dan mendapatkan perintah langsung dari Allah swt ibadah shalat lima waktu.
Salah satu anggota Komunitas Semeton Hijrah, Gede Mulyawan mengatakan bahwa donasi yang diberikan merupakan bentuk aksi kemanusian bagi rakyat Palestina yang mengalami musibah atas Agresi Militer Pemerintah Zionis Israel.
Menurutnya Bangsa Indonesia memiliki hutang budi bagi rakyat Palestina. “Donasi kemanusiaan ini untuk rakyat Palestina, meskipun tidak banyak tapi ini merupakan bentuk rasa kepedulian Semeton Hijrah Bali. Palestina merupakan negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia secara de jure.”, Ungkapnya.
“Jika dahulu Palestina dan negara-negara muslim di dunia tidak mengajui kemerdekaan Indonesia. Mustahil saat ini negara Indonesia bisa merasakan kemerdekaan”, lanjutnya kemudian. (HAD)