ERAMADANI.COM, DENPASAR – Sampah plastik adalah masalah serius yang dihadapi masyarakat Indonesia, khususnya Bali. Sebagian besar masyarakat menggantungkan mata pencaharian pada sektor pariwisata. Bahkan Gubernur Bali I Wayan Koster mengeluarkan sebuah Peraturan Gubernur (Pergub) No 97 Tahun 2018 yang mengatur tentang pembatasan sanpah plastik sekali pakai.
Plastik sendiri terbuat dari campuran minyak bumi dan senyawa kimia lainnya. Benda itu menjadi isu lingkungan dan sering dibincangkan dalam beberapa forum. Hal itu dikarenakan sampah plastik perlu diproses puluhan hingga ratusan tahun untuk mengurai sampai plastik.
Dalam sebuah penelitian, pra-produksi plastik sendiri menghasilkan limbah asap yang jika tanpa sengaja terhirup oleh manusia dapat memicu kanker, ganguan pernafasan, diabetes, gangguan sistem saraf dan endokrin.
Uraian tersebut diungkap oleh Anna, salah seorang pengurus Komunitas Plastik Detox dalam agenda kumpul relawan yang diselenggarakan pada hari Minggu (21/04/2019) di Kantor Catalyze Jalan Penyaringan No 30 B Sanur Denpasar pukul 09.00 wita.
Kegiatan Positif Yang Dilakukan Komunitas Plastik Detox
Tema besar yang diambil dalam kumpul relawan komunitas Plastik Detox pekan ini adalah “Kenapa Kita Mengurangi Plastik Sekali Pakai”.
Dalam paparannya, Anna menjelaskan dengan rinci cara manajerisasi pengelolaan sampah plastik yang tepat. “Hal sederhana yang dapat memudahkan masyarakat menanggulangi sampah adalah melakukan pemilahan antara sampah organik dan non organik. Sampah yang mudah di daur ulang seperti sampah organik dapat meningkatkan produktivitas daur ulang menjadi semisal kompos” tandasnya.
Masyarakat dapat menerapkan pendekatan Conscious Waste untuk mengurangi sampah supaya tidak timbul masalah lingkungan.
“Langkah ini diantaranya kesadaran tentang sampah yang diproduksi (reflect), semakin sadar seseorang mengkonsumsi (reduce), sebisa mungkin menggunakan barang yang memang harus dikonsumsi (reuse), melakukan pengomposan (ROT), dan daur ulang sebagai langkah terakhir (recycling)” paparnya.
Salah seorang relawan bernama Khrisna Satya Wiananda, mengaku sangat senang hadir dalam acara tersebut. “Menarik sekali agenda pembahasan relawan Komunitas Plastik Detox pekan ini. Hal positif yang bisa saya petik kali ini adalah bijak dalam mengelola sampah untuk diri sendiri maupun untuk lingkungan sekitar” ujarnya. (HAD)