ERAMADANI.COM, BALI – Isra’ dan mi’raj itu adalah sebuah peristiwa sejarah penting, bahkan menentukan kemenangan langkah selanjutnya dalam perjuangan baginda Rasulullah SAW. Sebuah peristiwa yang menggambarkan “kebangkitan” setelah terjadi stagnasi dalam perjalanan juang itu.
Isra’ berarti perjalanan di malam hari. Yang sekaligus bermakna bahwa perjuangan itu adalah perjalanan abadi, tiada henti dalam keadaan malam senyap sekalipun.
Perjalanan menggambarkan pergerakan yang berkesinambungan. Bahwa perjuangan itu mengharuskan pergerakan tiada henti. Pergerakan (harakah/movement) itu sendiri menjadi urat nadi perjuangan.
Malam menggambarkan kesunyian dalam kegelapan. Bahwa perjuangan itu bergerak bahkan dalam kesunyian, jauh dari hiruk pikuk, menembus kegelapan rintangannya.
Mi’raj itu adalah perjalanan ke atas (sidratul muntaha). Bahwa pada akhirnya pergerakan dalam juang itu, walaupun senyap dalam keheningan malam, akan menaiki ketinggian langit.
Langkah juang itu mutlak terbangun di atas keyakinan penuh bahwa pada akhirnya akan menemukan jalannya menuju ke atas. Menuju kepada yang tertinggi dari segala ketinggian.
Karenanya yakini jika langkah-langkah perjuangan itu tidak pernah terhenti. Dan pada akhirnya akan menuju ke atas ketinggian “ridho” Ilahi. Menemukan ketinggian dari segala ketinggian.
Alhamdulillah, sebagian dokumentasi kegiatan Isra’ Mi’raj oleh UBS di beberapa kabupaten.
- Masjid Al-Falah Padang Bai Karangasem
- Masjid Al-Hikmah Kampung Lebah Klungkung
- Gedung Pusunda Buleleng
- Wadah Silaturahmi Ubung Denpasar