ERAMADANI.COM – Israel menghadapi kecaman internasional setelah serangan udara di Kota Rafah di Selatan Gaza, yang dilaporkan menewaskan puluhan orang, dan kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, di kamp pengungsian, pada Minggu malam (26/5/2024).
Israel mengatakan serangan itu menargetkan dua teroris senior Hamas. Namun serangan itu juga melanda daerah di lingkungan Tel Al-Sultan di Rafah Barat di mana ribuan orang berlindung, yang menyebabkan kobaran api yang melalap beberapa tenda pengungsian.
Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi 45 orang dan 60 orang terluka. Jumlah tersebut belum dapat segera diverifikasi.
Dilansir dari bisnis.com, Pemerintah Israel pada Senin (28/5) menyatakan akan menyelidiki insiden tersebut. Akan tetapi, negara dan beberapa organisasi multilateral dunia memilih mengutuk serangan tersebut.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Joseph Borrell berpendapat serupa dengan PBB. Borrell mengatakan berita dari Rafah mengenai serangan Israel sangat mengerikan. “Saya mengutuk ini dengan sangat keras,” ucap Borrell.
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga bersuara mengenai tindakan Israel di Rafah. Macron menyerukan agar Israel menghentikan operasi militer di Gaza karena warga sipil setempat sudah tak punya tempat berlindung.