REDAKSI;Sudirman asnen
Harpan masyarakat pasca pemilihan kepala desa saebus saur
Impian masyarakat pulau saebus saur untuk memisahkan dari desa sebelumnya (sapeken),kini sudah terjawab,tepatnya pada hari kamis tanggal 15 desember masyarakat dua pulau tersebut melakukan pesta demorasi tingkat desa.
Antusias masyarakat dua pulau yang terpisah untuk memilih secara langsung kepada desanya sangat tinggi.Ini menunjukkan wujud dari demokrasi sudah mulai terlihat pada sikap penduduk yang benar-benar serius dalam menentukan pilinannya.
Tentu dengan setumpuk harapan yang begitu besar kepada kepala desa yang terpilih, agar bisa melanjutkan pembangunan yang selama ini belum berjalan dengan baik. Amanah masyarakat dari pemerintahan sebelumnya,benar-benar sudah diserahkan sepenuhnya kepada kades yang terpilih. Maka saatnyalah pada kades yang terpilih untuk merancang program-program unggulannya yang telah dikampanyekan kepada masyarakat.
Sejalan dengan program pemerintah untuk membangun desa, maka besar harapan masyarakat kepada kepala desa terbaru untuk menyambutnya dengan ikhlas serta penuh rasa tanggung jawab. Selain harapan masyarakat kepada tanggung jawab kepala desa untuk membangun desa juga berharap kepada dana desa untuk pembangunan desa yang sudah disediakan oleh pemerintah. Termasuk pemanfaatan kantor kepala desa yang selama ini kurang dimanfaatkan sebagat tempat pelayanan masyarakat, bisa difungsikan sesuai dengan amanah masyarakat saebus-saur.
Dana desa merupakan dana yang cukup menggiurkan untuk jalannya pembangunan desa bukan untuk sesuatu hal yang tidak bermanfaat. Semoga dalam penyalurannya tepat sasaran dan membuahkan hasil yang memuaskan, sehingga dengan dana tersebut, desa saebus saur,mengalami kemajuan yang berarti.
Kemajuan desa merupakan dambaan setiap masyarakat yang tinggal di dalamnya, maka pada momen terpenting ini, terlebih dalam mengawali tahun 2017 ini,semoga menggapai masa depan cerah, baik dalam bidang, ekonomi, sosial, budaya maupun keagamaan. Kita sangat merindukan para pemimpin yang arif dan bijaksana dalam membangun desa, sehingga desa tidak terplantingke jurang keterpurukan. Dan istilah desa sebagai tempat tertinggal, tidak lagi dikenal oleh saebus saur
Maaf mas Dirman. Ada kesalahan penyebutan dari kalimat desa saur saebus yang anda sbutkan desa saebus saur.. Mohon ditempatkan sebagaimna mestinya…