ERAMADANI.COM – Penyakit Brucellosis yang disebabkan oleh bakteri brucella kini menyerang China di saat dunia masih diselimuti pandemi Covid-19. Penyakit menular ini sangat rentan menyerang orang-orang dengan pekerjaan tertentu. Selain itu, terdapat wilayah-wilayah yang kerap terserang penyakit ini.
Penyakit Brucellosis menyebar ke manusia dari hewan yang terinfeksi, ketika mereka bersentuhan dengan hewan tersebut atau mengonsumsi produk hewan yang terkontaminasi bakteri.
Menurut laporan CDC, hewan yang paling sering terinfeksi brucella adalah domba, sapi, kambing, babi, dan anjing, dilansir dari Kumparan.com.
Para peneliti telah menemukan lima jenis bakteri brucella yang berbeda.
Masing-masing jenis bakteri brucella tersebut biasanya menginfeksi hewan yang berbeda.
Baru-baru ini, ilmuwan juga telah melihat strain bakteri brucella baru pada rubah merah dan hewan laut tertentu, termasuk anjing laut.
Brucella pada hewan tidak dapat disembuhkan.
Cara Penularan Brucellosis dari Hewan Terinfeksi Brucella ke Manusia
- Biasanya terjadi ketika orang makan daging kurang matang.
- Mengkonsumsi produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi.
- Menghirup bakteri penyebab brucellosis (inhalasi).
- Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka kulit atau selaput lendir, ketika orang memegang darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi.
Orang yang Rentan Terserang Penyakit Brucellosis
Menurut laporan Mayo Clinic, ada beberapa orang yang memiliki risiko tinggi mengidap brucellosis. Umumnya mereka bekerja dengan hewan atau yang bersentuhan dengan darah terinfeksi brucella.
- Dokter hewan
- Peternak sapi perah
- Peternak
- Pekerja rumah jagal
- Pemburu
- Ahli mikrobiologi
Pencegahan Penularan Brucellosis
- Menghindari produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi.
- Tidak makan daging yang dimasak tidak matang.
- Mengenakan sarung tangan saat bekerja dengan hewan atau di lab.
- Melakukan tindakan pencegahan keamanan di tempat kerja berisiko tinggi.
- Vaksinasi hewan peliharaan.
Wilayah Sebaran Penyakit Brucellosis
Mayo Clinic juga melaporkan jika penyakit brucellosis lebih sering terjadi di wilayah-wilayah berikut ini.
- Eropa Selatan, termasuk Portugal, Spanyol, Turki, Italia, Yunani, dan Perancis
- Eropa Timur
- Meksiko, Amerika Selatan dan Tengah
- Asia
- Afrika
- Karibia
- Timur Tengah
Penyakit brucellosis biasanya dimulai dengan gejala yang mirip penyakit flu.
Gejala awal itu di antaranya adalah demam, sakit kepala, lemah, keringat yang mengucur, menggigil, penurunan berat badan, dan nyeri sendi dan otot.
Peradangan hati dan limpa, serta gejala gastrointestinal atau pernapasan juga dapat terjadi bagi pengidap brucellosis.
Bagi pasien laki-laki, gejala penyakit ini juga termasuk testis yang meradang.
Durasi gejala brucellosis biasanya mulai muncul pada 5-60 hari setelah seseorang terinfeksi.
Infeksi ini bisa berlangsung selama berhari-hari atau berbulan-bulan, terkadang dapat berlangsung selama satu tahun atau lebih dan dapat kambuh kembali.
Walaupun demikian, terdapat pula beberapa orang tidak mengalami gejala infeksi penyakit ini.
Adapun bagi perempuan hamil, ibu dan bayi dapat berisiko terkena penyakit parah jika mengidap penyakit ini.
Apabila tidak diobati, infeksi dapat menyebabkan cacat lahir, aborsi spontan, atau kematian janin.
Menurut laporan CDC, meski kasus penularan antarmanusia sangat jarang, brucellosis dapat menular dari orang ke orang, di antara cara penularannya sebagai berikut.
- Ibu hamil dan menyusui yang terinfeksi dapat menularkan infeksi kepada bayinya.
- Penularan melalui seksual.
- Transplantasi jaringan atau transfusi darah.
Orang yang terinfeksi brucellosis dapat diketahui melalui keberadaan bakteri brucella di sampel darah, sumsum tulang, atau cairan tubuh lainnya.
Selain itu, tes darah dapat dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang melawan bakteri.
Apabila orang diketahui ternyata positif brucellosis, maka dokter dapat meresepkan antibiotik sebagai obat.
Menurut catatan CDC, kematian akibat penyakit ini jarang terjadi, yang mana tingkat kematian pasien kurang dari 2 persen dari total kasus. (ITM)