ERAMADANI.COM, DENPASAR – Vaksin virus corona menjadi jalan keluar yang dinantikan selama ini. Pengembangan vaksin corona di Indonesia pun dilakukan dengan dua cara. Pengembangan dalam negeri dan pengembangan dengan bekerja sama bersama negara lain.
Konsorsium Riset Nasional masih berupaya menciptakan vaksin yang dikembangkan melalui virus khas Indonesia. Adapun kerja sama dengan negara lain tetap dilakukan, di antaranya dengan negara China, Korea Selatan, UEA, Inggris, Amerika Serikat, dan lainnya.
Berbagai Vaksin Virus Corona
1. Vaksin Merah Putih
Vaksin Merah Putih merupakan vaksin yang dikembangkan di dalam negeri. Lembaga Molekuler Eijkman memimpin tim riset yang terdiri atas sejumlah lembaga dan universitas.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa proses pengembangan vaksin Merah Putih telah mencapai 30-40 persen. Ia optimistis dan menargetkan vaksin ini dapat diproduksi pada pertengahan tahun 2021.
Akan tetapi, Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa pengembangan vaksin ini masih dalam tahap awal, yakni mengurutkan genom (whole genome sequencing).
Bambang menjelaskan, whole genome sequencing ini dilakukan penelitian oleh masing-masing negara. Hasilnya lalu disampaikan kepada GISAID, yang merupakan bank data virus influenza global.
Setelah dari GISAID, mereka melakukan analisis dan karakterisasi virus penyebab COVID-19 yang beredar di seluruh dunia.
“Saat ini, Indonesia sudah menyampaikan sekitar 34 sequence dari genome SARS-CoV-2, di mana hanya 24 yang dilakukan analisis lebih lanjut oleh GISAID. Karena 24 ini dianggap sudah memenuhi syarat sebagai whole genome sequence,” jelas Bambang, Rabu (2/9), dilansir dari Kumparan.com.
“Kita harapkan di triwulan 3 2021 harapannya kita sudah bisa memproduksi tahapan awal dari vaksin merah putih ini untuk keperluan publik,” imbuhnya Bambang.
2. Vaksin Sinovac China
Vaksin Sinovac asal China sampai saat ini masih dalam proses uji klinis tahap 3 di Indonesia. Ada sebanyak 1.620 relawan akan melewati proses yang sudah dimulai sejak 11 Agustus lalu di 6 titik di Bandung.
Ketua Tim Riset Uji Vaksin Sinovac dari FK Unpad, Prof Kusnandi Rusmil mengatakan bahwa pihaknya telah menyuntikkan vaksin ini kepada kurang lebih 140 dari 1.620 relawan tersebut.
Hasil uji coba baru terlihat 6 bulan terhitung saat vaksin atau plasebo disuntikkan. Ia menjelaskan memang terdapat efek samping, tetapi tidak sampai membahayakan para relawan.
“Dalam fase 2 itu yang ngantuk itu enggak ada, yang ada itu cuma kemerahan, bengkak, demam. Yang ada 3 (efek samping) itu,” jelas Kusnandi.
Presiden Jokowi menargetkan masyarakat Indonesia mulai divaksin Sinovac pada Januari 2021.
3. Vaksin Sinopharm
Vaksin Sinopharm ini telah mendapatkan sertifikasi halal dan telah dijabarkan di jurnal ilmiah. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito.
Vaksin ini atas kerja sama pengembangan vaksin corona Sinopharm Indonesia dengan UEA.
UEA berkomitmen menyediakan 10 juta vaksin COVID-19 bagi Indonesia melalui kerja sama pengembangan vaksin COVID-19, antara perusahaan G-42, UEA dengan Sinopharm, China, dan Kimia Farma.
Adapun dari pihak Indonesia tetap meninjau langsung pelaksanaan uji klinik vaksin COVID-19 di Vaccine Testing Centre.
Hal itu dilakukan untuk memastikan uji klinik tersebut dijalankan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan untuk mendukung data keamanan dan khasiat vaksin tersebut. Nantinya proses vaksinasi vaksin ini dilakukan secara dua kali.
“Nanti konsep vaksinasinya adalah dua kali. Tentu kapasitas UEA itu ada 220 juta, tapi komitmen hari ini untuk 2020 adalah 30 juta vaksin dan 2021 sebanyak 50 juta vaksin,” terang Penny.
4. Vaksin yang Lain
Indonesia juga melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan lainnya, yakni perusaan CanSiono dari China, Genexine dari Korea Selatan, Yayasan Melinda and Bill Gates, dan Imperial College, London, Inggris.
Untuk CanSino, belum terdapat detail terkait bentuk kerja samanya dengan Indonesia. Akan tetapi, secara progres, China telah memberikan persetujuan paten terhadap kandidat vaksin dari CanSino yang bernama Ad5-nCOV.
Selanjutnya Genexine akan bekerja sama dengan perusahaan farmasi nasional PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Keduanya telah melakukan uji coba klinis vaksin virus corona pada Juni 2020.
Adapun terkait kerja sama dengan yayasan Melinda and Bill Gates masih sebatas rencana. Namun, pihak Indonesia telah mengontak pihak yayasan Melinda and Bill Gates.
Sementara itu, untuk kerja sama dengan Imperial College, London, Inggris, Plt Kalitbangkes Kemenkes, dr Slamet MHP mengatakan, pihaknya terus berkomunikasi dengan pihak terkait. (ITM)