ERAMADANI.COM, DENPASAR – Melalui sambungan telepon pada Senin (31/08/20), Presiden Jokowi berbincang dengan Presiden Xi Jinping, terkait sejumlah hal hubungan bilateral Indonesia dan China.
Dalam perbincangan tersebut, travel corridor menjadi salah satu pembahasan penting.
Travel corridor sendiri dianggap memudahkan hubungan kedua negara ini, khususnya bagi orang-orang yang sering bepergian Indonesia – China atau pun sebaliknya.
Dalam travel corridor ini diterapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Saya menyambut baik pengaturan travel corridor yang telah disepakati dua negara tanggal 21 Agustus 2020 lalu,” jelas Jokowi pada Selasa (1/9), dilansir dari Kumparan.com.
Hal itu untuk memudahkan perjalanan bisnis esensial dan kunjungan kedinasan yang mendesak. Tentunya dengan terus mematuhi protokol kesehatan secara ketat,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menginggung hasil kunjungan Menlu Retno Marsudi dan Menteri BUMN, Erick Thohir ke China beberapa waktu yang lalu.
Ia juga memberikan apresiasi terhadap kerja sama Indonesia – China yang berlangsung hingga kini. Baik di bidang kesehatan maupun ekonomi, terlebih di bidang pengadaan vaksin corona.
“Saya apresiasi dukungan pemerintah Tiongkok dalam upaya penguatan kerja sama kesehatan yang strategis, termasuk co-production dan penyediaan vaksin Covid-19,” ungkap Jokowi.
Xi Jinping telah menganggap Indonesia sebagai rekan kerja penting. Khusunya dalam kepentingan penyediaan vaksin corona.
Hingga saat ini Indonesia tengah berupaya mengembangkan tiga kandidat vaksin dari China.
Adapun vaksin itu ialah yakni Sinovac yang sedang uji klinis tahap III, Sinopharm, dan Cansino yang sedang dalam tahap diskusi.
“Saat ini China dan Indonesia secara aktif melakukan kerja sama untuk vaksin, yang menjadi sorotan baru dalam kerja sama bilateral melawan pandemi (corona),” ucap Xi Jinping.
China sendiri menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki peran penting dalam urusan regional maupun internasional.
Presiden China ini pun berjanji negaranya siap bekerja sama dengan Indonesia untuk menegakkan sistem internasional dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Hal itu untuk meningkatkan tata kelola global, hingga mempromosikan pembangunan masa depan. (ITM)