ERAMADANI.COM, DENPASAR – Sudah saatnya perempuan berpartisipasi aktif bersama-sama membangun bangsa dan negara melalui jalur politik. Oleh karena itu, perempuan politik merupakan aset yang harus terus didorong maju, bukan hanya kuantitas namun juga kualitasnya.
Bidang Perempuan dan Keluarga DPW Partai Gelora Indonesia Provinsi Bali menggelar kegiatan ‘Personal Branding’ bertempat di Sekretariat DPW Partai Gelora Indonesia Provinsi Bali, Ahad (26/07/2020).
Perwakilan pengurus DPW, DPD dan DPC se-Bali ikut memeriahkan acara. Menghadirkan narasumber Profesional Trainer, Putu Suprapti Santi Sastra yang sudah banyak pengalaman terjun dalam perpolitikan di Bali.
“Saya pernah muncul di perempuan politik. Perjalanan politik lah yang menjadikan pengalaman bagi saya dan bisa untuk memotivasi orang, menjadi seorang Trainer,” ujarnya.
Banyak hal yang dilalui Suprapti dan hal yang menurutnya paling berkesan adalah perjalanan di dunia politik.
Suprapti Santi mengajak kepada Kader perempuan Partai Gelora Bali untuk meningkatkan kualitas saat terlibat aktif dalam perpolitikan. Menurutnya hal terpenting dalam dunia politik adalah tentang personal branding.
“Sudahkah kita membangun personal brand?Bagaimana kita bisa membranding diri dan Partai sebagai strategi politik untuk mendapatkan suara atau menjaga suara. Hasil yang didapat itu melalui proses branding kita,” kata Suprapti.
Mereka berhasil dalam membangun personal branding adalah mereka yang gesit dalam memarketingkan diri mereka. Paling tidak, mereka mampu membangun awareness di mata publik tentang sosok mereka dan Partainya.
Untuk itu, menurut Ketua Bidang Perempuan dan Keluarga DPW Partai Gelora Indonesia Provinsi Bali Suttraini berharap seluruh Kader wanita Partai Gelora Bali bisa mengaplikasikan motivasi dari Bu Suprapti dengan potensi yang dimiliki.
Baginya, keterwakilan wanita dalam ranah politik menjadi hal penting. Hadirnya representasi wanita diharapkan dapat memperkuat partisipasi wanita dalam politik agar dapat menyampaikan aspirasi serta kepentingan perempuan yang selama ini dianggap kurang tersampaikan. (ZAN)