Shalat Dhuha, shalat sunnah yang dianjurkan dalam Islam, memiliki keutamaan yang luar biasa, termasuk sebagai jalan untuk meraih keberkahan rezeki dan perlindungan Allah SWT. Amalan ini, yang dikerjakan antara terbit matahari hingga sebelum waktu zuhur, seringkali diiringi dengan wirid dan doa-doa khusus yang semakin memperkuat ikatan spiritual dan memohon berbagai kebaikan. Praktik ini telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, menjadikannya sebuah tradisi yang hingga kini masih dipelihara oleh banyak umat muslim.
Shalat Dhuha: Waktu dan Keutamaan
Waktu pelaksanaan shalat Dhuha, menurut hadits dan ulama fikih, dimulai setelah matahari terbit sekitar tujuh hasta (sekitar 1,5 meter) hingga menjelang waktu shalat Zuhur. Rentang waktu ini memberikan fleksibilitas bagi umat muslim untuk melaksanakan shalat Dhuha sesuai dengan kesibukan masing-masing. Namun, keutamaan shalat Dhuha tetaplah besar, terlepas dari jumlah rakaat yang dikerjakan.
Hadits riwayat Abu Hurairah RA yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim menyebutkan wasiat Nabi Muhammad SAW kepada sahabatnya, yang juga berlaku bagi seluruh umatnya: "Kekasihku SAW mewasiatkan kepadaku tiga hal, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat salat Dhuha, dan shalat witir sebelum tidur." Wasiat ini menunjukkan betapa pentingnya shalat Dhuha dalam ajaran Islam, sebagaimana puasa dan shalat witir.
Keutamaan shalat Dhuha sendiri sangat beragam, namun yang paling sering dikaitkan adalah kelancaran rezeki. Banyak hadits dan pendapat ulama yang mengaitkan ketekunan dalam melaksanakan shalat Dhuha dengan tercukupinya kebutuhan hidup. Salah satu hadits yang populer menyebutkan sabda Rasulullah SAW dari Nu’aim bin Hammar al-Ghotofani: "Bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat salat di awal siang (di waktu dhuha), maka Aku akan mencukupi di akhir siang.’" Hadits ini menekankan janji Allah SWT untuk mencukupi kebutuhan hamba-Nya yang tekun melaksanakan shalat Dhuha. Namun, perlu dipahami bahwa rezeki merupakan ketentuan Allah SWT, dan shalat Dhuha merupakan salah satu usaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan memohon keberkahan.
Wirid Setelah Shalat Dhuha: Pujian dan Permohonan Ampun
Setelah menunaikan shalat Dhuha, banyak umat muslim melanjutkan dengan membaca wirid, yakni dzikir yang berisi pujian dan permohonan kepada Allah SWT. Amalan ini bertujuan untuk memperkuat rasa syukur dan memohon perlindungan serta ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat. Salah satu wirid yang dianjurkan adalah dzikir yang dibaca oleh Nabi Muhammad SAW setelah shalat Dhuha sebanyak 100 kali, sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA. Meskipun teks hadits ini seringkali bervariasi dalam penulisannya, inti dari dzikir tersebut adalah permohonan ampun dan taubat kepada Allah SWT. Berikut salah satu versi bacaan latinnya: "Allahummaghfirli wa tub ‘alayya innaka anta tawwabur rohim." Artinya: "Ya Allah, ampuni dosa saya dan terimalah tobat saya. Sesungguhnya Engkau maha penerima taubat dan Maha Pengampun."
Selain dzikir tersebut, Sayyidul Istighfar juga seringkali dibaca setelah shalat Dhuha. Doa ini dianggap sebagai doa permohonan ampun yang paling utama. Berikut bacaan latinnya: "Allahumma anta robbi laa ilaha illa anta, kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bini’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta." Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau."
Penggunaan Asmaul Husna, nama-nama Allah SWT yang indah, juga sering dipadukan dalam wirid setelah shalat Dhuha. Nama-nama seperti Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki) dan Al-Fattah (Maha Pembuka) seringkali dibaca untuk memohon kelancaran rezeki dan kemudahan dalam segala urusan. Bacaan latinnya: "Ya Fattahu Ya Rozzaqu." Artinya: "Wahai Dzat Yang Maha Pembuka dan Maha Memberi Rezeki." Selain itu, Asmaul Husna Ya Hayyu Ya Qayyum (Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri) dan Ya Ghoniyyu Ya Mughni (Wahai Dzat Yang Maha Kaya Raya dan Maha Memberi Kekayaan) juga seringkali dipanjatkan untuk memohon pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT.
Doa Setelah Wirid: Permohonan Rezeki dan Kebaikan
Setelah membaca wirid, umat muslim biasanya melanjutkan dengan memanjatkan doa-doa khusus. Doa-doa ini berisi permohonan berbagai kebaikan, terutama rezeki yang halal dan berkah. Salah satu doa yang populer adalah doa yang panjang dan komprehensif, yang memohon berbagai macam keberkahan dan kemudahan dari Allah SWT. Doa ini memohon agar rezeki yang masih di langit diturunkan, yang masih di bumi dikeluarkan, yang sulit dimudahkan, yang haram disucikan, dan yang jauh didekatkan. Doa ini juga memuji kebesaran dan kekuasaan Allah SWT sebagai sumber segala kebaikan. Berikut salah satu versi bacaan latinnya: "Allahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka wal bahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal qudrata qudratuka wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Allaahumma inkaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu wa inkaana fil ardhi fa akhrijhu wa inkaana mu’assiran fayassirhu wa inkaana qolilan fakatsirhu wa inkaana haraaman fathahhirhu wa inkaana ba’iidan faqorribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika aatini maa ataita ‘ibaadakash shaalihiin." Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha itu adalah waktu-Mu, keagungan itu adalah keagungan-Mu, keindahan itu adalah keindahan-Mu, kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit maka turunkanlah. Jika masih di dalam bumi maka keluarkanlah. Jika masih sukar maka mudahkanlah. Jika (ternyata) haram maka sucikanlah. Jika masih jauh maka dekatkanlah. Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."
Kesimpulan
Wirid dan doa setelah shalat Dhuha merupakan amalan sunnah yang sarat dengan makna spiritual dan memiliki keutamaan yang besar. Amalan ini tidak hanya sebagai bentuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai sarana untuk memohon berbagai kebaikan, termasuk kelancaran rezeki dan perlindungan dari segala macam bahaya. Ketekunan dalam melaksanakan shalat Dhuha dan melengkapinya dengan wirid dan doa-doa yang sesuai diharapkan dapat membawa keberkahan dan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, perlu diingat bahwa segala sesuatu kembali kepada kehendak Allah SWT, dan amalan ini hanyalah sebagai usaha dan ikhtiar hamba-Nya untuk meraih ridho dan keberkahan-Nya.