ERAMADANI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan permasalahan pengelolaan sampah merupakan urusan bersama sehingga bebannya tak dapat hanya dilimpahkan ke pemerintah kabupaten/kota.
“Kalau bisa di tiap desa memungkinkan dibangun TPS3R sehingga sedikit yang mengalir ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Astungkara tiga TPST beroperasi pertengahan Maret sehingga tumpukan di TPA Suwung bisa kita akhiri,” kata Wayan Koster usai acara penyerahan hibah ke Pemkot Denpasar, Selasa.
Wayan Koster menegaskan bahwa selama ini pemerintah daerah seperti Pemkot Denpasar telah bekerja keras untuk menangani persoalan sampah, namun prosesnya memang tidak mudah.
Melansir dari bali.gemapos.id, orang nomor satu di Pemprov Bali itu ingin Kota Denpasar tampil bersih dan indah baik dari sampah, infrastruktur, transportasi, pedestrian dan pertamanan, karena ibu kota Provinsi Bali tersebut merupakan lintasan bagi wisatawan yang datang ke Pulau Dewata.
Di lokasi yang sama, Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara menyatakan bahwa TPST yang dibangun di Kesiman, Tahura, dan Padangsambian Kaja akan diresmikan pada pertengahan Maret 2023.
“Seperti yang disampaikan pak gubernur, sekarang terakhir finishingnya, perbaikan atap, sudah selesai. Rencananya minggu kedua bulan Maret diresmikan sekalian operasional langsung, mudah-mudahan setelah itu sampahnya bisa dikelola,” kata dia.
Jaya Negara menyampaikan bahwa sudah dilakukan proses uji coba dengan 100 ton sampah per hari di tiap TPST, dan ditemukan kendala pada bagian atap sehingga dilakukan perbaikan.
Diketahui berdasarkan jumlah pergerakan truk, volume sampah di Kota Denpasar rata-rata dalam sehari seberat 600 ton, sementara kemampuan ketiga TPST adalah 1.020 ton, sehingga seluruh sampah dinilai akan tertangani di sana.
Dengan demikian, kata dia, maka TPA Suwung yang selama ini jadi tempat pembuangan akhir bagi sampah dari Denpasar dan Badung akan ditutup setelah TPST mulai beroperasi.
“TPA Suwung ditutup setelah ini diresmikan, tapi tutup permanen mudah-mudahan tidak, karena yang namanya mesin kita tidak tahu 24 jam, saat mati mesinnya, sampah buang kemana juga? Tapi istilah operasionalnya ya ditutup,” ujarnya.