Ibadah haji, rukun Islam kelima, mencapai puncaknya pada momen wukuf di Arafah. Wukuf, yang hukumnya wajib dan merupakan rukun haji yang agung, merupakan titik krusial yang tak boleh dilewatkan oleh setiap jamaah haji yang ingin hajinya sah. Pemahaman yang akurat mengenai waktu wukuf sesuai ketentuan syariat Islam menjadi sangat penting bagi setiap muslim yang ingin menunaikan ibadah haji dengan sempurna.
Berbagai literatur fikih, seperti Al Wajiz fi Fiqh As-Sunnah karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al Faifi (terjemahan Tirmidzi dkk.), memberikan penjelasan rinci mengenai waktu pelaksanaan wukuf. Hadits Rasulullah SAW dari Aburahman bin Ya’mar yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, menegaskan pentingnya kehadiran di Arafah sebelum terbit fajar pada hari nahar (hari tasyrik, 10 Dzulhijjah): "Haji adalah Arafah. Barangsiapa yang datang (ke Arafah) pada malam berkumpul (saat menginap di Muzdalifah atau malam menjelang Hari Raya Id), sebelum terbit fajar, maka dia telah mendapatkan haji."
Waktu Wukuf yang Sah:
Jumhur ulama sepakat bahwa waktu wukuf di Arafah dimulai sejak matahari tergelincir di hari ke-9 Dzulhijjah hingga terbit fajar pada hari ke-10 Dzulhijjah. Artinya, wukuf dapat dilakukan baik pada siang maupun malam hari ke-9 Dzulhijjah. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai durasi minimal wukuf.
Bagi jamaah yang melaksanakan wukuf pada siang hari, mayoritas ulama mewajibkan perpanjangan waktu wukuf hingga waktu Maghrib tiba. Hal ini untuk memastikan terpenuhinya rukun wukuf secara optimal. Sebaliknya, bagi jamaah yang memulai wukuf pada malam hari, tidak ada kewajiban tambahan untuk memperpanjang waktu wukuf. Mereka dianggap telah memenuhi rukun wukuf selama mereka berada di Arafah sebelum terbit fajar pada hari ke-10 Dzulhijjah.
Secara praktis, waktu pelaksanaan wukuf idealnya berlangsung sejak setelah Dzuhur hingga sebelum Maghrib di hari ke-9 Dzulhijjah. Namun, fleksibilitas tetap diberikan bagi jamaah yang terlambat tiba di Arafah. Selama mereka masih dapat mencapai Arafah sebelum terbit fajar pada hari Idul Adha (hari ke-10 Dzulhijjah), wukuf mereka tetap dianggap sah dan haji mereka terhitung sah. Hal ini menunjukkan rahmat dan kemudahan yang diberikan oleh syariat Islam bagi hambanya.
Lokasi Wukuf yang Dianjurkan:
Meskipun seluruh wilayah Arafah, kecuali Bathnu Arafah, dianggap sebagai tempat yang sah untuk wukuf, sunnah bagi jamaah untuk sebisa mungkin melaksanakan wukuf di tanah lapang Arafah atau di area yang dekat dengannya. Hal ini didasarkan pada praktik Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang senantiasa memilih lokasi yang luas dan terbuka untuk melaksanakan wukuf. Pemilihan lokasi ini juga mempertimbangkan aspek kenyamanan dan kemudahan dalam melaksanakan ibadah selama wukuf.
Adab-Adab Wukuf di Arafah:
Selain waktu dan tempat, adab-adab wukuf juga perlu diperhatikan agar ibadah haji menjadi lebih sempurna dan bermakna. Beberapa adab wukuf yang dianjurkan antara lain:
-
Berdoa dengan khusyuk: Wukuf merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa. Jamaah dianjurkan untuk memperbanyak doa dan munajat kepada Allah SWT, memohon ampun atas dosa-dosa, dan memohon kebaikan di dunia dan akhirat. Doa-doa yang dipanjatkan hendaknya diiringi dengan keikhlasan dan ketulusan hati.
-
Berdzikir dan membaca Al-Quran: Membaca Al-Quran dan berdzikir merupakan amalan yang sangat dianjurkan selama wukuf. Hal ini dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan jamaah kepada Allah SWT. Membaca ayat-ayat suci Al-Quran yang berkaitan dengan haji dan tauhid akan semakin menambah kekhusyukan ibadah.
-
Bertafakkur dan merenungkan kebesaran Allah SWT: Wukuf di Arafah merupakan kesempatan yang sangat baik untuk bertafakkur dan merenungkan kebesaran Allah SWT. Melihat hamparan Arafah yang luas dan merasakan kebersamaan dengan jutaan jamaah haji dari seluruh dunia dapat menjadi penguat keimanan dan ketaqwaan.
-
Menjaga kebersihan dan kesucian diri: Jamaah haji dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan kesucian diri selama wukuf. Hal ini termasuk menjaga kebersihan badan, pakaian, dan lingkungan sekitar. Kebersihan merupakan sebagian dari iman, dan menjaga kebersihan selama wukuf akan menambah kekhusyukan ibadah.
-
Bersabar dan ikhlas: Selama wukuf, jamaah haji mungkin akan menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan, seperti cuaca yang panas dan keramaian. Oleh karena itu, kesabaran dan keikhlasan sangat penting untuk dijaga agar ibadah wukuf dapat berjalan dengan lancar dan khusyuk.
Doa-Doa Wukuf yang Dianjurkan:
Beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca selama wukuf di Arafah, berdasarkan riwayat-riwayat yang terdapat dalam kitab Fiqh as-Sunnah karya Sayyid Sabiq (terjemahan Abu Aulia dan Abu Syauqina), antara lain:
-
Doa pertama (riwayat kakek Amr bin Syuaib): "La ilaha illallahu wahdah la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli sya’in qadir." Artinya: "Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, la Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, la memiliki segala kerajaan dan segala pujian, di tangan-Nyalah segala kebaikan dan la Maha Kuasa atas segala sesuatu."
-
Doa kedua (riwayat Ali RA): Doa ini cukup panjang dan memuat permohonan perlindungan dari berbagai macam keburukan, seperti siksa kubur, bisikan setan, dan kesulitan dalam urusan hidup. Doa ini menekankan permohonan ampunan dan pertolongan dari Allah SWT dalam menjalani kehidupan. Doa ini mencerminkan kerendahan hati dan ketergantungan penuh kepada Allah SWT. (Penulisan teks arab dan latin doa kedua sengaja dihilangkan karena panjang dan kompleksitasnya dalam konteks penulisan ulang berita ini. Namun, pembaca dapat merujuk pada sumber aslinya untuk mendapatkan teks lengkapnya).
Kesimpulannya, wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang sangat penting dan memiliki waktu pelaksanaan yang spesifik. Memahami waktu, tempat, dan adab-adab wukuf dengan benar akan membantu jamaah haji untuk menunaikan ibadah haji dengan sempurna dan mendapatkan ridho Allah SWT. Semoga uraian di atas dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai waktu wukuf dan pentingnya pelaksanaan ibadah ini sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Jamaah haji dianjurkan untuk senantiasa mempelajari dan mendalami ilmu fiqh haji agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar.