Sedekah, amal mulia yang dianjurkan dalam Al-Qur’an dan Hadits, merupakan manifestasi nyata dari keimanan seseorang. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hadid ayat 7: "Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar." Ayat ini dengan tegas menggarisbawahi pentingnya bersedekah sebagai bagian integral dari keimanan dan menjanjikan pahala yang berlimpah bagi mereka yang melakukannya dengan ikhlas.
Meskipun sedekah dianjurkan kapan saja dan sebaiknya dilakukan segera, ajaran Islam juga menunjuk pada beberapa waktu spesifik di mana pahala sedekah dilipatgandakan. Memahami waktu-waktu mustajab ini dapat memperkaya pemahaman kita tentang nilai spiritual sedekah dan memotivasi kita untuk lebih giat beramal saleh. Berikut ini adalah empat waktu utama yang dianjurkan untuk bersedekah, beserta penjelasan detail berdasarkan referensi hadits dan kitab-kitab fikih:
1. Saat Sehat dan Takut Miskin: Sedekah sebagai Manifestasi Syukur dan Antisipasi
Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari menekankan pentingnya bersedekah dalam keadaan sehat: "Bersedekahlah saat kau dalam kondisi sehat, kikir, takut miskin, dan sedang berharap menjadi kaya, tidak menunda sampai nyawa di tenggorokan baru kau berkata, ‘Aku sedekahkan ini untuk si fulan segini,’ padahal itu sudah menjadi bagian si fulan (ahli warisnya)." Hadits ini mengandung pesan yang mendalam.
Syaikh Muhammad Al-Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin menjelaskan konteks hadits ini. Manusia yang sehat cenderung lebih pelit karena merasa masih memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk bersedekah. Mereka sering menunda-nunda amal kebaikan dengan dalih akan bersedekah di masa depan yang lebih kaya. Namun, takdir Allah SWT tidak dapat diprediksi. Kematian dapat datang kapan saja, dan penundaan tersebut dapat menyebabkan penyesalan di akhir hayat. Harta yang seharusnya disedekahkan justru menjadi milik ahli waris, tanpa mendapat pahala sedekah bagi si pemberi.
Sebaliknya, dalam kondisi sakit, seseorang cenderung lebih mudah melepaskan harta karena merasa ajalnya sudah dekat dan harta duniawi tak akan dibawa mati. Namun, sedekah dalam keadaan sehat memiliki nilai yang lebih tinggi karena diiringi dengan kesadaran penuh, keikhlasan yang lebih utuh, dan pengorbanan yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa sedekah bukan sekadar tindakan filantropi, melainkan juga sebuah ujian keimanan dan keikhlasan. Bahkan, sedekah dalam kondisi ekonomi yang sulit juga memiliki nilai yang tinggi di sisi Allah SWT, karena menunjukkan keikhlasan yang tulus meskipun dengan nominal yang kecil. Ini merupakan bukti nyata ketaatan dan kepercayaan kepada Allah SWT yang akan memberikan rizki-Nya.
2. Waktu Subuh: Memulai Hari dengan Kebaikan dan Mendapatkan Berkah
Waktu subuh juga merupakan waktu mustajab untuk bersedekah. Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyebutkan: "Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, ‘Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).’ Malaikat yang lain berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).’"
Hadits ini menggambarkan betapa pentingnya memulai hari dengan amal kebaikan. Bersedekah di waktu subuh, setelah shalat subuh atau sebelum terbitnya matahari (sekitar satu jam setelah shalat subuh, menurut beberapa pendapat ulama Syafi’iyah), dianggap sebagai langkah awal yang baik untuk meraih keberkahan sepanjang hari. Bentuk sedekah di waktu subuh pun beragam, mulai dari memasukkan uang ke kotak amal masjid, memberikan makanan kepada tetangga, hingga membantu orang lain yang membutuhkan. Ini menunjukkan bahwa sedekah dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3. Hari Jumat: Menggandakan Pahala Amalan di Hari yang Mulia
Hari Jumat memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Sebagai hari raya bagi umat muslim, berbagai amalan di hari ini dilipatgandakan pahalanya, termasuk bersedekah. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm menyebutkan: "Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan." Keutamaan hari Jumat ini menjadikannya waktu yang sangat tepat untuk bersedekah, baik dalam bentuk materi maupun non-materi.
Bersedekah di hari Jumat bukan hanya sekadar menambah pahala, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan dan pengagungan terhadap hari yang mulia ini. Dengan bersedekah, kita turut serta dalam menyebarkan kebaikan dan rahmat Allah SWT kepada sesama. Ini merupakan wujud nyata dari rasa syukur kita atas nikmat yang telah Allah SWT berikan.
4. Bulan Ramadhan: Bulan Kemuliaan dan Penggandaan Pahala
Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan, merupakan waktu yang paling istimewa untuk bersedekah. Semua amalan di bulan ini dilipatgandakan pahalanya, termasuk sedekah. Hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi menyebutkan: "Dari Anas dikatakan, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama?’ Rasul menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadhan.’" Hadits ini menunjukkan keutamaan sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Nabi Muhammad SAW sendiri dikenal sebagai pribadi yang sangat dermawan, dan kedermawanan beliau semakin meningkat di bulan Ramadhan. Hadits Bukhari dan Muslim menyebutkan: "Rasulullah SAW adalah orang paling dermawan di antara manusia lainnya, dan ia semakin dermawan saat berada di bulan Ramadhan." Ini menjadi teladan bagi kita untuk memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan, sebagai bentuk ketaatan dan pengamalan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Kesimpulan: Segerakan Sedekah, Kapanpun dan Dimanapun
Meskipun terdapat waktu-waktu mustajab untuk bersedekah, penting untuk diingat bahwa sedekah tetap dianjurkan kapan saja dan dalam kondisi apapun. Menunda-nunda sedekah dengan alasan menunggu waktu yang dianggap lebih baik dapat menyebabkan penyesalan di kemudian hari. Kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput. Oleh karena itu, segeralah bersedekah, sesuai dengan kemampuan dan niat yang ikhlas. Semoga Allah SWT menerima amal kebaikan kita semua. Wallahu a’lam bisshawab.