ERAMADANI.COM – Kontroversi muncul ketika terdapat tulisan “Depok” yang di-coret di jalur pendakian Gua Hira, menyebabkan geger di kalangan pengunjung dan pihak berwenang.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Eko Hartono, menyatakan keprihatinannya atas tindakan tersebut dan menduga bahwa pelakunya adalah orang Indonesia.
Eko Hartono mengetahui insiden vandalisme di Gua Hira dengan tulisan “Depok” melalui sebuah video viral berdurasi 16 menit 15 detik yang diunggah di kanal YouTube milik Habib Ja’far, dengan nama ‘Jeda Nulis’.
Dalam video tersebut, terlihat tindakan vandalisme berupa tulisan nama-nama umum yang digunakan di Indonesia seperti ‘Rojali’, ‘Andriyani’, dan ‘Miftah’. Namun yang menarik perhatian adalah tulisan “Depok” yang muncul di tengah-tengah nama-nama tersebut.
Eko menyebut aksi vandalisme ini sebagai tindakan yang tidak terpuji, dan dia juga menyayangkan adanya sampah yang berserakan di lokasi tersebut.
“Sungguh merupakan tindakan yang tidak terpuji karena merusak keindahan tempat dan membuatnya terlihat kotor, terlebih dengan adanya sampah yang berserakan,” ungkap Eko.
Eko Hartono pun memberikan peringatan kepada seluruh pihak, khususnya para jemaah Indonesia, untuk tetap menjaga kebersihan di tempat tersebut. Gua Hira dianggap sebagai tempat sakral, karena di sinilah diyakini sebagai tempat turunnya ayat suci Al-Quran.
“KJRI Jeddah selalu mengimbau kepada semua pihak, terutama para jemaah Indonesia, untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kerapian, terutama di tempat sakral seperti Gua Hira, yang merupakan tempat penting dalam sejarah keagamaan,” tegas Eko.
Melansir dari travel.detik.com, Wali Kota Depok, M Idris, juga turut mengecam aksi vandalisme yang mencantumkan nama “Depok” di Gua Hira. Idris menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak pantas dilakukan, apalagi jika mencantumkan identitas sebuah kota.
“Saya belum tahu, tetapi ini seharusnya tidak layak dilakukan. Hal seperti ini tidak pantas, terlebih lagi mengatasnamakan suatu kota,” ujar Idris saat diwawancarai oleh wartawan di Balai Kota Depok pada Jumat (21/7).
Idris menegaskan bahwa vandalisme semacam ini hanya membuka aib warga Depok dan diyakini bahwa mayoritas warga tidak menyetujui tindakan tercela tersebut.
“Ini jelas membuka aib warga Depok. Mungkin mayoritas warga Depok tidak setuju dengan aksi ini, karena mencatut nama Depok,” tandasnya.