ERAMADANI.COM, JAKARTA – Vaksin Moderna dan Sinopharm segera didatangkan di Indonesia oleh Holding BUMN Farmasi untuk keperluan vaksin gotong royong atau vaksinasi mandiri.
Berdasarkan penuturan Bambang Heriyanto selaku Juru Bicara Bio Farma, Bio Farma akan mendatangkan vaksin Moderna dengan platform mRNA.
Sementara Kimia Farma akan memesan vaksin Sinopharm dengan platform inactivated
Vaksin mandiri ini untuk para buruh dan karyawan swasta secara gratis dari masing-masing perusahaan tempat mereka bekerja.
Harapannya dengan adanya vaksin gotong royong ini akan mempercepat program vaksinasi. Selain itu, kekebalan kelompok atau herd immunity dapat segera tercapai.
Vaksin Moderna dan Sinopharm Tetap Harus Kantongi Izin dari BPOM
Melansir kumparan.com, peraturan vaksinasi gotong royong ini sudah tertuang dalam Permenkes Nomor 10 Tahun 2021, dengan jenis vaksin COVID-19 yang berbeda dengan jenis vaksin yang pemerintah gunakan untuk vaksinasi program pemerintah.
Oleh karenanya, mereka akan berkoordinasi erat dengan berbagai pihak, terutama Kementerian Kesehatan untuk menyiapkannya agar bisa berjalan lancar dan baik.
Vaksin COVID-19 gotong royong tetap harus mendapat persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency use authorization), atau penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sementara itu, Bio Farma sudah menerima bulk vaksin COVID-19 dari Sinovac sebanyak 25 juta dosis yang terkirim dalam dua gelombang.
Gelombang pertama sebanyak 15 juta dosis tiba pada 12 Januari 2021 dan 10 juta dosis tiba pada 2 Februari 2021.
Supply bulk vaksin COVID-19 dari Sinovac ini akan datang secara bertahap sebesar 140 juta dosis hingga akhir Juli 2021 mendatang.
Adapun Bio Farma telah selesai mengolah bahan baku sebanyak 15 juta dosis di fasilitas fill and finished.
Sementara untuk bahan baku yang sebanyak 10 juta dosis, sudah mulai terproduksi pada 13 Februari 2021 dengan perkiraan selesai pada 20 Maret 2021.
Hingga 27 Februari 2021, sebanyak 20 bets pertama sudah selesai produksi.
Badan POM sudah mengeluarkan lot release untuk 8 bets atau setara 7,2 juta dosis, dengan pendistribusian ke 34 provinsi.
“Berdasarkan evaluasi hingga saat ini, semuanya masih terkendali dan berjalan dengan baik sesuai rencana, termasuk pendistribusian ke lokasi-lokasi terluar dan terpencil,” jelas Bambang. (ITM)