Tangerang, 22 November 2024 – Ustaz Nouman Ali Khan, tokoh agama terkemuka asal Amerika Serikat, menekankan pentingnya menjalankan bisnis dengan prinsip-prinsip Islam yang kaffah, bukan hanya mengejar keuntungan semata. Dalam kunjungannya ke Indonesia, beliau mengunjungi Paragon Technology and Innovation, pabrik kosmetik halal terbesar di Indonesia yang menaungi merek-merek ternama seperti Wardah, Kahf, dan MakeOver. Kunjungan tersebut memberikan gambaran nyata bagaimana sebuah perusahaan dapat sukses secara komersial sekaligus menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.
Didampingi oleh Deputy CEO Paragon Technology and Innovation, dr. Sari Chairunnisa; CEO Nurhayati Subakat Entrepreneurship Institute (NSEI), Salman Subakat; dan Group CEO Paragon Corp, Harman Subakat, Ustaz Nouman Ali Khan melakukan peninjauan langsung ke fasilitas produksi di Kawasan Industri Jatake, Tangerang. Ketiga eksekutif Paragon tersebut memaparkan secara ringkas model bisnis Paragon yang mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam ke dalam seluruh operasional perusahaan, sekaligus menjadi media dakwah.
Usai kunjungan, Ustaz Nouman Ali Khan mengungkapkan kekagumannya terhadap model bisnis Paragon. "Saya sangat terinspirasi setelah mengunjungi Paragon, memahami prinsip-prinsip yang mereka anut. Saya pikir ini seharusnya menjadi inspirasi bagi seluruh dunia," ujarnya dengan penuh antusiasme. Beliau melihat Paragon sebagai contoh nyata penerapan teori pemberdayaan muslim dalam dunia industri.
"Kita sering berbicara tentang teori pemberdayaan muslim, namun Paragon menunjukkan implementasinya secara nyata. Mereka menjalankan bisnis Islami dengan mengembangkan produk sambil menjaga prinsip-prinsip keislaman, kesadaran lingkungan, dan spiritualitas," tambah pendiri Bayyinah Institute for Arabic and Qur’anic Studies tersebut. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya keselarasan antara praktik bisnis dan nilai-nilai agama, sebuah aspek yang seringkali terabaikan dalam mengejar profitabilitas.
Ustaz Nouman Ali Khan secara tegas menolak pendekatan bisnis yang hanya berorientasi pada keuntungan finansial. "Dalam praktik bisnis konvensional, fokus utama biasanya hanya pada keuntungan atau laba. Ini adalah prinsip yang dianut oleh sebagian besar organisasi besar di dunia. Namun, dalam Islam, bisnis harus memprioritaskan produk yang halal dan thayyib (baik). Dengan demikian, keberkahan akan menyertainya," tegasnya. Pesan ini menjadi kritik halus terhadap praktik bisnis yang mengutamakan profit di atas segala hal, termasuk etika dan tanggung jawab sosial.
Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya menjaga integritas dan kualitas produk sebagai bagian integral dari bisnis Islami. Hal ini bukan hanya sebatas sertifikasi halal, melainkan juga mencakup seluruh aspek produksi, mulai dari bahan baku hingga proses distribusi. Kualitas produk yang baik, yang memenuhi standar halal dan thayyib, mencerminkan komitmen perusahaan terhadap konsumen dan nilai-nilai keislaman.
Dr. Sari Chairunnisa, Deputy CEO Paragon, mengkonfirmasi kekaguman Ustaz Nouman Ali Khan terhadap model bisnis Paragon. "Beliau sangat tertarik melihat bagaimana Paragon membangun ekosistem muslim. Beliau sangat terkesan," ungkap dr. Sari. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Paragon berhasil mengintegrasikan nilai-nilai keislaman ke dalam strategi bisnisnya, sehingga menarik perhatian tokoh agama internasional.
Tujuan Paragon mengundang Ustaz Nouman Ali Khan, menurut dr. Sari, adalah untuk saling belajar dan menginspirasi. Kunjungan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi dan bisnis dapat berjalan beriringan dengan nilai-nilai keislaman. Hal ini menjadi pesan penting bagi dunia usaha, khususnya bagi para pelaku bisnis muslim, bahwa kesuksesan tidak harus diukur semata-mata dari keuntungan finansial, tetapi juga dari dampak positif yang diberikan kepada masyarakat dan lingkungan.
Kunjungan Ustaz Nouman Ali Khan ke Paragon bukan hanya sekadar kunjungan biasa, melainkan sebuah momentum penting yang menyoroti pentingnya etika bisnis dalam Islam. Hal ini menjadi pengingat bagi para pelaku bisnis untuk selalu mempertimbangkan aspek spiritual dan sosial dalam menjalankan usaha, di samping mengejar keuntungan. Model bisnis Paragon, yang berhasil menggabungkan profitabilitas dengan nilai-nilai keislaman, dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi perusahaan-perusahaan lain untuk menerapkan prinsip-prinsip bisnis yang berkelanjutan dan bermartabat.
Lebih jauh lagi, kunjungan ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah panggilan untuk meredefinisi kesuksesan bisnis. Kesuksesan tidak hanya diukur dari besarnya keuntungan finansial, tetapi juga dari dampak positif yang diberikan kepada masyarakat, lingkungan, dan karyawan. Bisnis Islami, seperti yang dipraktikkan oleh Paragon, menekankan pentingnya keadilan, transparansi, dan tanggung jawab sosial dalam seluruh operasional perusahaan.
Keberhasilan Paragon dalam menggabungkan prinsip-prinsip Islam dengan praktik bisnis yang modern juga menunjukkan bahwa bisnis yang berlandaskan nilai-nilai agama dapat tetap kompetitif dan sukses di pasar global. Hal ini sekaligus membantah anggapan bahwa bisnis yang berorientasi pada nilai-nilai agama akan kurang kompetitif atau kurang inovatif.
Ustaz Nouman Ali Khan, dengan pengaruhnya yang luas di dunia Islam, memberikan legitimasi dan dukungan terhadap model bisnis Paragon. Hal ini dapat mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk meniru model bisnis yang berkelanjutan dan bermartabat ini. Kunjungan ini juga dapat menjadi titik awal bagi kolaborasi dan pengembangan lebih lanjut dalam menciptakan ekosistem bisnis Islami yang lebih kuat dan berkelanjutan di Indonesia dan dunia.
Secara keseluruhan, kunjungan Ustaz Nouman Ali Khan ke Paragon merupakan sebuah peristiwa penting yang menyoroti pentingnya etika bisnis dalam Islam. Pesan yang disampaikannya, yaitu bisnis Islami bukan hanya tentang mengejar keuntungan, tetapi juga tentang keberkahan, menjadi pengingat bagi para pelaku bisnis untuk selalu mempertimbangkan aspek spiritual dan sosial dalam menjalankan usaha. Model bisnis Paragon, sebagai contoh nyata penerapan prinsip-prinsip bisnis Islami, dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan-perusahaan lain untuk menciptakan bisnis yang sukses dan berkelanjutan. Ini adalah sebuah langkah penting dalam membangun ekonomi Islam yang kuat dan bermartabat. Kunjungan ini juga menjadi bukti bahwa bisnis dan spiritualitas dapat berjalan beriringan, menciptakan dampak positif yang luas bagi masyarakat dan lingkungan.