Bandung, Republika.co.id – Universitas Islam Bandung (Unisba) terus melangkah maju dalam mewujudkan impiannya membangun Rumah Sakit Bandung Jawa Barat (RSBJB) yang berlokasi di Nagrek. Saat ini, pembangunan rumah sakit tersebut telah mencapai lebih dari 50 persen dan diproyeksikan rampung pada tahun 2025.
"Kami menargetkan pembangunan RS Unisba bisa selesai pada tahun 2025, dan setelah itu, kami harap pada tahun 2027 RSBJB ini bisa beroperasi," ujar Miftah Farid, Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, dalam sambutannya di acara Milad Fakultas Kedokteran (FK) Unisba.
Miftah juga menekankan peran penting para alumni Kedokteran Unisba dalam memajukan fakultas. "Kami menyambut baik dibukanya Prodi Magister Kesehatan, dan kami yakin alumni Kedokteran Unisba akan terus berkontribusi untuk kemajuan fakultas," imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Rektor Unisba, Edi Setiadi, mengungkapkan rasa bangga atas capaian FK Unisba yang telah berusia 20 tahun. Walaupun menjadi fakultas termuda di Unisba, FK telah menunjukkan prestasi gemilang, salah satunya dengan penambahan Prodi Magister Kesehatan.
"Sejak berdiri 20 tahun yang lalu, FK telah melalui berbagai proses yang menjadikannya semakin kuat dan menyamai fakultas lain yang telah lama ada di Unisba. Bahkan, dalam beberapa hal telah melampauinya," kata Rektor Edi.
Keberhasilan ini, lanjut Rektor Edi, tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk Yayasan, Universitas, dan masyarakat yang menyambut baik berdirinya Fakultas Kedokteran di Unisba.
Untuk masa depan, Rektor Edi menekankan pentingnya sinergitas antar sivitas akademika dalam mewujudkan cita-cita FK. "Kita harus terus berinovasi, melakukan pembaharuan dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi. Sehingga, kita dapat dipercaya dan berdaya saing di tingkat regional, nasional maupun internasional," tegasnya.
Rektor Edi juga mengingatkan pentingnya semangat belajar bagi seluruh sivitas akademika. "Tanamkan lah kepada seluruh sivitas bahwa tidak ada garis finish dalam belajar bagi seorang muslim. Spirit 3M itu bukan hanya ketika belajar di Unisba akan tetapi harus terus menjadi penciri utama bagi kita semua dalam menjalankan kehidupan baik bagi pemegang amanah maupun yang bekerja mandiri," pesannya.
Menyikapi regulasi baru tentang pengelolaan perguruan tinggi yang terus berkembang, Rektor Edi menekankan pentingnya antisipasi dan adaptasi. "Fakultas Kedokteran harus selalu mengantisipasinya. Kami berharap, semua merapatkan barisan untuk mengejar fakultas yang dari sudut profil keseluruhan menunjukkan sebuah fakultas yang unggul dalam segala bidang," ujarnya.
Rektor Edi juga menyoroti pentingnya peran dosen dalam memajukan fakultas. "Tinggalkan dosen yang tidak bekerja untuk kemajuan fakultas. Kami tidak mau mendengar lagi ada dosen yang sudah senior dari sudut umur dan pengabdian di Unisba akan tetapi kepangkatannya masih junior bahkan tidak mempunyai jabatan fungsional," tegasnya.
Menurutnya, dosen seperti ini tidak menunjukkan tanggung jawab kepada lembaga. "Jadi, seharusnya, aktifkan kembali pembinaan Dosen Muda oleh Dosen Senior dan Guru Besar. Kami di universitas pun selalu mendukung perolehan jabatan fungsional yang lebih tinggi untuk seluruh dosen di Unisba dan hasilnya telah nampak dengan hadirnya puluhan dosen yang telah naik jafungnya dengan beragam jenjang," tutupnya.
Keberhasilan Pembangunan RS Unisba Mencerminkan Komitmen Unisba dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Pembangunan RS Unisba merupakan bukti nyata komitmen Unisba dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Jawa Barat. Rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi pusat rujukan kesehatan yang modern dan berkualitas, serta mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat.
Keberadaan RS Unisba juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan di Unisba. Dengan adanya rumah sakit, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih praktis dan terintegrasi dengan dunia profesional.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Meskipun pembangunan RS Unisba telah mencapai kemajuan signifikan, masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah pendanaan. Pembangunan rumah sakit membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga Unisba harus mencari sumber pendanaan yang optimal.
Selain itu, Unisba juga harus memastikan bahwa RS Unisba dapat bersaing dengan rumah sakit lain yang sudah ada di Jawa Barat. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas pelayanan, teknologi, dan sumber daya manusia.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar bagi RS Unisba untuk berkembang menjadi rumah sakit yang unggul dan terpercaya. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Yayasan, Universitas, dan masyarakat, RS Unisba diharapkan dapat menjadi pusat rujukan kesehatan yang modern dan berkualitas di Jawa Barat.
Kesimpulan