Jakarta – Di antara lautan sahabat yang mengelilingi Nabi Muhammad SAW, terdapat satu sosok yang namanya terukir dalam sejarah Islam dengan keistimewaan luar biasa: masuk surga tanpa hisab. Sosok tersebut adalah Ukasyah bin Mihshan RA, seorang pejuang tangguh dan pahlawan sejati yang kesetiaannya kepada Rasulullah SAW tak perlu diragukan lagi. Kisah hidupnya, yang dihimpun dari berbagai sumber termasuk buku Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi karya Muhammad Raji Hasan Kinas, menawarkan gambaran tentang keimanan yang teguh dan pengabdian yang tak tergoyahkan.
Ukasyah bin Mihshan, atau yang lebih dikenal dengan Abu Mihshan – julukan yang mencerminkan keberanian dan jiwa ksatria yang dimilikinya – berasal dari Bani Asadi. Sejak usia muda, ia telah menancapkan cita-cita mulia: mati syahid di jalan Allah. Cita-cita luhur ini membawanya untuk terus-menerus berpartisipasi dalam pertempuran-pertempuran yang dihadapi umat Islam di masa Rasulullah SAW. Ia menjadi salah satu prajurit kuda Arab yang terandalkan, kemampuan berperangnya yang ulung membuat namanya dihormati di kalangan sahabat lainnya.
Keberanian Ukasyah bin Mihshan RA bukan sekadar semangat perang belaka. Ia merupakan manifestasi dari keimanan yang dalam dan kepatuhan yang tak tergoyahkan kepada Rasulullah SAW. Kehadirannya di majelis-majelis Nabi SAW setelah hijrah ke Madinah menunjukkan kesungguhannya dalam mencari ilmu dan petunjuk. Ia juga aktif berpartisipasi dalam pertempuran-pertempuran kecil, bahkan ikut serta dalam ekspedisi yang dipimpin oleh Abdullah bin Jahsy RA. Partisipasi aktif ini bukan sekadar keinginan untuk berperang, melainkan sebuah bentuk pengabdian yang tulus dan konsisten kepada agama Islam.
Namun, yang membedakan Ukasyah bin Mihshan RA dari sahabat lainnya adalah janji surga tanpa hisab yang diberikan langsung oleh Rasulullah SAW. Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Imran bin Hushain menjelaskan tentang sekelompok umat Islam yang akan masuk surga tanpa hisab. Hadits tersebut tidak hanya menjelaskan tentang jumlah mereka, yaitu tujuh puluh ribu orang, tetapi juga mengungkapkan sifat-sifat mereka. Mereka adalah orang-orang yang tidak menebar fitnah, tidak berputus asa, tidak tergesa-gesa, dan selalu bertawakal kepada Allah SWT.
Setelah mendengar hadits tersebut, Ukasyah bin Mihshan RA dengan penuh kerendahan hati menanyakan kepada Rasulullah SAW apakah ia termasuk dalam kelompok yang beruntung itu. Dan dengan rahmat Allah SWT, Rasulullah SAW menjawab dengan tegas, "Benar." Jawaban ini menunjukkan betapa tinggi nilai keimanan dan pengabdian Ukasyah bin Mihshan RA di mata Rasulullah SAW. Ia bukan hanya seorang pejuang yang berani, tetapi juga seorang mukmin yang teguh dan taat.
Hadits tersebut juga menjelaskan sebuah peristiwa di mana Rasulullah SAW melihat umat-umat sebelumnya. Beliau melihat para nabi dan pengikutnya. Kemudian, Rasulullah SAW melihat awan hitam yang sangat besar menutupi langit. Beliau bertanya tentang awan tersebut dan dijawab bahwa itu adalah Musa AS dan kaumnya. Kemudian, Rasulullah SAW melihat awan hitam lainnya yang juga menutupi langit. Beliau diberitahu bahwa itu adalah umatnya yang akan masuk surga tanpa hisab.
Penjelasan lebih lanjut tentang hadits ini menunjukkan bahwa janji surga tanpa hisab bukanlah sesuatu yang mudah didapatkan. Ini merupakan hadiah dari Allah SWT kepada orang-orang yang memiliki keimanan yang teguh, amal saleh yang konsisten, dan sifat-sifat terpuji lainnya. Ukasyah bin Mihshan RA merupakan salah satu contoh nyata dari orang-orang yang mendapatkan kehormatan tersebut.
Kehidupan Ukasyah bin Mihshan RA mengajarkan kita tentang pentingnya keimanan yang teguh, pengabdian yang tulus, dan keberanian dalam menegakkan kebenaran. Ia bukan hanya seorang pejuang di medan perang, tetapi juga seorang pejuang di jalan Allah SWT dalam setiap aspek kehidupannya. Kisahnya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang mencari ridho Allah SWT dan menjalankan amanah sebagai seorang muslim.
Lebih dari sekedar seorang pahlawan perang, Ukasyah bin Mihshan RA merupakan teladan bagi generasi muslim sepanjang masa. Keberaniannya di medan perang merupakan cerminan kekuatan imannya. Ketekunannya dalam mengikuti majelis ilmu menunjukkan keseriusannya dalam mencari ilmu agama. Dan akhirnya, janji surga tanpa hisab menjadi buah dari keseluruhan pengabdian hidupnya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Kisah Ukasyah bin Mihshan RA mengingatkan kita bahwa jalan menuju surga bukanlah jalan yang mudah. Dibutuhkan ketekunan, kesabaran, dan keimanan yang teguh. Namun, dengan berpegang teguh kepada ajaran Islam dan meneladani para sahabat Rasulullah SAW seperti Ukasyah bin Mihshan RA, kita dapat mengharapkan rahmat dan ridho Allah SWT di akhirat kelak. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan ketabahan untuk terus berjuang di jalan-Nya. Semoga kita juga dapat mencapai surga-Nya dengan kemuliaan dan tanpa hisab. Wallahu a’lam bishawab.