ERAMADANI.COM – CEO Twitter, Elon Musk, mengirimkan surat kepada CEO Meta, Mark Zuckerberg, yang baru saja meluncurkan media sosial Threads.
Dalam surat tersebut, Threads disebut terlibat dalam penyalahgunaan rahasia dagang Twitter dan kekayaan intelektual lainnya secara sistematis, disengaja, dan melanggar hukum.
Elon Musk menyampaikan surat atas nama X Corp., sebagai penerus kepentingan Twitter, Inc. (Twitter). Dia mengungkapkan keprihatinan serius Twitter bahwa Meta Platforms (Meta) terlibat dalam penyalahgunaan rahasia dagang Twitter dan kekayaan intelektual lainnya secara sistematis, disengaja, dan melanggar hukum. Surat tersebut bertanggal 5 Juli.
Dalam surat itu dijelaskan bahwa selama setahun terakhir, Meta telah mempekerjakan puluhan mantan karyawan Twitter yang telah membocorkan rahasia dagang Twitter ke Meta.
Melansir dari fajar.co.id, Twitter mengetahui bahwa karyawan tersebut sebelumnya bekerja di Twitter, memiliki akses ke rahasia dagang Twitter dan informasi yang sangat rahasia, berutang kewajiban berkelanjutan kepada Twitter, dan menyimpan dokumen dan perangkat elektronik Twitter secara tidak benar.
Dengan pengetahuan tersebut, Meta diduga sengaja menugaskan karyawan ini untuk mengembangkan aplikasi Threads yang mirip dengan Twitter.
Dalam hitungan bulan, aplikasi tiruan Threads berhasil dieksekusi.
Twitter berniat untuk menegakkan hak kekayaan intelektualnya dan menuntut agar Meta segera berhenti menggunakan rahasia dagang Twitter atau informasi yang sangat rahasia lainnya.
Ancaman ini mencakup hak untuk mencari ganti rugi perdata dan ganti rugi tanpa pemberitahuan lebih lanjut untuk mencegah retensi lebih lanjut, pengungkapan, atau penggunaan kekayaan intelektual oleh Meta.
Selain itu, Meta dilarang secara tegas terlibat dalam perayapan atau pengikisan pengikut Twitter atau mengikuti data, sesuai dengan Persyaratan Layanan Twitter.
Penghapusan layanan Twitter apa pun dilarang secara tegas tanpa persetujuan sebelumnya dari Twitter. Elon Musk meminta Meta untuk menyimpan dokumen apa pun yang relevan dengan perselisihan antara Twitter, Meta, dan/atau mantan karyawan Twitter yang kini bekerja untuk Meta.