ERAMADANI.COM, PARIGI – Berbagai daerah di Indonesia memiliki tradisi tersendiri merayakan hari kemenangan. Salah satu yang cukup unik adalah tradisi ketupat di kabupaten Parigi, Sulawesi tengah.
Dilansir dari Republika.Id, setiap tahun saat merayakan hari raya idul Fitri, kabupaten Parigi akan mengadakan “lebaran ketupat”.
Seperti yang di sampaikan ketua pelaksana lebaran ketupat 1440 H , Abd Razik Marjengi, Rabu (12/06/2019) tujuan Acara ini adalah untuk menjaga persatuan dan ukhuwah islamiah di masyarakat.
“Kegiatan ini sebagai upaya mempersatukan masyarakat Parigi Moutong agar selalu menjaga ukhuwah,” ujar Razik.
Acara ini biasa diselenggarakan sepekan setelah Idul Fitri dan telah berlangsung sejak 2014. Kini sudah total 6 kali tradisi ini di laksanakan. Pelaksanaan tradisi ini dipusatkan di Kelurahan Bantaya, Kecamatan Parigi.
Kabupaten Parigi berhadapan langsung dengan Teluk Tomini, dan berjarak sekitar kurang lebih 80 kilometer dari Ibu Kota Sulawesi Tengah. Tradisi ini setiap tahun ramai dikunjungi wisatawan.
Para wisatawan pun dapat mencicipi hidangan yang ada. “Setiap pengunjung dipersilakan mencicipi hidangan yang sudah disediakan di atas meja setiap rumah, siapa pun yang datang pasti diajak makan, ” ujar Razik.
Tradisi Yang Terlihat Di Beberapa Daerah
Budaya ini dilakukan serupa dengan yang dilaksanakan di Provinsi Gorontalo. Karena tidak sedikit warga Gorontalo yang tinggal dan menetap di kabupaten Parigi Moutong, khususunya di wilayah pesisir Teluk Tomini. Maka tradisi Lebaran Ketupat dilaksanakan dan sudah menjadi budaya warga setempat.
“L:ebaran Ketupat ini diterima masyarakat Parigi, bukan hanya etnis Gorontalo yang merasakan tetapi seluruh lapisan masyarakat, ” ujarnya.
Selain Lebaran Ketupat, razik juga menjelaskan kegiatan lain yang ada pada acara ini. Antara lain adalah sejumlah kegiatan olahraga, seperti panjat pinang dan tarik tambang juga diikut sertakan.
Menurutnya, antusias masyarakat berkunjung di lokasi lebaran ketupat cukup tinggi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, temasuk pedagang pakaian hingga kuliner turut berpartisipasi.
“Aktivitas warga disini sebagian besar adalah nelayan, pada momen Lebaran Ketupat tidak ada nelayan turun melaut demi tradisi ini, ” ucap Razik.
Tomi, warga setempat mengatakan, setiap tahun keluarganya tidak ketinggalan melaksanakan lebaran ketupat.
“Sejak 2013 kami sudah melaksanakan tradisi ini dan porsi masakan lebih banyak saat Lebaran ketupat karena makanan kami sajikan untuk orang banyak”, menurut Tomi. (IAA)