Nabi Muhammad SAW, sebagai teladan utama umat Islam, tidak hanya menunjukkan keteladanan dalam hal ibadah dan akhlak, namun juga dalam menghadapi berbagai ujian dan kesulitan hidup. Kehidupan beliau yang penuh tantangan, mulai dari perjuangan dakwah yang berat hingga menghadapi permusuhan dan pengkhianatan, justru menjadi bukti nyata bagaimana seorang hamba dapat bersandar sepenuhnya kepada Allah SWT. Di tengah badai kehidupan yang menerpa, Rasulullah SAW senantiasa menggantungkan harapan dan memohon pertolongan kepada-Nya melalui doa, sebuah senjata ampuh yang mampu menenangkan hati dan memberikan kekuatan luar biasa. Artikel ini akan mengulas tiga doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi kesulitan, doa-doa yang hingga kini tetap relevan dan menjadi sumber inspirasi bagi umat Muslim di seluruh dunia dalam menghadapi cobaan hidup.
Doa Qurb: Benteng Pertahanan Spiritual di Kala Sulit
Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW untuk menghadapi kesulitan adalah doa yang dikenal sebagai doa qurb. Doa ini berfungsi sebagai penguat hati dan permohonan pertolongan langsung kepada Allah SWT di tengah situasi yang penuh tantangan. Mengutip buku "Dahsyatnya Doa Para Nabi" karya Syamsuddin Noor, doa qurb memiliki redaksi lengkap dalam bahasa Arab, transliterasi Latin, dan terjemahannya sebagai berikut:
(Arab): لا إله إلا الله العظيم الحليم، لا إله إلا الله رب العرش العظيم، لا إله إلا الله رب السماوات ورب الأرض ورب العرش الكريم
(Latin): Laa ilaaha illallaahul ‘adzhiimul haliim, laa ilaaha illallaahu rabbil ‘arsyil ‘adzhiim, laa ilaaha illallaahu rabbus samaawaati wa rabbul ardhi wa rabbul ‘arsyil kariim.
(Terjemahan): "Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai Arsy yang agung, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan langit dan bumi serta Tuhan Arsy yang mulia." (HR. Bukhari dan Muslim)
Doa qurb ini mengandung pengakuan tauhid yang mendalam, menegaskan keesaan Allah SWT sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan tempat bergantung. Penggunaan atribut-atribut Allah SWT seperti ‘adzhiim (Maha Agung), haliim (Maha Penyantun), dan kariim (Maha Mulia) menunjukkan betapa besar dan luasnya kekuasaan serta kasih sayang Allah SWT yang mampu mengatasi segala kesulitan. Pengulangan kalimat Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah) menunjukkan penegasan dan pengokohan keyakinan akan keesaan Allah, sebuah pondasi spiritual yang kokoh dalam menghadapi cobaan. Dengan melafalkan doa ini, seseorang seolah-olah mengokohkan kembali pondasi imannya dan memohon perlindungan serta pertolongan langsung dari Sang Pencipta. Doa ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah pernyataan keyakinan dan penyerahan diri yang tulus kepada Allah SWT.
Doa-Doa Lain di Tengah Badai Kehidupan: Menggali Hikmah dari Al-Adzkar
Selain doa qurb, Rasulullah SAW juga mengajarkan berbagai doa lain yang dapat dipanjatkan saat menghadapi kesulitan. Buku rujukan penting dalam hal doa dan dzikir, Al-Adzkar karya Imam Nawawi, menjadi sumber referensi yang kaya akan doa-doa yang dapat menenangkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut beberapa doa yang terdapat dalam Al-Adzkar dan relevan dengan konteks menghadapi masalah hidup dan kesulitan:
1. Doa Sapu Jagat: Permohonan Kebaikan Dunia dan Akhirat
Doa ini dikenal luas sebagai "doa sapu jagat" karena mencakup permohonan kebaikan di dunia dan akhirat, sekaligus perlindungan dari siksa neraka. Redaksi doa ini dalam bahasa Arab, transliterasi Latin, dan terjemahannya adalah sebagai berikut:
(Arab): ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
(Latin): Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah. Wafil aakhirati hasanah, waqinaa ‘adzaabannaar
(Terjemahan): "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka," (Riwayat dari Anas bin Malik, HR Bukhari & Muslim).
Doa ini mengajarkan kita untuk senantiasa berharap dan memohon kebaikan dari Allah SWT, baik di kehidupan dunia maupun akhirat. Kebaikan dunia di sini bukan hanya sebatas materi, namun mencakup segala hal yang bermanfaat dan membawa keberkahan. Sementara kebaikan akhirat adalah surga dan ridha Allah SWT. Permohonan perlindungan dari siksa neraka menunjukkan kesadaran akan dosa dan kesalahan manusia serta harapan akan ampunan dan rahmat Allah SWT. Doa ini mengajarkan keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi, mengingatkan kita untuk senantiasa berikhtiar di dunia namun tetap berorientasi pada kehidupan akhirat.
2. Doa Menghadapi Kesulitan: Mengandalkan Kekuasaan dan Kemuliaan Allah
Doa ini khusus dipanjatkan ketika seseorang menghadapi kesulitan dan tantangan hidup. Doa ini menekankan pada kemahakuasaan dan kemuliaan Allah SWT sebagai tempat berlindung dan memohon pertolongan.
(Arab): لا إله إلا الله الكريم العظيم، سبحانه تبارك الله رب العرش العظيم، الحمد لله رب العالمين
(Latin): Laa ilaaha illallaahul kariimul ‘adzhiim, subhaanahu tabaarakallaahu rabbul ‘arsyil ‘adzhiim, Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin
(Terjemahan): "Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, Maha Suci Dia, maha Berkah Allah, Rabb Arasy yang Agung, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam," (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib, HR Nasa’i & Ibnu Sinni).
Doa ini diawali dengan pengakuan keesaan Allah SWT dan diakhiri dengan pujian dan syukur kepada-Nya. Penggunaan atribut-atribut Allah SWT seperti kariim (Maha Mulia), ‘adzhiim (Maha Agung), dan tabaarakallaahu (Maha Berkah) menunjukkan keagungan dan kekuasaan Allah SWT yang tak terbatas. Doa ini mengajarkan kita untuk selalu mengingat dan memuji Allah SWT di tengah kesulitan, sekaligus memohon pertolongan dan kekuatan dari-Nya. Dengan mengingat keagungan Allah, hati akan menjadi tenang dan pikiran menjadi jernih dalam menghadapi masalah.
3. Doa Ketika Diterpa Permasalahan: Memohon Pertolongan dengan Rahmat Allah
Doa ini dipanjatkan ketika seseorang dihadapkan pada permasalahan dan kesulitan. Doa ini menekankan permohonan pertolongan dengan rahmat Allah SWT.
(Arab): يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث
(Latin): Yaa hayyu yaa qayyuumu birahmatika astaghiits
(Terjemahan): "Wahai Yang Hidup Abadi, wahai yang mengurus makhluk-Nya secara terus menerus, aku memohon pertolongan dengan rahmat-Mu," (Riwayat dari Anas bin Malik, HR Tirmidzi).
Doa ini singkat namun penuh makna. Penggunaan sebutan Yaa Hayyu yaa Qayyuum (Wahai Yang Hidup Abadi, Wahai Yang Mengurus Segala Sesuatu) menunjukkan sifat Allah SWT yang kekal dan selalu mengurus seluruh makhluk-Nya. Permohonan pertolongan dengan rahmat-Nya menunjukkan keyakinan akan kasih sayang dan pertolongan Allah SWT yang tak terbatas. Doa ini mengajarkan kita untuk selalu berharap dan bertawakal kepada Allah SWT, yakin bahwa di balik setiap kesulitan pasti ada jalan keluar dan pertolongan dari-Nya.
Kesimpulannya, doa-doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi kesulitan merupakan warisan berharga bagi umat Islam. Doa-doa tersebut bukan hanya sekadar permohonan, melainkan juga ungkapan keyakinan, penyerahan diri, dan tawakal kepada Allah SWT. Dengan memahami makna dan mengamalkan doa-doa ini, kita dapat memperoleh kekuatan spiritual dan ketenangan hati dalam menghadapi berbagai tantangan dan ujian hidup. Semoga dengan mempelajari dan mengamalkan doa-doa ini, kita dapat semakin dekat kepada Allah SWT dan senantiasa mendapatkan pertolongan-Nya dalam setiap langkah kehidupan.