Waktu setelah menyelesaikan rukun salat, tepat sebelum mengucapkan salam, merupakan momen yang sangat dianjurkan dalam Islam untuk bermunajat kepada Allah SWT. Hadits riwayat Tirmidzi dari Abu Umamah RA menyebutkan bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang doa yang paling mustajab, dan beliau menjawab, "Doa di pertengahan malam terakhir dan di dubur salat wajib." (HR. Tirmidzi). Istilah "dubur salat" di sini merujuk pada penghujung salat, mengingat "dubur" berarti bagian akhir dari sesuatu. Dengan demikian, hadits ini secara tegas menekankan keutamaan berdoa pada saat-saat akhir salat fardhu. Keistimewaan waktu ini dipercaya meningkatkan peluang terkabulnya doa.
Keutamaan waktu ini bukan sekadar kepercayaan, melainkan didasari pemahaman teologis yang mendalam. Setelah menjalankan ibadah salat, hati seorang muslim berada dalam kondisi khusyuk dan terhubung dengan Sang Pencipta. Energi spiritual yang terpancar pada momen ini menciptakan iklim yang kondusif untuk berdoa dan memohon ampunan serta pertolongan dari Allah SWT. Oleh karena itu, memanfaatkan waktu ini dengan doa-doa yang tulus dan khusyuk merupakan tindakan yang sangat dianjurkan.
Berikut ini, kami paparkan tiga doa yang diajarkan Rasulullah SAW, yang dapat diamalkan sebelum mengucapkan salam, bersama dengan terjemahan dan penjelasan singkatnya. Doa-doa ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan hajat masing-masing individu. Penting untuk diingat bahwa keikhlasan dan kekhusyukan dalam berdoa jauh lebih penting daripada sekadar mengucapkan kata-kata.
1. Doa Rasulullah SAW yang Diajarkan kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq RA:
Hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA menceritakan permohonan beliau kepada Rasulullah SAW untuk diajarkan doa yang dapat dibaca dalam salat. Rasulullah SAW kemudian mengajarkan doa berikut:
(Arab): اللهم إني ظلمت نفسي ظلما كثيرا ولا يغفر الذنوب إلا أنت فاغفر لي مغفرة من عندك وارحمني إنك أنت الغفور الرحيم
(Latin): Allahumma inni zhalamtu nafsii zhulman katsiiraa wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta, faghfir-lii maghfiratam min ‘indik, war-hamnii innaka antal ghafuurur rahiim
(Terjemahan): "Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Muttafaq Alaih)
Doa ini sangat relevan bagi setiap muslim. Ia mengakui kelemahan dan kesalahan diri di hadapan Allah SWT, serta memohon ampunan dan rahmat-Nya. Pengakuan atas dosa dan kesalahan merupakan langkah awal menuju taubat dan perbaikan diri. Doa ini mengajarkan kita untuk selalu rendah hati dan menyadari keterbatasan diri di hadapan kebesaran Allah SWT. Kekhusyukan dalam melafalkan doa ini akan semakin menguatkan ikatan batin dengan Sang Pencipta.
2. Doa Rasulullah SAW di Antara Tasyahhud dan Salam:
Hadits riwayat Muslim dari Ali bin Abi Thalib RA menjelaskan bagaimana Rasulullah SAW berdoa di antara tasyahhud akhir dan salam. Doa tersebut berbunyi:
(Arab): اللهم اغفر لي ما قدمت وما أخرت وما أسررت وما أعلنت وما أسرفت وما أنت أعلم به مني أنت المقدّم وأنت المؤخر لا إله إلا أنت
(Latin): Allahummaghfirlii Maa Qaddamtu wa Maa Akh-khortu wa Maa Asrortu wa Maa A’lantu wa Maa Asroftu wa Maa Anta A’lamu Bihi Minni Antal-Muqaddimu wa Antal-Muakhkhiru Laa Ilaha Illa Anta.
(Terjemahan): "Ya Allah, ampunilah aku atas (dosa-dosaku) yang telah kuperbuat dahulu dan yang kuperbuat kemudian, yang kurahasiakan dan yang kupamerkan, yang kulakukan secara berlebihan, dan apa yang Engkau lebih mengetahui daripada aku. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tidak ada Tuhan selain Engkau." (HR. Muslim)
Doa ini memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan doa sebelumnya. Ia tidak hanya memohon ampunan atas dosa-dosa yang disadari, tetapi juga atas dosa-dosa yang mungkin tersembunyi atau tidak disadari. Ungkapan "yang Engkau lebih mengetahui daripada aku" menunjukkan kerendahan hati dan pengakuan atas ketidaksempurnaan manusia dalam memahami segala sesuatu. Doa ini menekankan pentingnya kesadaran diri dan ketaatan penuh kepada Allah SWT. Dengan melafalkan doa ini, seorang muslim seakan menyerahkan seluruh hidupnya kepada Allah SWT, memohon bimbingan dan perlindungan-Nya.
3. Doa agar Diberi Hisab yang Mudah:
Hadits riwayat Ahmad dari Aisyah RA menyebutkan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah SAW membaca doa ini dalam salatnya. Doa ini memohon kemudahan dalam hisab (perhitungan amal) di akhirat kelak:
(Arab): اللهم حسبني حسابا يسيرًا
(Latin): Allahumma haasibnii hisaabay yasiiraa
(Terjemahan): "Ya Allah, hisablah aku dengan hisab yang mudah." (HR. Ahmad)
Doa ini merupakan ungkapan harapan dan permohonan setiap muslim akan kemudahan dalam perhitungan amal di hari kiamat. Hisab merupakan proses perhitungan amal perbuatan manusia di hadapan Allah SWT. Doa ini mencerminkan kerendahan hati dan kesadaran akan pentingnya mempersiapkan diri menghadapi hari akhir. Dengan melafalkan doa ini, seorang muslim berharap agar Allah SWT memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses hisab, sehingga ia dapat terhindar dari siksa dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya. Doa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya beramal saleh dan menjauhi perbuatan dosa.
Bacaan Tahiyat Akhir Sebelum Salam:
Selain ketiga doa di atas, umat muslim juga dianjurkan untuk membaca tahiyat akhir sebelum mengucapkan salam. Bacaan tahiyat akhir ini merupakan bagian integral dari salat dan mengandung pujian, shalawat, dan syahadat. Berikut bacaan lengkapnya menurut kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 2 oleh Prof. Wahbah Az Zuhaili:
(Arab): (Teks Arab yang telah disediakan dalam sumber berita telah dihilangkan karena panjangnya dan akan mengurangi kualitas terjemahan. Terjemahannya akan diberikan di bawah ini.)
(Terjemahan): "Segala penghormatan, keberkahan, shalawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai Nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada Ibrahim dan keluarganya di seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Bacaan tahiyat akhir ini mengandung unsur-unsur penting dalam ajaran Islam, seperti syahadat (pengakuan keesaan Allah dan kenabian Muhammad SAW), shalawat (doa untuk Nabi Muhammad SAW), dan doa untuk kebaikan umat manusia. Membaca tahiyat akhir dengan khusyuk dan penuh pemahaman akan semakin meningkatkan nilai ibadah salat.
Kesimpulannya, memanfaatkan waktu sebelum salam untuk berdoa merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ketiga doa di atas, bersama dengan bacaan tahiyat akhir, memberikan panduan praktis bagi umat muslim untuk bermunajat kepada Allah SWT dengan doa-doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Keikhlasan dan kekhusyukan dalam berdoa merupakan kunci utama agar doa-doa tersebut dapat dikabulkan oleh Allah SWT. Semoga uraian ini dapat bermanfaat bagi seluruh umat muslim dalam meningkatkan kualitas ibadah dan kedekatannya dengan Sang Pencipta.