Suara azan, seruan adzan yang mengalun merdu dari menara masjid, lebih dari sekadar pengumuman waktu salat bagi umat Islam. Ia merupakan simbol syiar Islam yang agung, mengingatkan akan kewajiban beribadah dan menuntun hamba-Nya menuju kedekatan dengan Sang Pencipta. Lebih dari itu, mendengarkan azan dengan adab yang tepat menyimpan keutamaan dan pahala yang besar. Keutamaan tersebut tidak hanya terbatas pada mereka yang mengumandangkan azan, namun juga bagi mereka yang mendengarnya dengan penuh khusyuk dan menjalankan sunnah-sunnah yang dianjurkan.
Hukum mengumandangkan azan sendiri adalah fardhu kifayah. Artinya, jika di suatu wilayah tidak ada seorang pun yang mengumandangkan azan, maka seluruh penduduknya menanggung dosa. Kewajiban ini menekankan pentingnya azan sebagai penanda waktu salat dan ajakan bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah. Azan, yang secara bahasa berarti "memberi tahu", dalam syariat Islam berfungsi sebagai pemberitahuan resmi tentang masuknya waktu salat fardhu, disampaikan melalui lafaz-lafaz khusus yang telah ditetapkan. Setelah azan, dikumandangkanlah iqamah, yang menandakan dimulainya salat. Rentang waktu antara azan dan iqamah merupakan waktu mustajab untuk berdoa, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara adzan dan iqamah, maka berdoalah (kala itu)." (HR. Ahmad). Hadits ini menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan momen berharga ini untuk memohon kepada Allah SWT.
Namun, mendengarkan azan semata tidaklah cukup. Umat Islam dianjurkan untuk merespon panggilan suci ini dengan adab dan perilaku yang mencerminkan keimanan dan ketaatan. Merujuk pada berbagai literatur keagamaan, seperti buku "Fiqih" karya Hasbiyallah dan "63 Adab Sunnah" karya Dr. KH. Rachmat Morado Sugiarto, Lc., M.A. al-Hafizh, setidaknya terdapat tiga adab utama yang perlu diperhatikan ketika mendengar azan:
1. Menyegerakan Perjalanan Menuju Masjid:
Mendengar azan seharusnya menjadi isyarat bagi setiap muslim untuk segera bergegas menuju masjid. Bukan sekadar mendengar, namun juga merespon dengan tindakan nyata. Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya manusia tahu apa yang ada pada panggilan azan dan shaf pertama kemudian mereka tidak ada mendapatkan (tempat) kecuali dengan cara mengundi pastilah mereka akan mengundi. Seandainya mereka tahu apa yang ada pada tahjir/bersegera ke masjid, pastilah mereka berlomba-lomba untuknya." (HR. Bukhari). Hadits ini menunjukkan keutamaan yang luar biasa bagi mereka yang bersegera menuju masjid untuk salat berjamaah setelah mendengar azan. Keutamaan ini tidak hanya sebatas mendapatkan tempat yang baik di shaf depan, tetapi juga mendapatkan pahala dan keberkahan yang melimpah. Segera menuju masjid merupakan wujud ketaatan dan penghormatan terhadap panggilan Allah SWT. Sikap ini mencerminkan kesungguhan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah. Lebih dari itu, berjamaah di masjid memiliki keutamaan tersendiri dibandingkan salat sendirian di rumah.
2. Menjawab Azan (Iqaamah): Menggemakan Kalimat Tauhid:
Menjawab azan merupakan sunnah yang dianjurkan. Dengan menjawab azan, seorang muslim turut serta menggemakan kalimat tauhid dan memperkuat seruan adzan. Hal ini bukan sekadar pengulangan kata, tetapi merupakan bentuk partisipasi aktif dalam syiar Islam. Cara menjawab azan pun telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dari kakeknya, Umar bin Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila muadzin mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengucapkan juga Allahu Akbar, Allahu Akbar, kemudian apabila muadzin mengucapkan Asyhadu alla ilaha illallah, maka hendaklah ia mengucapkan Asyhadu alla ilaha illallah. Kemudian apabila muadzin mengucapkan Asyhadu anna Muhammadarrasulullah, maka hendaklah dia mengucapkan Asyhadu anna Muhammadarrasulullah. Kemudian apabila muadzin mengucapkan hayya ‘alasshalaah, maka hendaklah dia mengucapkan la haula wala quwwata illa billah. Kemudian apabila muadzin mengucapkan hayya ‘alal falaah, maka hendaklah dia mengatakan la haula wala quwwata illa billah. Kemudian apabila muadzin mengucapkan Allahu akbar Allahu Akbar, maka hendaklah dia mengucapkan Allahu Akbar Allahu Akbar. Kemudian apabila muadzin mengucapkan la ilaha illallah, maka hendaklah dia mengucapkan la ilaha illallah dari dalam hatinya, niscaya dia akan masuk surga." (HR. Abu Daud). Hadits ini memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana menjawab azan dengan benar. Penting untuk dicatat bahwa kalimat "hayya ‘ala ash-shalah" dan "hayya ‘ala al-falah" tidak dijawab, melainkan diganti dengan "la haula wala quwwata illa billah". Menjawab azan dengan benar dan khusyuk merupakan wujud keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
3. Membaca Doa Setelah Azan: Mengharapkan Syafaat Rasulullah:
Setelah azan dikumandangkan, sunnah lainnya adalah membaca doa khusus. Doa ini mengandung permohonan syafaat dari Rasulullah SAW di hari kiamat. Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa berdoa setelah mendengar azan, maka ia berkah mendapatkan syafaatku pada hari kiamat." Doa yang dibaca pun telah diajarkan, yaitu: "Allahumma rabba haadzihid da’watit taammah wash shalaatil qaa-imah, aati muhammadal wasiilata wal fadhilah wab’atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa’adtahu innaka la tukhliful mi’aad." Artinya: "Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki sholat yang didirikan. Berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah dia ke tempat yang terpuji sebagaimana yang Engkau telah janjikan."
Doa ini mengandung makna yang dalam, yaitu permohonan kepada Allah SWT agar memberikan syafaat kepada Nabi Muhammad SAW dan mengangkat derajat beliau. Membaca doa ini setelah azan merupakan bentuk penghormatan dan kecintaan kepada Rasulullah SAW, sekaligus permohonan agar mendapatkan syafaat beliau di akhirat kelak. Keutamaan membaca doa ini sangat besar, yaitu mendapatkan syafaat Rasulullah SAW pada hari kiamat, hari di mana syafaat sangat dibutuhkan.
Ketiga adab mendengarkan azan di atas, yaitu menyegerakan ke masjid, menjawab azan, dan membaca doa setelah azan, merupakan bagian dari sunnah yang dianjurkan. Dengan menjalankan sunnah-sunnah tersebut, seorang muslim tidak hanya menjalankan ibadah, tetapi juga meningkatkan keimanan dan ketaatannya kepada Allah SWT. Lebih dari itu, menjalankan sunnah-sunnah ini juga merupakan wujud penghormatan dan kecintaan kepada Rasulullah SAW, serta permohonan syafaat di hari kiamat. Semoga dengan memahami dan mengamalkan adab-adab ini, kita dapat semakin dekat kepada Allah SWT dan mendapatkan keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu istiqamah dalam menjalankan ajaran agama Islam.