Jakarta, 13 Desember 2024 – Indonesia menyaksikan babak baru dalam sejarah kerukunan antarumat beragama dengan diresmikannya Terowongan Silaturahim, sebuah infrastruktur yang secara fisik menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, dua ikon keagamaan di jantung Ibu Kota. Peresmian yang berlangsung Kamis (12/12/2024) oleh Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, bukan sekadar peresmian proyek konstruksi biasa, melainkan penegasan komitmen kuat terhadap nilai-nilai persatuan dan toleransi di tengah keberagaman Indonesia.
Presiden Prabowo, dalam sambutannya, menyatakan bahwa Terowongan Silaturahim merupakan "simbol berharga kerukunan bangsa". Metafora terowongan yang menghubungkan dua titik yang sebelumnya terpisah secara fisik, dengan tepat merepresentasikan upaya nyata untuk menjembatani perbedaan keyakinan dan membangun harmoni antarumat beragama di Indonesia. Proyek ini, yang digagas pada era Presiden Joko Widodo, merupakan manifestasi nyata dari visi kepemimpinan yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa di atas segala perbedaan.
Menag Nasaruddin Umar, dalam pidato peresmiannya, mengungkapkan makna filosofis yang mendalam di balik pembangunan Terowongan Silaturahim. Lebih dari sekadar akses fisik, terowongan ini dirancang sebagai pengingat pentingnya toleransi dan saling menghormati antarumat beragama. "Terowongan Silaturahim ini bukan hanya sekedar jalan penghubung, tetapi juga sebuah monumen hidup yang mencerminkan komitmen kita bersama untuk membangun Indonesia yang rukun dan damai," tegas Menag.
Kehadiran galeri dan diorama di dalam terowongan semakin memperkaya makna filosofis proyek ini. Galeri tersebut menampilkan perjalanan sejarah hubungan toleransi antarumat beragama di Indonesia, sekaligus menjadi media edukasi bagi masyarakat untuk memahami dan menghargai keberagaman. Diorama-diorama yang ditampilkan secara apik menceritakan kisah-kisah nyata kerukunan dan saling menghargai di tengah perbedaan keyakinan, menginspirasi generasi muda untuk meneruskan warisan toleransi tersebut.
Unsur seni juga menjadi bagian integral dari Terowongan Silaturahim. Instalasi seni berjudul "Wat Hati" (Jembatan Hati) karya Sunaryo, pemenang kompetisi seniman nasional, menjadi pusat perhatian. Instalasi ini secara simbolis mengajak setiap individu untuk membangun "jembatan hati", yaitu kesadaran dan kemauan untuk saling memahami, menghormati, dan menghargai perbedaan. "Wat Hati" bukan hanya sekadar karya seni, tetapi juga representasi dari nilai-nilai luhur kemanusiaan yang menjadi pondasi kerukunan antarumat beragama.
Lebih lanjut, Menag Nasaruddin menjelaskan detail desain terowongan yang sarat makna simbolis. Suara-suara yang mewakili berbagai agama di Indonesia diperdengarkan di dalam terowongan, menciptakan harmoni yang menunjukkan keberagaman yang hidup berdampingan dengan damai. Cahaya yang menyinari reling terowongan tanpa putus diartikan sebagai simbol jabat tangan, menunjukkan kesinambungan dan kekuatan persatuan antarumat beragama.
Pemilihan lokasi Terowongan Silaturahim, yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, juga sarat makna. Kedua tempat ibadah ini merupakan simbol keagamaan yang sangat penting bagi umat Islam dan umat Kristiani di Indonesia. Keberadaan terowongan ini menunjukkan komitmen untuk menyatukan dua lambang kepercayaan yang berbeda dalam satu kesatuan yang harmonis.
Terowongan Silaturahim juga dirancang dengan mempertimbangkan aspek fungsionalitas. Dengan kapasitas parkir yang mampu menampung hingga seribu kendaraan, terowongan ini diharapkan mampu memudahkan akses jamaah ke kedua tempat ibadah, terutama pada saat-saat hari besar keagamaan seperti Natal dan Idul Fitri. Hal ini menunjukkan bahwa proyek ini tidak hanya berfokus pada aspek simbolis, tetapi juga pada aspek praktis yang bermanfaat bagi masyarakat.
Menag Nasaruddin berharap, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, yang kini dihubungkan oleh Terowongan Silaturahim, dapat menjadi simbol kebahagiaan bersama bagi seluruh masyarakat Indonesia. "Semoga terowongan ini menjadi lambang toleransi yang sesungguhnya, dan menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk membangun kerukunan antarumat beragama," harapnya.
Peresmian Terowongan Silaturahim bukan hanya merupakan pencapaian infrastruktur, tetapi juga merupakan tonggak sejarah dalam upaya pembangunan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Proyek ini menunjukkan bahwa keragaman bukanlah sumber konflik, tetapi justru menjadi kekayaan yang harus dirawat dan dikembangkan bersama. Terowongan Silaturahim menjadi bukti nyata bahwa dengan kesadaran, kehendak baik, dan komitmen bersama, Indonesia dapat terus menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman yang ada. Proyek ini juga memberikan pesan kuat kepada dunia internasional tentang komitmen Indonesia dalam membangun perdamaian dan toleransi antarumat beragama.
Keberhasilan pembangunan Terowongan Silaturahim merupakan buah dari kerja sama yang baik antar lembaga pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat. Keberadaan terowongan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk terus membangun kerukunan antarumat beragama dan menciptakan Indonesia yang lebih harmonis dan damai. Semoga Terowongan Silaturahim ini dapat menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang dan terus menginspirasi upaya pembangunan persatuan dan kesatuan bangsa. Proyek ini juga menunjukkan bahwa investasi dalam kerukunan antarumat beragama merupakan investasi yang paling berharga bagi masa depan Indonesia.