Jakarta, 13 Desember 2024 – Sebuah tonggak sejarah baru terukir di jantung kota Jakarta. Terowongan Silaturahim, sebuah infrastruktur yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, dua ikon keagamaan Indonesia yang berdampingan, telah resmi diresmikan. Lebih dari sekadar terowongan fisik, proyek ini merepresentasikan komitmen nyata dalam memperkuat persatuan dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
Peresmian yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto, didampingi oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, termasuk Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, dan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo. Kehadiran Kepala Pastor Gereja Katedral, Romo Albertus Hani Rudi Hartoko, semakin menegaskan makna simbolis proyek ini sebagai jembatan penghubung antarumat beragama.
Terowongan Silaturahim, dengan panjang 28,3 meter dan lebar 4,1 meter, dirancang bukan hanya sebagai akses penghubung yang praktis antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, tetapi juga sebagai ruang interaksi yang mendukung dialog dan pemahaman antaragama. Desainnya yang modern dan estetis tidak hanya mempertimbangkan aspek fungsionalitas, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai toleransi dan harmoni yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Pembangunan terowongan ini telah melewati berbagai tahapan perencanaan dan pelaksanaan yang matang. Prosesnya melibatkan koordinasi yang intensif antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, pemimpin agama dari kedua tempat ibadah, serta para ahli konstruksi dan arsitektur. Keberhasilan pembangunan ini menjadi bukti nyata sinergi dan kolaborasi yang kuat dalam mewujudkan cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa.
Presiden Prabowo Subianto dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terwujudnya proyek monumental ini. Beliau menyebut Terowongan Silaturahim sebagai simbol yang berharga bagi Indonesia, menunjukkan komitmen pemerintah dalam memelihara dan memperkuat kerukunan antarumat beragama. Presiden juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses pembangunan, mulai dari perencanaan hingga penyelesaian akhir. Dedikasi dan kerja keras mereka, menurut Presiden, telah menghasilkan karya yang bermakna bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya Terowongan Silaturahim sebagai manifestasi nyata dari nilai-nilai moderasi beragama. Beliau berharap terowongan ini dapat menjadi ruang publik yang menginspirasi dialog antaragama, memperkuat persaudaraan, dan menciptakan lingkungan yang harmonis dan toleran. Menteri Umar juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan terowongan ini dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi kehidupan beragama di Indonesia.
Sementara itu, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan bahwa proyek Terowongan Silaturahim merupakan bagian dari program pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur yang mendukung kerukunan antarumat beragama. Beliau menambahkan bahwa pemerintah akan terus mendukung upaya-upaya untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa melalui pembangunan infrastruktur yang inklusif dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
Romo Albertus Hani Rudi Hartoko, mewakili Gereja Katedral, menyatakan rasa syukur dan apresiasinya atas terwujudnya Terowongan Silaturahim. Beliau melihat proyek ini sebagai langkah konkret dalam mempererat silaturahmi antarumat beragama dan menciptakan suasana yang kondusif bagi kehidupan beragama di Indonesia. Romo Albertus juga mengajak umat Kristiani untuk memanfaatkan terowongan ini sebagai sarana untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan umat Islam dan umat beragama lainnya.
Keberadaan Terowongan Silaturahim diharapkan dapat memudahkan akses bagi masyarakat yang ingin mengunjungi kedua tempat ibadah, baik untuk kegiatan ibadah rutin maupun wisata religi. Dengan akses yang lebih mudah dan nyaman, diharapkan akan tercipta interaksi yang lebih intensif antarumat beragama, sehingga dapat memperkuat persaudaraan dan memperkokoh persatuan bangsa.
Proyek ini juga diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur yang mendukung kerukunan antarumat beragama. Pemerintah akan terus mendukung upaya-upaya untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama di seluruh Indonesia, sehingga Indonesia dapat terus menjadi contoh bagi dunia dalam hal keharmonisan antarumat beragama.
Selain aspek fisik, Terowongan Silaturahim juga memiliki makna simbolis yang sangat dalam. Terowongan ini bukan hanya menghubungkan dua tempat ibadah, tetapi juga menghubungkan dua komunitas yang berbeda dalam satu kesatuan yang harmonis. Proyek ini menjadi bukti nyata bahwa perbedaan agama bukanlah halangan untuk hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati.
Lebih jauh lagi, Terowongan Silaturahim dapat dijadikan sebagai ruang pendidikan dan pengenalan antaragama. Dengan adanya akses yang mudah antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, masyarakat dapat lebih mudah untuk memahami dan menghargai perbedaan agama. Hal ini sangat penting dalam mencegah konflik antaragama dan membangun Indonesia yang lebih toleran dan damai.
Peresmian Terowongan Silaturahim bukanlah titik akhir, tetapi merupakan awal dari sebuah proses yang berkelanjutan. Pemerintah, pemimpin agama, dan seluruh masyarakat harus terus bekerja sama untuk memelihara dan mengembangkan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Terowongan Silaturahim merupakan simbol dari komitmen bersama untuk membangun Indonesia yang lebih harmonis, damai, dan sejahtera. Semoga proyek ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Semoga Indonesia terus menjadi contoh bagi dunia dalam hal kerukunan antarumat beragama.