REPUBLIKA.CO.ID – Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, tanda-tanda akhir zaman yang diprediksi Nabi Muhammad SAW seabad lalu mulai menampakkan diri. Hal ini diungkapkan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH), pendiri Quantum Akhyar Institute, dalam salah satu kajiannya di kanal Youtube Adi Hidayat Official.
"Salah satu tanda utamanya adalah hilangnya ilmu dari umat manusia," tegas UAH. Namun, hilangnya ilmu yang dimaksud bukanlah lenyapnya kitab-kitab suci seperti tafsir dan hadis, melainkan wafatnya para ulama yang menjadi penjaga dan penerus ilmu tersebut.
Ketika para pakar dan ulama satu per satu meninggalkan dunia, kesulitan dalam menemukan panduan yang benar untuk menafsirkan ajaran agama pun muncul. Hal ini berujung pada kebingungan masyarakat dalam memahami agama, yang berpotensi menimbulkan kesalahan dalam pemahaman akidah dan syariat Islam.
Fenomena ini semakin diperparah dengan munculnya individu yang tidak memiliki keilmuan agama yang mendalam, namun dengan mudahnya mendeklarasikan diri sebagai sumber rujukan masyarakat dalam persoalan agama. Mereka dengan mudahnya mengeluarkan fatwa atau pandangan yang keliru, yang seringkali menyesatkan banyak orang.
Perkembangan digital dan media sosial memperburuk situasi ini. Platform digital memungkinkan siapapun untuk menyebarkan pandangannya secara luas dan cepat, tanpa filter dan kontrol yang memadai.
Ustadz Adi Hidayat juga menyorot digitalisasi sebagai pisau bermata dua. "Di satu sisi, kemajuan teknologi memungkinkan kita mengakses informasi, berdagang, dan menyebarkan dakwah secara cepat. Namun, di sisi lain, digitalisasi memudahkan tersebarnya hoaks, fitnah, dan manipulasi," jelasnya.
Perilaku ini semakin umum, baik dalam aspek bisnis maupun agama, dan menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam.
Hilangnya Ilmu: Bencana yang Tak Terlihat
Hilangnya ilmu dari umat manusia merupakan tanda akhir zaman yang sangat serius. Ulama merupakan penerus dan penjaga ilmu agama. Mereka berperan penting dalam menjaga keutuhan dan keakuratan ajaran Islam.
Ketika para ulama berkurang, maka pengetahuan tentang agama pun menjadi rapuh. Interpretasi yang keliru dan penyimpangan ajaran agama menjadi semakin mudah terjadi.
Digitalisasi: Anugerah dan Ancaman
Digitalisasi memang membawa banyak manfaat, seperti akses informasi yang lebih mudah dan cepat, serta kemudahan dalam berdagang dan menyebarkan dakwah. Namun, di balik kemudahan tersebut, tersembunyi bahaya yang tak kalah besar.
Hoaks, fitnah, dan manipulasi mudah tersebar melalui platform digital. Informasi yang tidak benar dapat dengan mudah dibagikan dan diterima oleh banyak orang, tanpa adanya verifikasi yang memadai.
Mencari Solusi di Tengah Krisis
Di tengah tanda-tanda akhir zaman yang semakin nyata, penting bagi umat Islam untuk mengambil langkah-langkah yang tepat.
- Meningkatkan Literasi Digital: Masyarakat perlu meningkatkan literasi digitalnya agar dapat memilah informasi dengan bijak dan kritis. Memperkuat kemampuan dalam mendeteksi hoaks dan informasi yang menyesatkan menjadi sangat penting.
- Memperkuat Pondasi Ilmu Agama: Memperkuat pondasi ilmu agama dengan belajar dari para ulama yang kredibel dan terpercaya menjadi sangat penting. Mempelajari sumber-sumber ajaran Islam secara mendalam dan kritis dapat membantu dalam memahami agama dengan benar.
- Menjaga Ukhuwah Islamiyah: Memperkuat tali persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah di tengah perbedaan pendapat dan pandangan menjadi sangat penting. Saling menghormati dan menghargai perbedaan menjadi kunci dalam menjaga persatuan umat.