Takziyah, dalam konteks Islam, bukanlah sekadar ungkapan belasungkawa biasa. Lebih dari itu, ia merupakan sebuah amalan yang sarat makna, berakar pada ajaran agama dan berorientasi pada penguatan spiritual bagi keluarga yang ditinggalkan. Kata "takziyah" sendiri berasal dari kata "al-‘azza," yang berarti kesabaran. Ini menggarisbawahi inti dari praktik ini: memberikan dukungan dan penguatan spiritual kepada mereka yang tengah berduka cita, membantu mereka menghadapi cobaan berat kehilangan orang terkasih dengan penuh kesabaran dan ketabahan.
Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, yang diterjemahkan oleh Khairul Amru Harahap, menjelaskan takziyah sebagai upaya untuk membantu keluarga yang berduka agar tetap sabar menghadapi ujian yang menimpa mereka. Hukumnya sendiri adalah sunnah muakkadah, dianjurkan dengan sangat, sebagaimana ditegaskan dalam hadits riwayat Ibnu Majah: "Tidaklah seorang mukmin yang turut berbelasungkawa atas musibah saudaranya kecuali Allah SWT memakaikan padanya perhiasan kemuliaan di hari kiamat." Hadits ini dengan tegas menunjukkan keutamaan dan pahala besar yang diperoleh bagi mereka yang melaksanakan takziyah dengan ikhlas. Lebih dari sekadar tindakan sosial, takziyah merupakan amal saleh yang bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Tujuan utama takziyah, seperti yang diuraikan dalam berbagai kitab fikih, adalah meringankan beban duka dan kesedihan keluarga yang ditinggalkan. Kehilangan anggota keluarga merupakan peristiwa yang sangat menyakitkan, baik secara emosional maupun psikologis. Takziyah hadir sebagai bentuk dukungan nyata, memberikan rasa empati dan solidaritas kepada mereka yang tengah berjuang menghadapi kesedihan mendalam. Dengan kehadiran dan kata-kata penghiburan, orang yang melakukan takziyah memberikan secercah harapan dan kekuatan bagi keluarga yang berduka.
Dalam praktiknya, takziyah dianjurkan dilakukan hanya sekali kepada seluruh keluarga dan sanak saudara yang ditinggalkan, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu dan menjaga kesopanan serta kepekaan terhadap perasaan keluarga yang sedang berduka. Jika keluarga yang berduka tidak berada di rumah saat takziyah hendak dilakukan, diperbolehkan untuk mengunjungi rumah mereka setelah tiga hari berlalu. Hal ini memberikan waktu bagi keluarga untuk mengatur diri dan mempersiapkan diri menerima kunjungan belasungkawa.
Selain memberikan penghiburan, takziyah juga merupakan kesempatan untuk memberikan nasihat dan dukungan moral kepada keluarga yang berduka. Nasihat yang diberikan hendaknya bersifat positif dan membangun, mengingatkan mereka akan janji Allah SWT, kekuatan iman, dan pentingnya bersabar dalam menghadapi cobaan. Nasihat ini bertujuan untuk menguatkan mental dan spiritual mereka, membantu mereka melewati masa-masa sulit ini dengan lebih tegar dan tabah. As-Suluk al-Ijtima’iy fil Islam karya Syaikh Hasan Ayyub, yang diterjemahkan oleh Nabhani Idris, menekankan tujuan takziyah sebagai upaya melipur lara dan menghibur hati yang tengah terluka.
Kalimat takziyah yang tepat dan sopan sangat penting untuk disampaikan. Kitab Al Mulakhkhash Al-Fiqhi karya Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, yang diterjemahkan oleh Asmuni, menyebutkan contoh kalimat takziyah yang dapat digunakan: "أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ وَغَفَرَ لِمَيِّتِكَ" (A’dzoma Allahu ajraka wa ahsana ‘azaa aka wa ghafara limayyitika). Kalimat ini memiliki arti: "Semoga Allah memperbesar pahalamu, memperbaiki keadaanmu, dan mengampuni dosa mayatmu." Kalimat ini mengandung doa dan harapan agar keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan dan penghiburan dari Allah SWT, serta pengampunan dosa bagi almarhum. Penting untuk diingat bahwa ungkapan belasungkawa harus disampaikan dengan tulus dan penuh empati, mencerminkan rasa kepedulian dan persaudaraan sesama muslim.
Selain pemilihan kata, adab takziyah juga mencakup aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan. Buku Pegangan Guru Akidah Akhlak karya Marliah menjabarkan beberapa adab takziyah yang penting untuk dipatuhi. Adab ini bertujuan untuk menjaga kesopanan, menghormati perasaan keluarga yang berduka, dan memastikan bahwa takziyah dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Beberapa adab tersebut antara lain:
-
Menjaga kesopanan dan kesantunan: Berpakaian yang sopan dan rapi, berbicara dengan nada suara yang lembut dan santun, menghindari perkataan yang dapat menambah kesedihan keluarga, dan menghindari sikap yang berlebihan atau mencolok.
-
Memberikan dukungan moral dan spiritual: Menyampaikan kata-kata penghiburan yang tulus, mengingatkan mereka akan janji Allah SWT, menguatkan iman mereka, dan memberikan semangat agar mereka tetap sabar dan tabah.
-
Menghindari perkataan yang tidak pantas: Tidak mengucapkan kata-kata yang dapat melukai perasaan keluarga, seperti mengungkit-ungkit kesalahan almarhum atau membanding-bandingkan dengan orang lain. Perlu diingat bahwa tujuan takziyah adalah memberikan penghiburan, bukan menambah beban kesedihan.
-
Menghindari sikap yang berlebihan: Tidak berlama-lama dalam memberikan takziyah, cukup memberikan ucapan belasungkawa yang singkat dan tulus, dan memberikan kesempatan kepada keluarga untuk berduka cita dengan tenang.
-
Memberikan bantuan yang diperlukan: Jika memungkinkan, dapat memberikan bantuan berupa materi atau tenaga kepada keluarga yang berduka, seperti membantu mengurus keperluan pemakaman atau membantu mengurus keperluan rumah tangga.
-
Berdoa untuk almarhum: Membaca doa untuk almarhum agar mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT. Doa ini merupakan bentuk penghormatan dan kepedulian terhadap almarhum.
-
Menjaga kerahasiaan: Tidak menyebarkan informasi yang bersifat pribadi atau sensitif tentang keluarga yang berduka. Kerahasiaan ini penting untuk menjaga privasi dan martabat keluarga yang sedang berduka.
Takziyah, dalam kesimpulannya, bukanlah sekadar rutinitas sosial, melainkan sebuah amalan Islami yang sarat makna dan memiliki tujuan mulia. Ia merupakan wujud nyata dari rasa empati, solidaritas, dan kepedulian sesama muslim. Dengan melaksanakan takziyah dengan penuh adab dan keikhlasan, kita tidak hanya memberikan penghiburan kepada keluarga yang berduka, tetapi juga mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Semoga uraian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya takziyah dan bagaimana melakukannya dengan benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan kesabaran kepada kita semua dalam menghadapi segala cobaan hidup.