Menjenguk saudara atau kerabat yang tengah sakit merupakan tindakan mulia dan dianjurkan dalam ajaran Islam. Kunjungan tersebut bukan sekadar kunjungan sosial, melainkan sebuah bentuk kepedulian dan ibadah yang memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT. Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW secara eksplisit memuji dan menjanjikan pahala bagi mereka yang menjenguk orang sakit. Salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang menjenguk orang sakit, maka (Malaikat) dari langit memanggil, ‘Berbahagialah kamu dan sungguh baik langkahmu dan engkau menempati sebuah rumah di surga’." (HR Ibnu Majah). Hadits ini dengan jelas menggambarkan betapa besarnya ganjaran bagi mereka yang berbuat baik kepada sesama, khususnya dalam kondisi mereka membutuhkan uluran tangan dan doa.
Lebih lanjut, hadits lain yang diriwayatkan dari Tsauban RA menyebutkan, "Sesungguhnya orang muslim itu, jika dia menjenguk saudaranya yang muslim, maka dia masih tetap berada dalam khurfah surga sampai dia kembali." Ketika ditanya apa arti "khurfah," Rasulullah SAW menjawab, "Memetik buah-buah di surga." (HR Muslim dan lainnya). Gambaran surgawi ini bukan sekadar metafora, melainkan sebuah penegasan akan pahala yang berlimpah bagi mereka yang ikhlas menjenguk orang sakit. Kunjungan tersebut, di samping memberikan dukungan moral dan psikologis, juga merupakan bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan kecil yang didasari niat tulus dapat berdampak besar dalam kehidupan akhirat.
Dalam praktiknya, ucapan "syafakillah" seringkali menjadi bagian tak terpisahkan dari kunjungan menjenguk orang sakit. Ucapan ini, yang sarat dengan makna doa dan harapan, bertujuan untuk memberikan semangat dan kekuatan batin kepada yang sakit agar tetap sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan. Lebih dari sekadar ungkapan basa-basi, syafakillah merupakan doa tulus yang dipanjatkan untuk kesembuhan orang tersebut.
Makna Syafakillah: Harapan Kesembuhan dari Yang Maha Kuasa
Secara harfiah, "syafakillah" berarti "Semoga Allah menyembuhkanmu." Kata ini merupakan doa yang berasal dari bahasa Arab, yang secara langsung memohon pertolongan dan kesembuhan dari Allah SWT, Sang Maha Penyembuh. Penggunaan kata ini mencerminkan keyakinan umat Islam bahwa hanya Allah SWT yang memiliki kuasa untuk menyembuhkan segala penyakit. Doa ini mengandung harapan dan keyakinan yang mendalam akan rahmat dan kuasa Allah SWT.
Penggunaan kata "syafakillah" juga memperhatikan adab dan kesopanan dalam bahasa Arab. Bentuk "syafakillah" digunakan untuk perempuan, sementara "syafakallah" digunakan untuk laki-laki. Perbedaan ini menunjukkan sensitivitas dan ketelitian dalam penggunaan bahasa Arab yang mencerminkan adab berbahasa dalam Islam. Jika doa ditujukan kepada orang ketiga (misalnya, ketika seseorang menyampaikan kabar bahwa saudaranya sakit), maka bentuknya berubah menjadi "syafahullah" untuk laki-laki dan "syafahallah" untuk perempuan, dengan arti "Semoga Allah menyembuhkannya." Ketelitian dalam penggunaan bentuk kata ini menunjukkan pentingnya memperhatikan detail dalam berdoa dan berkomunikasi.
Menjawab Ucapan Syafakillah: Ungkapan Syukur dan Doa Balasan
Mendapatkan ucapan syafakillah merupakan sebuah anugerah dan bentuk perhatian dari sesama. Sebagai bentuk balasan, terdapat beberapa ungkapan yang dapat digunakan. Salah satu yang paling umum adalah "Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin," yang berarti "Kabulkanlah ya Allah, kabulkanlah." Ungkapan ini merupakan doa yang sederhana namun sarat makna, yang memohon kepada Allah SWT untuk mengabulkan doa kesembuhan yang telah dipanjatkan.
Selain itu, ungkapan "Jazakumullah khairan katsiran" juga dapat digunakan sebagai balasan. Ungkapan ini berarti "Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan yang banyak." Ungkapan ini merupakan bentuk syukur dan penghargaan atas perhatian dan doa yang telah diberikan. Kedua ungkapan ini menunjukkan rasa syukur dan menghargai doa yang telah dipanjatkan oleh orang lain. Pilihan ungkapan balasan ini menunjukkan kehalusan dan adab dalam berinteraksi sosial dalam konteks keagamaan.
Doa-Doa Pendukung Kesembuhan: Mengikuti Sunnah Nabi SAW
Selain mengucapkan syafakillah, terdapat berbagai doa lain yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat yang dapat dipanjatkan untuk mendoakan kesembuhan orang sakit. Doa-doa ini, yang termaktub dalam berbagai kitab hadits dan fiqih, merupakan pedoman dan tuntunan dalam berdoa untuk kesembuhan.
Salah satu doa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA dari Nabi SAW adalah: "Barang siapa yang mengunjungi orang sakit yang belum datang ajalnya, kemudian ia berdoa di sebelahnya sebanyak tujuh kali: ‘Asalu Allah al-‘Azhim rabb al-‘Arsy al-‘Azhim an Yasyfiyaka’ (Aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhan Arsy yang Agung semoga Dia menyembuhkanmu), maka Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut." Doa ini menekankan pentingnya ketekunan dan keistiqomahan dalam berdoa, dengan mengulang doa tersebut sebanyak tujuh kali.
Rasulullah SAW juga memberikan contoh praktik doa dengan mengusap bagian tubuh yang sakit. Dari Aisyah RA, diriwayatkan bahwa Nabi SAW mendoakan keluarganya yang sakit dengan cara mengusap bagian tubuh yang sakit sambil memanjatkan doa: "Allahumma Rabb al-Nasi Azhib al-Ba’sa Isyfihi Anta al-Syafi Laa Syifaa Illa Syifauka Syifaan Laa Yughadiru Saqaman" (Ya Allah Rabb manusia, zat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah dia. Sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit)." (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, dan Ibnu Majah). Doa ini menunjukkan kepedulian dan kasih sayang Rasulullah SAW kepada keluarganya, sekaligus memberikan contoh praktik doa yang dapat ditiru.
Lebih lanjut, hadits lain dari Abu Said Al-Khudri RA meriwayatkan tentang Malaikat Jibril yang meruqyah (memberikan pengobatan ruqyah) Rasulullah SAW. Dalam hadits tersebut, Jibril AS mengucapkan doa ruqyah yang mengandung permohonan perlindungan dan kesembuhan dari segala penyakit dan gangguan. Hal ini menunjukkan bahwa ruqyah, sebagai bentuk pengobatan alternatif dalam Islam, juga merupakan bagian dari upaya untuk memohon kesembuhan kepada Allah SWT.
Kesimpulannya, ucapan syafakillah, beserta doa-doa pendukung kesembuhan lainnya, merupakan bagian integral dari ajaran Islam dalam memberikan dukungan dan perhatian kepada sesama yang tengah sakit. Ucapan dan doa-doa tersebut bukan hanya sekadar ungkapan verbal, melainkan merupakan bentuk ibadah yang memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT. Dengan mengucapkan syafakillah dan memanjatkan doa-doa yang diajarkan Nabi SAW, kita berharap agar Allah SWT memberikan kesembuhan dan kekuatan kepada orang yang sakit, sekaligus mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Lebih dari itu, tindakan menjenguk dan mendoakan orang sakit mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan ukhuwah Islamiyah yang luhur.