Surat Ad-Dhuha, surat ke-93 dalam Al-Qur’an, merupakan bacaan yang dianjurkan, bahkan memiliki keutamaan tersendiri, terutama ketika melaksanakan sholat sunnah Dhuha. Surat Makkiyah yang terdiri dari 11 ayat ini, jauh dari sekadar rangkaian kalimat suci. Ia menyimpan sejarah, hikmah, dan janji ilahi yang mendalam, menawarkan penghiburan bagi jiwa dan harapan bagi masa depan. Lebih dari itu, pemahaman mendalam terhadap kandungannya membuka pintu menuju pemahaman yang lebih luas tentang kasih sayang dan janji Allah SWT kepada hamba-Nya.
Sejarah Turunnya Wahyu dan Penghiburan bagi Rasulullah SAW:
Surat Ad-Dhuha diturunkan sebagai bentuk penghiburan dan peneguhan bagi Rasulullah SAW di tengah masa sulit. Riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mengalami masa penantian wahyu yang cukup panjang, diiringi ejekan dan hinaan dari kaum musyrik Mekkah. Lamanya masa penantian ini bervariasi menurut riwayat; ada yang menyebutkan 12 hari (Ibnu Harij), 15 hari (Ibnu Abbas), bahkan hingga 40 hari (Maqotil). Kaum musyrik mengejek beliau dengan mengatakan bahwa beliau telah ditinggalkan oleh Tuhannya. Kondisi ini tentu saja berat bagi Rasulullah SAW, namun Allah SWT, dalam kasih sayang-Nya yang tak terhingga, menurunkan Surat Ad-Dhuha sebagai bukti nyata akan pertolongan dan penghiburan-Nya.
Hadits dari Jundub bin Abdillah RA menceritakan bagaimana seorang wanita, dalam ketidaktahuan dan kejahilannya, mengatakan kepada Rasulullah SAW bahwa setan telah meninggalkannya. Peristiwa ini menjadi latar belakang turunnya wahyu Surat Ad-Dhuha, menunjukkan betapa Allah SWT selalu hadir dan memberikan pertolongan di saat hamba-Nya membutuhkan. Turunnya surat ini menjadi bukti nyata bahwa Allah SWT senantiasa bersama Rasulullah SAW, bahkan di saat yang paling sulit sekalipun. Surat ini bukan hanya penghiburan bagi Rasulullah SAW, tetapi juga menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam sepanjang masa, bahwa ujian dan cobaan merupakan bagian dari perjalanan hidup, dan Allah SWT senantiasa memberikan jalan keluar dan pertolongan.
Keutamaan Membaca Surat Ad-Dhuha:
Keutamaan membaca Surat Ad-Dhuha tidak hanya terbatas pada konteks sejarah turunnya. Berbagai hadits dan pendapat ulama menunjukkan keutamaan membaca surat ini, baik secara umum maupun dalam konteks sholat Dhuha.
Hadits dari Ali RA, yang diriwayatkan oleh Dailami, menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu ayat yang memberi pengharapan dibandingkan firman-Nya, ‘Dan kelak Tuhan-Nya memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu kamu menjadi puas.’ Maka, aku menyimpannya bagi umatku untuk hari kiamat." (HR Dailami). Hadits ini menunjukkan betapa besarnya harapan dan janji yang terkandung dalam Surat Ad-Dhuha, sebuah janji yang akan terus relevan hingga hari kiamat. Janji tersebut bukan sekadar janji duniawi, melainkan mencakup kebahagiaan dan keridhaan di akhirat.
Hadits lain dari ‘Uqbah bin ‘Amir menyebutkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk membaca Surat Asy-Syams dan Surat Ad-Dhuha dalam sholat Dhuha. (HR At-Thabrani). Hal ini menunjukkan anjuran khusus untuk membaca Surat Ad-Dhuha dalam sholat Dhuha, menjadikan sholat tersebut lebih bermakna dan penuh keberkahan.
Selain itu, berbagai pendapat ulama menyatakan bahwa membaca Surat Ad-Dhuha termasuk dalam golongan amal yang mendapatkan ridha Allah SWT. Bahkan, ada yang menyebutkan bahwa membaca surat ini akan mendapatkan syafaat Rasulullah SAW dan Allah SWT akan mencatat kebaikan sebanyak pahala 10 anak yatim. Keutamaan-keutamaan ini menunjukkan betapa besarnya nilai ibadah membaca Surat Ad-Dhuha.
Tafsir dan Makna Ayat-Ayat Surat Ad-Dhuha:
Pemahaman yang mendalam terhadap makna ayat-ayat Surat Ad-Dhuha akan semakin memperkaya keimanan dan ketaqwaan kita. Berikut beberapa tafsir dan makna ayat-ayatnya:
-
Ayat 1: "Demi waktu dhuha": Ayat ini menegaskan pentingnya memperhatikan waktu Dhuha, yaitu waktu setelah terbit matahari hingga menjelang tengah hari. Waktu ini dianggap waktu yang mustajab untuk berdoa dan beribadah.
-
Ayat 2: "Demi malam apabila telah sunyi": Ayat ini menekankan pentingnya istirahat dan ketenangan di malam hari. Setelah seharian beraktivitas, istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
-
Ayat 3-5: Ayat-ayat ini merupakan inti dari Surat Ad-Dhuha, yaitu janji Allah SWT akan memberikan karunia dan kenikmatan kepada Rasulullah SAW. Allah SWT menegaskan bahwa kesulitan dan cobaan yang dialami akan digantikan dengan kebahagiaan dan keberhasilan. Kata "sajaa" dalam ayat "wallaili idza sajaa" memiliki beberapa penafsiran, antara lain "jika datang", "jika semakin gelap", "jika setingkat", dan "jika pergi". Secara keseluruhan, ayat ini menunjukkan kekuasaan Allah SWT dalam mengendalikan segala sesuatu dan janji-Nya akan memberikan kebaikan kepada hamba-Nya yang sabar dan bertaqwa.
-
Ayat 6-11: Ayat-ayat ini menjelaskan tentang kebaikan dan karunia Allah SWT yang akan diberikan kepada Rasulullah SAW. Allah SWT menjanjikan keberhasilan dan kemenangan bagi Rasulullah SAW dan umatnya. Ayat-ayat ini juga menegaskan bahwa Allah SWT selalu bersama hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa.
Kesimpulan:
Surat Ad-Dhuha bukan hanya sekadar bacaan dalam sholat Dhuha. Ia merupakan surat yang sarat dengan makna, sejarah, dan janji ilahi. Ia menawarkan penghiburan, harapan, dan peneguhan iman bagi setiap pembacanya. Memahami sejarah turunnya, keutamaan, dan tafsir ayat-ayatnya akan membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang kasih sayang dan janji Allah SWT kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa membaca dan mengamalkan isi Surat Ad-Dhuha dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk ketaqwaan dan pendekatan diri kepada Allah SWT. Semoga kita dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan ridha dan karunia-Nya.