Surah At-Tariq, surah ke-86 dalam Al-Qur’an, terdiri dari 17 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yang diturunkan di kota Makkah. Surah ini diturunkan setelah Surah Al-Balad. Nama "At-Tariq" diambil dari ayat pertama, yang diterjemahkan oleh Departemen Agama RI sebagai "yang datang pada malam hari." Kata "At-Tariq" berasal dari bahasa Arab dengan akar kata "taraqa-yatruqu", yang berarti mengetuk atau memukul dengan pelan. Kamus Arab-Indonesia Al-Munawwir juga mengartikan At-Tariq sebagai "yang datang pada malam hari."
Surah At-Tariq diawali dengan sumpah Allah SWT menggunakan salah satu makhluk-Nya, yaitu langit (as-samā’), disertai kata "was-samā’i" yang berarti "demi langit." Syaikh Adil Muhammad Khalil dalam bukunya "Tadabur Al-Qur’an: Menyelami Makna Al-Qur’an dari Al-Fatihah Sampai An-Nas" menjelaskan bahwa pembahasan utama Surah At-Tariq adalah penetapan tauhid dan kebesaran Allah SWT.
Bacaan Lengkap Surah At-Tariq:
Berikut adalah bacaan lengkap Surah At-Tariq beserta teks Arab, latin, arti, dan kandungannya:
1. وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ
Was-samā’i wa-t-tāriqi.
Artinya: Demi langit dan yang datang pada malam hari.
2. وَمَا أَدْرَاكَ مَا الطَّارِقُ
Wa mā adrāka mā t-tāriqu.
Artinya: Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
3. النَّجْمُ الثَّاقِبُ
An-najm(u) ats-tsāqib(u).
Artinya: (Itulah) bintang yang bersinar tajam.
4. إِن كُلُّ نَفْسٍ لَمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ
In kullu nafsil lammā ‘alaihā ḥāfiẓ(un).
Artinya: Setiap orang pasti ada penjaganya.
5. فَلْيَنْظُرِ الْإِنسَانُ مِمَّ خُلِقَ
Falyanẓur(i)l-insānu mimmā khuliq(a).
Artinya: Hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan.
6. خُلِقَ مِن مَّاءٍ دَافِقٍ
Khuliqa mim mā’in dāfiqin.
Artinya: Dia diciptakan dari air (mani) yang memancar.
7. يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
Yakhruju mim baini-l-sulbi wat-tarā’ibi.
Artinya: yang keluar dari antara tulang sulbi (punggung) dan tulang dada.
8. إِنَّهُ عَلَىٰ رَجْعِهِ لَقَادِرٌ
Innah(u) ‘alā raj’ih(i) laqādir(un).
Artinya: Sesungguhnya Dia (Allah) benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup setelah mati).
9. يَوْمَ تُبْلَسُ السَّرَائِرُ
Yauma tublasu-s-sarā’ir(u).
Artinya: pada hari ditampakkan segala rahasia.
10. فَمَا لَهُ مِن قُوَّةٍ وَلَا نَصِيرٍ
Famā lah(u) min quwwatiw wa lā naṣīr(in).
Artinya: Maka, baginya (manusia) tidak ada lagi kekuatan dan tidak (pula) ada penolong.
11. وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الرَّجْعِ
Was-samā’i dāti-r-raj’i.
Artinya: Demi langit yang mengandung hujan.
12. وَالْأَرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِ
Wal-arḍi dāti-ṣ-ṣad’i.
Artinya: dan bumi yang memiliki rekahan (tempat tumbuhnya pepohonan).
13. إِنَّهُ لَقَوْلٌ فَعْلٌ
Innah(u) laqau(l)un fa’(l)un.
Artinya: sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan yang batil).
14. وَمَا هُوَ بِالْهَزْلِ
Wa mā huwa bil-hazl(i).
Artinya: dan ia (Al-Qur’an) sama sekali bukan perkataan senda gurau.
15. إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا
Innahum yakīd(u)na kaid(an).
Artinya: Sesungguhnya mereka (orang kafir) melakukan tipu daya.
16. وَأَكِيدُ كَيْدًا
Wa akīdu kaid(an).
Artinya: Aku pun membalasnya dengan tipu daya.
17. فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
Fa mahlil(i)l-kāfirīna amhilhum ruwaid(an).
Artinya: Maka, tangguhkanlah orang-orang kafir itu. Biarkanlah mereka sejenak (bersenang-senang).
Asbabun Nuzul Surah At-Tariq:
Asbabun nuzul atau sebab turunnya Surah At-Tariq dapat ditemukan pada ayat ke-5. M. Khalilurrahman Al Mahfani dalam bukunya "Juz Amma Tajwid Berwarna & Terjemahannya" menjelaskan bahwa ayat ini diturunkan sebagai sindiran atas kesombongan yang diperlihatkan oleh Abil Asyad.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari ‘Ikrimah bahwa ayat ini terkait dengan kisah Abil Asyad yang berdiri di atas kulit yang telah disamak. Dengan penuh kesombongan, ia menantang orang-orang Quraisy dengan berkata, "Hai orang-orang Quraisy, barangsiapa yang dapat memindahkan aku dari kulit ini maka akan aku beri hadiah." Ia juga menyombongkan diri dengan berkata, "Muhammad menganggap bahwa penjaga pintu Jahanam berjumlah sembilan belas. Aku sendiri sanggup mewakili kalian mengalahkan yang sepuluh dan yang sembilan lagi aku serahkan kepada kalian."
Sikap sombong Abil Asyad ini menjadi alasan turunnya ayat tersebut, yang mengingatkan manusia untuk merenungkan asal usul penciptaannya dan tidak merasa angkuh atas kekuatannya.
Kandungan Surah At-Tariq:
Surah At-Tariq mengandung berbagai pesan penting yang memperkuat keyakinan tauhid dan mengingatkan manusia akan kekuasaan Allah SWT. Berikut beberapa kandungan utamanya:
-
Allah SWT Selalu Mencatat Amal Perbuatan Hamba-Nya: Pada ayat ke-4, Allah SWT menjelaskan bahwa setiap amal perbuatan manusia dicatat tanpa ada yang terlewat. Hal ini menjadi pengingat bagi setiap individu untuk selalu berhati-hati dalam berbuat dan senantiasa menjaga amal perbuatan agar senantiasa berada dalam keridhoan Allah SWT.
-
Pengingat Penciptaan Manusia dan Hari Kebangkitan: Ayat 5 hingga 8 menegaskan peristiwa kebangkitan manusia dari kubur. Allah SWT menggunakan dalil tentang asal mula penciptaan manusia sebagai bukti kekuasaan-Nya dalam menghidupkan kembali. Ayat-ayat ini mengingatkan manusia akan hakikat dirinya sebagai makhluk ciptaan yang akan kembali kepada Sang Pencipta dan mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya di akhirat.
-
Kemuliaan Al-Qur’an: Pada ayat 13 dan 14, disebutkan tentang keagungan dan kemuliaan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia. Al-Qur’an bukanlah perkataan senda gurau, melainkan firman Allah SWT yang penuh makna dan hikmah. Ayat ini mendorong manusia untuk menghormati dan mengagungkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang benar dan suci.
-
Ancaman Allah SWT bagi Orang-orang Kafir: Di ayat 15 hingga 17, Allah SWT menyampaikan ancaman bagi mereka yang kafir, yaitu orang-orang yang menolak kebenaran dan berpaling dari petunjuk. Allah SWT akan membalas tipu daya mereka dengan tipu daya-Nya. Ayat ini menjadi peringatan bagi setiap individu untuk senantiasa berpegang teguh pada kebenaran dan menjauhi segala bentuk kekafiran dan kesombongan.
Keutamaan Membaca Surah At-Tariq:
Surah At-Tariq memiliki banyak keutamaan dan pelajaran yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa keutamaan membaca Surah At-Tariq:
-
Mengakui Keagungan Allah SWT Melalui Penciptaan Diri: Barangsiapa yang merenungkan penciptaan dirinya, sebagaimana disampaikan dalam ayat 5-7, maka ia akan menyadari betapa kecil dirinya di hadapan Allah SWT dan akan mengikrarkan keesaan-Nya. Surah At-Tariq mendorong manusia untuk merenungkan proses penciptaannya dan mengakui kekuasaan Allah SWT yang maha agung.
-
Allah SWT Menjaga Setiap Jiwa: Allah SWT menjaga langit dengan bintang-bintang, demikian pula Dia menjaga setiap jiwa dengan pengawasan yang tak terputus. Ayat 4 memberikan rasa aman dan ketenangan bagi setiap individu, karena Allah SWT senantiasa menjaga dan melindungi setiap hamba-Nya.
-
Menghormati dan Mengagungkan Al-Qur’an: Dalam ayat 13 dan 14, Surah At-Tariq menegaskan bahwa sebagai hamba yang beriman, kita wajib memuliakan Al-Qur’an. Salah satu bentuk penghormatan adalah membaca dan mengamalkannya dengan penuh kesungguhan, serta tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai bahan candaan.
-
Perbuatan Tersembunyi akan Ditampilkan di Akhirat: Ayat 8 mengingatkan bahwa setiap perbuatan yang tersembunyi di dunia akan terlihat di akhirat kelak. Hal ini mendorong manusia untuk selalu berhati-hati dalam berbuat, karena tidak ada perbuatan yang tersembunyi dari pandangan Allah SWT.
-
Peringatan bagi Orang Kafir akan Tipu Daya: Ayat 15 menyampaikan bahwa orang-orang kafir yang merencanakan tipu daya akan mendapat balasan dari Allah SWT. Ayat ini menjadi peringatan bagi setiap individu untuk menjauhi segala bentuk tipu daya dan selalu berpegang teguh pada kebenaran.
-
Kabar Gembira di Tengah Kesulitan: Ayat 7 memberikan pesan penghibur bagi mereka yang tengah dilanda musibah, bahwa Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ayat ini menggambarkan bahwa Allah SWT mampu mengeluarkan makhluk dari tempat yang sempit (antara tulang sulbi dan tulang dada), menegaskan bahwa Allah SWT akan memberikan jalan keluar dari kesulitan bagi hamba-Nya.
Surah At-Tariq, dengan segala kandungan dan keutamaannya, menjadi sebuah refleksi yang mendalam tentang tauhid dan kebesaran Allah SWT. Surah ini mengajak manusia untuk merenungkan hakikat dirinya, mengakui kekuasaan Allah SWT, dan senantiasa berpegang teguh pada kebenaran serta petunjuk-Nya.