Jakarta, 11 Februari 2025 – Bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan, segera tiba. Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW dan sarat makna spiritual adalah sahur. Lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan fisik dengan makan dan minum sebelum fajar, sahur menyimpan keutamaan yang mendalam, mengarah pada pelaksanaan ibadah puasa yang lebih khusyuk dan bermakna. Memahami sunnah sahur sesuai ajaran Rasulullah SAW, bukan hanya tentang aspek fisik, tetapi juga mencakup dimensi spiritual yang tak kalah penting.
Sahur: Benteng Pertahanan Tubuh dan Jiwa
Secara fisik, sahur berfungsi sebagai penunjang stamina selama berpuasa. Tubuh yang terhidrasi dan terisi energi akan lebih mampu menjalankan aktivitas harian dengan optimal, tanpa terbebani rasa lapar dan haus yang berlebihan. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW yang menganjurkan umatnya untuk bersahur, karena di dalamnya terdapat keberkahan. Keberkahan tersebut tak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga mencakup aspek spiritual.
Rasulullah SAW sendiri senantiasa bersahur, bahkan beliau menganjurkan umatnya untuk bersahur meskipun hanya dengan seteguk air. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sahur, bukan berdasarkan jumlah makanan yang dikonsumsi, melainkan niat dan keikhlasan dalam menjalankannya. Bahkan, hadits-hadits shahih menyebutkan keutamaan sahur yang luar biasa, di antaranya sebagai penangkal rasa lapar dan haus di siang hari, serta sebagai penambah energi untuk beribadah.
Dimensi Spiritual Sahur: Mempersiapkan Hati Menuju Ibadah
Namun, keutamaan sahur tidak berhenti pada aspek fisik semata. Sahur juga memiliki dimensi spiritual yang tak kalah penting. Waktu sahur, yang berada di penghujung malam dan menjelang fajar, merupakan waktu yang sangat mustajab untuk berdoa. Doa yang dipanjatkan pada waktu ini diyakini lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, menjadikan waktu sahur sebagai momen untuk bermunajat kepada Allah SWT, memohon ampunan dan keberkahan, merupakan amalan yang sangat dianjurkan.
Selain berdoa, waktu sahur juga dapat dimanfaatkan untuk membaca Al-Quran, dzikir, dan melakukan amalan-amalan ibadah lainnya. Dengan demikian, sahur tidak hanya menjadi waktu untuk mengisi perut, tetapi juga menjadi waktu untuk mempersiapkan hati dan jiwa untuk menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan penuh keikhlasan. Mempersiapkan diri secara spiritual sebelum memulai puasa akan membantu kita untuk lebih fokus dalam menjalankan ibadah dan menjauhi hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Sunnah-Sunnah Sahur yang Dianjurkan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW memberikan contoh teladan dalam menjalankan sahur. Beliau tidak hanya bersahur, tetapi juga mengajarkan beberapa sunnah yang patut kita ikuti, antara lain:
-
Bersahur dengan sederhana: Rasulullah SAW tidak menganjurkan untuk bersahur dengan makanan yang berlebihan. Beliau mengajarkan untuk bersahur dengan makanan yang sederhana dan cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini mengajarkan kita untuk menghindari sikap berlebihan dan boros dalam beribadah.
-
Bersahur di awal waktu: Rasulullah SAW menganjurkan untuk bersahur di awal waktu, agar kita memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan diri sebelum imsak. Hal ini juga memberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah-ibadah sunnah lainnya sebelum memulai puasa.
-
Bersahur dengan makanan yang bergizi: Meskipun sederhana, makanan sahur sebaiknya tetap bergizi dan sehat, agar tubuh tetap terjaga kesehatannya selama berpuasa. Makanan yang kaya serat dan karbohidrat kompleks akan membantu menjaga energi tubuh lebih lama.
-
Berdoa setelah sahur: Setelah selesai bersahur, dianjurkan untuk membaca doa, memohon kepada Allah SWT agar puasa kita diterima dan dilimpahkan keberkahan.
-
Menjaga adab dalam bersahur: Menjaga adab dalam bersahur juga penting, seperti makan dengan tertib, tidak berlebihan, dan tidak membuang-buang makanan. Hal ini menunjukkan kesopanan dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
Mitos dan Kesalahpahaman tentang Sahur
Terdapat beberapa mitos dan kesalahpahaman tentang sahur yang perlu diluruskan:
-
Sahur harus makan banyak: Ini adalah kesalahpahaman. Sahur cukup dengan makanan yang sederhana dan cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Makan berlebihan justru dapat menyebabkan rasa malas dan tidak nyaman selama berpuasa.
-
Sahur harus makan makanan berat: Tidak ada anjuran khusus untuk makan makanan berat saat sahur. Yang penting adalah makanan yang bergizi dan mudah dicerna.
-
Sahur hanya untuk mengisi perut: Ini adalah pandangan yang sempit. Sahur juga memiliki dimensi spiritual yang penting, yaitu untuk mempersiapkan hati dan jiwa untuk menjalankan ibadah puasa.
Kesimpulan: Sahur, Amalan Berkah Menuju Puasa yang Khusyuk
Sahur, lebih dari sekadar makan dan minum sebelum fajar, merupakan amalan sunnah yang sarat dengan keutamaan dan keberkahan. Memahami sunnah sahur sesuai ajaran Rasulullah SAW, baik dari aspek fisik maupun spiritual, akan membantu kita untuk menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk, bermakna, dan penuh keberkahan. Dengan demikian, mari kita manfaatkan waktu sahur sebaik mungkin, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga untuk mempersiapkan diri secara spiritual dalam menyambut bulan Ramadan yang penuh berkah. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan memberikan kekuatan kepada kita untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan. Aamiin.