Jakarta, 16 April 2025 – Gelombang konflik global yang tak kunjung surut, terutama konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina, telah memicu keprihatinan mendalam di tingkat internasional. Di tengah situasi geopolitik yang semakin kompleks ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menekankan pentingnya peran solidaritas internasional sebagai kunci untuk meredakan ketegangan dan membangun perdamaian dunia.
Dalam sebuah acara silaturahmi dan halalbihalal yang diselenggarakan oleh Institute for Humanitarian Islam (IFHI) di Jakarta Pusat, Rabu (16/4/2025), Gus Yahya menyampaikan optimismenya terhadap potensi kolaborasi global dalam mengatasi berbagai tantangan kemanusiaan yang saat ini melanda dunia. Ia meyakini bahwa cita-cita perdamaian dunia yang selama ini didambakan dapat terwujud melalui kerja sama yang kuat antar berbagai pihak yang memiliki visi dan kepedulian yang sama terhadap isu kemanusiaan.
“Kami memiliki jaringan persahabatan dan kerja sama yang luas dengan berbagai pihak yang memiliki kepedulian dan idealisme yang sama. Jaringan ini akan menjadi fondasi kerja sama yang kuat untuk menjalankan inisiatif-inisiatif yang kita gagas demi perdamaian dunia,” tegas Gus Yahya. Pernyataan ini mencerminkan keyakinan PBNU terhadap kekuatan diplomasi dan kerja sama multilateral dalam menghadapi kompleksitas permasalahan global. Pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, menurut Gus Yahya, menjadi kunci untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif.
Gus Yahya juga mengingat pesan bijak dari almarhum Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang senantiasa menekankan pentingnya perjuangan kemanusiaan sebagai jalan menuju kemenangan bersama. “Kemanusiaan menang, Islam menang, Kristen menang, Buddha menang,” ujarnya, mengutip pesan Gus Dur yang sarat makna filosofis. Pesan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang inklusif dan menghormati keberagaman dalam upaya membangun perdamaian. Tidak ada satu pun agama atau kelompok yang dapat mengklaim kemenangan secara eksklusif; kemenangan sejati hanya dapat diraih melalui kerja sama dan saling pengertian antar umat manusia.
Senada dengan Gus Yahya, Direktur Eksekutif IFHI, Yaqut Cholil Qoumas, juga menekankan urgensi pendekatan yang taktis dan kolaboratif dalam mengatasi krisis kemanusiaan global. Ia melihat peran agama sebagai salah satu solusi yang efektif dalam meredakan konflik dan membangun perdamaian.
“Krisis kemanusiaan yang terjadi di berbagai belahan dunia membutuhkan solusi yang jitu, dan salah satu pendekatan yang paling efektif adalah melalui strategi-strategi keagamaan,” kata Gus Yaqut. Pernyataan ini menunjukkan bahwa IFHI, sebagai lembaga yang fokus pada isu kemanusiaan berbasis Islam, melihat peran agama tidak hanya sebagai sumber konflik, tetapi juga sebagai sumber solusi dan perekat persatuan. Pendekatan keagamaan yang moderat dan inklusif, menurut Gus Yaqut, dapat menjadi jembatan untuk membangun dialog dan kerja sama antar berbagai kelompok masyarakat, termasuk di tengah perbedaan keyakinan dan latar belakang.
Halalbihalal IFHI yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dari berbagai kalangan semakin memperkuat pesan kolaborasi dan solidaritas internasional. Kehadiran Ketua MPR Ahmad Muzani, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Desa dan PDT Yandri Susanto, dan Gubernur Lemhanas Ace Hasan Syadzili menunjukkan dukungan pemerintah terhadap upaya membangun perdamaian dunia. Kehadiran mereka juga merepresentasikan komitmen pemerintah untuk bekerja sama dengan berbagai organisasi masyarakat sipil dalam mengatasi tantangan global.
Selain itu, kehadiran Ketua Baznas Noor Achmad, Kepala BPKH Fadlul Imansyah, Anggota DPD RI Alfiansyah Bustamin (Komeng), Ketua PP Muhammadiyah Imam Addaruqutni, dan Rais Syuriyah PWNU Jakarta KH Muhyiddin Ishaq menunjukkan komitmen dari berbagai organisasi keagamaan dan lembaga sosial untuk bersatu dalam upaya membangun perdamaian. Kehadiran tokoh-tokoh agama dari berbagai latar belakang menunjukkan bahwa upaya membangun perdamaian membutuhkan kerja sama lintas agama dan organisasi. Keragaman yang hadir dalam acara tersebut menjadi bukti nyata dari komitmen untuk membangun solidaritas dan kerja sama yang inklusif.
Acara halalbihalal ini bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi forum penting untuk membahas strategi dan langkah konkret dalam mengatasi konflik global. Pertemuan tersebut menjadi momentum untuk memperkuat jaringan kerja sama antar berbagai pihak yang memiliki visi dan misi yang sama, yaitu membangun perdamaian dunia. Kehadiran tokoh-tokoh penting dari berbagai latar belakang menunjukkan bahwa upaya membangun perdamaian membutuhkan kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, maupun organisasi keagamaan.
Pernyataan Gus Yahya dan Gus Yaqut tentang pentingnya solidaritas internasional dan peran agama dalam membangun perdamaian perlu dilihat dalam konteks kompleksitas permasalahan global. Konflik global tidak hanya disebabkan oleh faktor politik dan ekonomi, tetapi juga oleh faktor sosial, budaya, dan agama. Oleh karena itu, solusi yang komprehensif dan berkelanjutan membutuhkan pendekatan yang holistik dan melibatkan berbagai pihak.
Peran PBNU sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia sangat penting dalam mendorong solidaritas internasional. PBNU memiliki jaringan yang luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Jaringan ini dapat dimanfaatkan untuk membangun kerja sama dan dialog antar berbagai pihak yang terlibat dalam konflik. PBNU juga dapat berperan sebagai jembatan untuk membangun pemahaman dan toleransi antar berbagai kelompok masyarakat.
Pendekatan keagamaan yang moderat dan inklusif, seperti yang diusung oleh PBNU dan IFHI, sangat penting dalam membangun perdamaian. Agama dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk membangun perdamaian, tetapi juga dapat menjadi sumber konflik jika diinterpretasikan secara sempit dan eksklusif. Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan interpretasi agama yang moderat dan inklusif yang menekankan nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan kerja sama.
Dalam kesimpulannya, pernyataan Gus Yahya dan Gus Yaqut tentang pentingnya solidaritas internasional dan peran agama dalam membangun perdamaian merupakan seruan yang sangat relevan di tengah meningkatnya konflik global. Pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, yang melibatkan berbagai pihak dan menekankan nilai-nilai perdamaian dan toleransi, merupakan kunci untuk mengatasi tantangan global dan membangun perdamaian dunia yang berkelanjutan. Peran PBNU dan IFHI sebagai organisasi keagamaan dan lembaga kemanusiaan yang berkomitmen terhadap perdamaian dunia sangat penting dalam mendorong terwujudnya cita-cita tersebut. Semoga kolaborasi dan solidaritas internasional dapat menjadi kekuatan untuk mengatasi konflik global dan membangun perdamaian yang abadi.