Madinah, Arab Saudi – Masjid Nabawi, jantung spiritual bagi umat Islam dunia, kini semakin mempermudah akses dan navigasi bagi jutaan jemaahnya dengan sistem kode warna pada 69 pintu keluarnya. Inovasi ini, diumumkan oleh Otoritas Umum untuk Perawatan Dua Masjid Suci di Arab Saudi dan diberitakan oleh Gulf News pada 23 November 2024, merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi pengelolaan jamaah yang membludak, terutama selama musim haji dan umrah. Sistem ini tidak hanya memudahkan jemaah menemukan jalan keluar yang sesuai dengan tujuan akomodasi mereka, tetapi juga berkontribusi pada kelancaran arus pergerakan manusia di dalam dan luar masjid yang megah ini.
Setiap pintu keluar Masjid Nabawi kini diidentifikasi dengan kode angka dan warna yang spesifik. Sistem ini, yang dirancang secara strategis, membantu jemaah menghindari kebingungan dan memudahkan mereka mencapai tujuan selanjutnya setelah menunaikan ibadah salat dan ziarah ke makam Rasulullah SAW. Penggunaan kode warna yang intuitif dan mudah diingat menjadi kunci keberhasilan sistem ini dalam mengatasi tantangan navigasi di kompleks Masjid Nabawi yang luas dan padat.
Lebih dari sekadar sistem penunjuk arah, implementasi kode warna ini mencerminkan komitmen otoritas Arab Saudi dalam menyediakan layanan terbaik bagi para peziarah. Dengan menggabungkan teknologi sederhana namun efektif dengan perencanaan yang matang, sistem ini berhasil menyederhanakan pengalaman beribadah bagi jutaan jemaah dari berbagai penjuru dunia, termasuk mereka yang mungkin kurang familiar dengan tata letak Masjid Nabawi.
Berikut rincian kode warna dan lokasi pintu keluar Masjid Nabawi:
1. Gerbang Ungu (309): Terletak di sisi timur laut, sebelah kanan hadapan imam. Gerbang ungu ini unik karena merupakan satu-satunya gerbang dengan warna tersebut. Kedekatannya dengan Masjid Ghamamah dan Masjid Abu Bakar menjadikannya titik referensi yang mudah diingat bagi jemaah.
2. Gerbang Oranye (310-326): Berada di sisi timur masjid, gerbang-gerbang oranye ini mengarahkan jemaah menuju Pasar Bilal dan Taman Saqifah Bani Saidah. Lokasi strategis ini memudahkan jemaah yang ingin berbelanja atau menikmati suasana taman setelah beribadah.
3. Gerbang Merah (328-338): Terletak di sisi selatan, di bagian belakang masjid, gerbang merah ini memberikan akses langsung ke area pertokoan, pusat perbelanjaan, dan hotel-hotel. Area ini sering menjadi pilihan akomodasi bagi jemaah, termasuk jemaah asal Indonesia yang jumlahnya signifikan. Keberadaan gerbang merah ini secara efektif menghubungkan area ibadah dengan area penginapan, mengurangi waktu dan usaha yang dibutuhkan jemaah untuk berpindah lokasi.
4. Gerbang Biru (340-364): Berlokasi di sisi barat, sebelah kiri hadapan imam, gerbang biru ini memberikan akses mudah ke area pemakaman Baqi’ atau Jannatul Baqi’. Area pemakaman ini merupakan tempat ziarah penting bagi banyak jemaah yang ingin mengenang para sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Kedekatan gerbang biru dengan area ini sangat membantu jemaah yang ingin melaksanakan ziarah tersebut. Gerbang ini juga sering digunakan sebagai titik kumpul jemaah Indonesia yang akan memasuki Raudhah dengan menggunakan tasreh (ijin khusus) yang telah disediakan oleh petugas haji khusus di Masjid Nabawi. Hal ini menunjukkan bagaimana sistem kode warna juga mempertimbangkan kebutuhan spesifik kelompok jemaah tertentu.
5. Gerbang Hijau (301-308, 365-369): Terletak di sisi utara, dekat dengan makam Rasulullah SAW, gerbang hijau ini menjadi pilihan utama bagi jemaah yang ingin berziarah ke makam Nabi SAW. Lokasi strategisnya memudahkan akses ke tempat suci tersebut, mengurangi waktu tempuh dan kerumunan di sekitar makam.
Sistem kode warna ini bukan hanya sekadar inovasi teknis, melainkan juga sebuah solusi yang mempertimbangkan aspek kemanusiaan. Dengan mengurangi kebingungan dan memudahkan navigasi, sistem ini memungkinkan jemaah untuk lebih fokus pada ibadah dan pengalaman spiritual mereka di Masjid Nabawi. Hal ini sejalan dengan tujuan utama pengelolaan Masjid Nabawi, yaitu untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibadah dan refleksi spiritual.
Selain sistem kode warna, otoritas Arab Saudi juga menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan layanan bagi jemaah dengan menyediakan fasilitas penitipan anak di halaman Masjid Nabawi. Pusat Keramahtamahan Anak-anak ini beroperasi setiap hari dari pukul 05.00 hingga 23.00 waktu Arab Saudi, di bawah pengawasan para spesialis. Fasilitas ini memberikan orang tua kesempatan untuk beribadah dengan tenang tanpa harus khawatir dengan pengawasan anak-anak mereka. Keberadaan pusat penitipan anak ini merupakan bukti nyata dari upaya otoritas Arab Saudi untuk menciptakan lingkungan yang ramah keluarga dan inklusif bagi semua jemaah.
Jumlah jemaah yang mengunjungi Masjid Nabawi sangat luar biasa. Pada tahun 2023, lebih dari 280 juta muslim telah menunaikan ibadah di masjid bersejarah ini, yang juga menjadi tempat bersejarah Al Rawda Al Sherifa (Raudhah), tempat makam Nabi Muhammad SAW. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya Masjid Nabawi sebagai pusat spiritual bagi umat Islam di seluruh dunia. Setelah menunaikan umrah di Masjidil Haram di Makkah, banyak jemaah melanjutkan perjalanan mereka ke Madinah untuk beribadah di Masjid Nabawi.
Data terbaru dari Arab Saudi menunjukkan bahwa lebih dari 10 juta Muslim telah berziarah ke Al Rawda Al Sherifa (Raudhah) sepanjang tahun ini, menandai peningkatan sebesar 26% dibandingkan tahun lalu. Peningkatan jumlah jemaah ini semakin menggarisbawahi pentingnya inovasi seperti sistem kode warna pintu keluar dalam memastikan kelancaran dan kenyamanan ibadah bagi semua pengunjung.
Kesimpulannya, sistem kode warna pada pintu keluar Masjid Nabawi merupakan contoh nyata dari bagaimana teknologi dan perencanaan yang matang dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman beribadah bagi jutaan jemaah. Inovasi ini tidak hanya memudahkan navigasi, tetapi juga mencerminkan komitmen otoritas Arab Saudi dalam memberikan layanan terbaik dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibadah spiritual di salah satu tempat paling suci bagi umat Islam di dunia. Dengan menggabungkan aspek praktis dan kemanusiaan, sistem ini berhasil menyederhanakan kompleksitas Masjid Nabawi yang luas dan padat, membantu jemaah untuk lebih fokus pada ibadah dan pengalaman spiritual mereka. Keberhasilan sistem ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pengelolaan tempat-tempat ibadah lainnya di seluruh dunia.