Sholawat Adrikni, atau yang juga dikenal sebagai Sholawat Mukhatab, merupakan bacaan shalawat yang dipercaya mampu meringankan kesulitan dan kesedihan melalui wasilah Nabi Muhammad SAW. Penting untuk ditekankan bahwa shalawat ini bukanlah pengganti tauhid, melainkan sebuah perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan syafaat Rasulullah. Dengan membaca Sholawat Adrikni, umat muslim memohon rahmat dan karunia Ilahi melalui syafaat junjungan Nabi Muhammad SAW. Artikel ini akan menguraikan lafadz, transliterasi latin, terjemahan, serta keutamaan dari sholawat yang sarat makna ini.
Asal-Usul Sholawat Adrikni: Kisah Syekh Ahmad Al-Halabi
Berbagai literatur keagamaan menelusuri asal-usul Sholawat Adrikni hingga ke Syekh Ahmad Al-Halabi, seorang ulama saleh di Damaskus. Seperti yang dikutip dari buku "The Miracle of Sholawat" karya Junaidi Ahmad, dan merujuk pada kitab "Afdhalush Sholawat ‘Alaa Sayyidis Sadat" karya Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani, Ibnu Abidin mencatat riwayat dari gurunya, Sayyid Muhammad Syaakir Al-‘Aqqad. Riwayat tersebut menyebutkan bahwa Syekh Ahmad Al-Halabi, saat menghadapi ancaman penyiksaan dari pejabat Damaskus, bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Dalam mimpinya, Rasulullah SAW menenangkannya dan mengajarkan shalawat ini sebagai jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya. Setelah terbangun, Syekh Ahmad Al-Halabi mengamalkan shalawat tersebut, dan Allah SWT pun mengabulkan doanya, meringankan beban dan kesulitan yang tengah dihadapinya. Kisah ini menjadi landasan keyakinan akan keberkahan dan keutamaan Sholawat Adrikni. Kepercayaan ini berkembang dan diwariskan secara turun-temurun hingga kini. Namun, penting untuk diingat bahwa kebenaran riwayat ini tetap membutuhkan kajian lebih lanjut dari perspektif hadits dan ilmu sejarah.
Lafadz, Transliterasi, dan Terjemahan Sholawat Adrikni
Terdapat beberapa versi lafadz Sholawat Adrikni yang beredar di masyarakat. Perbedaan lafadz ini mungkin disebabkan oleh perbedaan penyalinan atau variasi dalam penyampaian. Namun, inti pesan dan tujuannya tetap sama, yaitu memohon pertolongan kepada Allah SWT melalui syafaat Nabi Muhammad SAW.
Versi Pertama:
- Arab: اللهم صل وسلم على سيدنا محمد الذي ذقت حيلتي أدركني يا رسول الله
- Latin: Allahumma shalli wasallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin qod dhooqot hiilatii adriknii yaa rasuulallaahi.
- Terjemahan: Ya Allah, limpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad, sesungguhnya aku telah merasakan sempitnya daya upaya ku, maka rangkullah aku, wahai Rasulullah.
Versi ini menekankan keputusasaan dan keterbatasan manusia dalam menghadapi kesulitan, serta harapan akan pertolongan Allah SWT melalui syafaat Rasulullah SAW. Ungkapan "qod dhooqot hiilatii" (sungguh telah sempit daya upaya ku) menggambarkan keadaan sulit yang dialami perawi. Kata "adriknii" (rangkullah aku) merupakan permohonan pertolongan yang sungguh-sungguh.
Versi Kedua:
- Arab: الصلاة والسلام عليك يا سيدى يا رسول الله خذ بيدي قلت حيلتي أدركني
- Latin: Ashsholaatu was salaamu ‘alaika yaa sayyidii yaa rosuulalloh khudz biyadii qollat hiilatii adriknii.
- Terjemahan: Shalawat dan salam semoga tercurah kepadamu, wahai junjunganku wahai Rasulullah, peganglah tanganku, sedikit sekali daya upaya ku, maka temukanlah aku.
Versi kedua ini memiliki nuansa yang sedikit berbeda. Ungkapan "khadz biyadii" (peganglah tanganku) menggambarkan permohonan pertolongan yang lebih bersifat pengajaran dan bimbingan. Kata "qollat hiilatii" (sedikit sekali daya upaya ku) menunjukkan kesulitan yang dialami. Permohonan "adriknii" (temukanlah aku) menunjukkan harapan akan petunjuk dan jalan keluar dari kesulitan.
Keutamaan Membaca Sholawat Adrikni: Harapan dan Permohonan
Keutamaan membaca Sholawat Adrikni berdasarkan berbagai riwayat dan pendapat para ulama, terutama berkaitan dengan kemudahan, pengabulan hajat, pengampunan dosa, dan peningkatan derajat. Namun, perlu diingat bahwa keutamaan ini bersifat spiritual dan tergantung pada keikhlasan dan keimanan orang yang membacanya.
1. Kemudahan dalam Menghadapi Kesulitan:
Syaikh al-Arif billah Abdul Qadir al-Baghdadi ash-Shiddiqi menyarankan membaca Sholawat Adrikni sebanyak 300 kali untuk kebutuhan penting, dan 1000 kali dalam keadaan genting. Angka-angka ini merupakan jumlah yang disarankan, bukan syarat mutlak. Yang terpenting adalah keikhlasan dan kekhusyu’an dalam berdoa.
2. Pengabulan Hajat:
Dalam buku "Dzikir Pagi & Petang" karya Ust Fadli Ramadhan, dikutip pendapat Syaikh Isa Al Barowi yang menyatakan bahwa membaca Sholawat Adrikni sebanyak 1000 kali pada malam Jumat akan mempercepat pengabulan hajat. Hal ini menunjukkan keyakinan akan keberkahan shalawat dalam menjembatani permohonan manusia kepada Allah SWT.
3. Pengampunan Dosa dan Peningkatan Derajat:
Hadits dari Anas bin Malik dalam Sunan an-Nasai Jilid 1 menyebutkan bahwa siapa yang bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, maka Allah SWT akan bershalawat kepadanya sepuluh kali, diampuni sepuluh kesalahannya, dan diangkat derajatnya sepuluh tingkat. Hadits ini menunjukkan keutamaan umum membaca shalawat, termasuk Sholawat Adrikni, dalam mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.
Kesimpulan:
Sholawat Adrikni merupakan bacaan shalawat yang dipercaya mampu memberikan kemudahan, pengabulan hajat, pengampunan dosa, dan peningkatan derajat. Namun, keutamaan ini tergantung pada keikhlasan dan keimanan orang yang membacanya. Sholawat Adrikni mengajarkan kita untuk selalu berharap dan bertawakal kepada Allah SWT, serta memanfaatkan syafaat Rasulullah SAW sebagai perantara dalam mendekatkan diri kepada-Nya. Penting untuk menimbang riwayat dan pendapat ulama dengan bijak, serta menjadikan Sholawat Adrikni sebagai bagian dari ikhtiar spiritual dalam menjalani kehidupan. Selalu utamakan keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT dalam setiap amalan yang dilakukan. Semoga artikel ini memberikan penjelasan yang lengkap dan bermanfaat tentang Sholawat Adrikni.