Sholat Tasbih, sholat sunnah yang kaya akan bacaan tasbih, sering dipraktikkan oleh umat Muslim, terutama di malam Nisfu Syaban. Amalan ini, yang melibatkan pengulangan kalimat tasbih hingga ratusan kali dalam setiap rakaat, telah diwariskan secara turun-temurun dan diyakini memiliki keutamaan yang besar. Namun, kaitan antara Sholat Tasbih dan malam Nisfu Syaban memerlukan penelusuran lebih mendalam terhadap dasar-dasar hadits dan pemahaman kontekstualnya.
Hadits dan Interpretasi Keutamaan Sholat Tasbih:
Keberadaan Sholat Tasbih sebagai amalan sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW tidak dapat dipungkiri. Sejumlah literatur keagamaan, seperti buku "Dahsyatnya Sholat Tasbih" karya Misbahus Surur, mencatat amal ini sebagai bagian dari tradisi keagamaan yang telah berlangsung sejak zaman Rasulullah SAW hingga kini. Namun, penegasan waktu pelaksanaannya pada malam Nisfu Syaban perlu dikaji lebih kritis.
Salah satu hadits yang sering dikaitkan dengan pelaksanaan ibadah di malam Nisfu Syaban diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib RA, yang berbunyi: "Jika datang malam pertengahan bulan Syaban, maka lakukanlah qiyamul lail dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah SWT turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman, ‘Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia, (Allah berfirman tentang hal ini) sampai terbit fajar’." (HR Ibnu Majah, HR Al Baihaqi).
Hadits ini, yang diriwayatkan melalui jalur Ibnu Abi Sabrah dan sanadnya sampai kepada Nabi SAW (marfu’), menekankan pentingnya qiyamul lail (sholat malam) dan puasa di siang hari Nisfu Syaban. Hadits ini tidak secara spesifik menyebutkan Sholat Tasbih. Namun, banyak kalangan Muslim menghubungkan hadits ini dengan pelaksanaan ibadah sunnah, termasuk Sholat Tasbih, sebagai bentuk menyambut kemurahan Allah SWT yang dijanjikan dalam hadits tersebut. Interpretasi ini menunjukkan upaya untuk memaksimalkan momentum keutamaan malam Nisfu Syaban dengan menjalankan ibadah-ibadah sunnah.
Di sisi lain, terdapat hadits lain yang secara eksplisit menyebutkan Sholat Tasbih, namun tanpa menetapkan waktu khusus pelaksanaannya pada malam Nisfu Syaban. Hadits ini diriwayatkan dari Rasulullah SAW kepada Abbas bin Abdul Muththalib (teks hadits dalam bahasa Arab yang diberikan dalam artikel asli telah dihilangkan karena ketidakjelasan dan potensi kesalahan dalam penulisan). Hadits ini menjelaskan tata cara Sholat Tasbih empat rakaat dengan rincian bacaan tasbih yang harus dilakukan pada setiap gerakan sholat. Hadits ini menyarankan pelaksanaan Sholat Tasbih setiap hari, atau jika tidak mampu, setiap bulan, tahun, atau sekali seumur hidup. Ketiadaan penjelasan waktu khusus pada malam Nisfu Syaban menunjukkan bahwa Sholat Tasbih merupakan ibadah sunnah yang dapat dilakukan kapan saja, bukan khusus pada malam Nisfu Syaban.
Perbedaan Pendapat dan Pemahaman Kontekstual:
Perbedaan interpretasi antara hadits tentang malam Nisfu Syaban dan hadits tentang Sholat Tasbih menunjukkan perlunya pemahaman kontekstual yang cermat. Penggunaan hadits pertama untuk membenarkan pelaksanaan Sholat Tasbih pada malam Nisfu Syaban merupakan bentuk ijtihad (pendapat hukum) yang perlu dihormati. Namun, perlu diingat bahwa ijtihad bisa berbeda-beda dan tidak selalu sama.
Beberapa ulama mungkin berpendapat bahwa menghubungkan Sholat Tasbih dengan malam Nisfu Syaban merupakan amal yang baik dan mendapatkan pahala tambahan karena bertepatan dengan waktu yang diyakini memiliki keutamaan khusus. Mereka beranggapan bahwa memperbanyak ibadah sunnah pada waktu-waktu mustajab akan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan ampunan dan rahmat Allah SWT.
Di sisi lain, ulama lain mungkin lebih berhati-hati dalam menghubungkan kedua hadits tersebut. Mereka menekankan bahwa Sholat Tasbih merupakan ibadah sunnah yang dapat dilakukan kapan saja, dan tidak terbatas pada malam Nisfu Syaban. Mereka lebih mengarahkan pada pemahaman hadits yang secara spesifik menyebutkan Sholat Tasbih tanpa menentukan waktu khusus. Mereka juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara ibadah sunnah dan ibadah fardhu.
Niat dan Tata Cara Sholat Tasbih:
Meskipun kaitan antara Sholat Tasbih dan malam Nisfu Syaban masih menjadi perdebatan, tata cara pelaksanaan sholat ini relatif sama. Niat sholat Tasbih dapat dibaca sebagai berikut:
Arab: أُصَلِّي سُنَّةَ التَّسْبِيحِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli sunnatat-tasbihi rak’ataini lillahi ta’ala.
Artinya: Aku berniat sholat sunnah Tasbih dua rakaat karena Allah SWT.
Tata cara pelaksanaannya, menurut buku "Panduan Sholat Lengkap (Wajib & Sunah)" karya Saiful Hadi El Sutha, adalah sebagai berikut:
- Niat: Membaca niat sholat Tasbih.
- Takbiratul Ihram: Membaca takbiratul ihram ("Allahu Akbar").
- Doa Iftitah: Membaca doa iftitah (doa pembuka sholat).
- Membaca Al-Fatihah dan Surah Pendek: Membaca surah Al-Fatihah dan surah pendek pilihan.
- Tasbih Berdiri: Membaca kalimat tasbih sebanyak 15 kali dalam posisi berdiri: "Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar."
- Rukuk dan Tasbih: Ruku’ dan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
- I’tidal dan Tasbih: I’tidal (bangun dari ruku’) dan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
- Sujud Pertama dan Tasbih: Sujud pertama dan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
- Duduk di Antara Dua Sujud dan Tasbih: Duduk di antara dua sujud dan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
- Sujud Kedua dan Tasbih: Sujud kedua dan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
- Duduk Sebelum Bangkit dan Tasbih: Duduk sebelum bangkit ke rakaat selanjutnya dan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
- Rakaat Kedua: Mengulangi langkah 4-11 untuk rakaat kedua.
- Tahiyat Akhir dan Tasbih: Tahiyat akhir dan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
- Salam: Membaca salam.
Untuk sholat Tasbih empat rakaat, langkah-langkah di atas diulang untuk rakaat ketiga dan keempat. Jumlah total bacaan tasbih dalam sholat Tasbih empat rakaat mencapai 300 kali.
Kesimpulan:
Sholat Tasbih merupakan amalan sunnah yang dianjurkan, dengan keutamaan yang telah dijelaskan dalam hadits. Namun, kaitan antara Sholat Tasbih dan malam Nisfu Syaban lebih merupakan interpretasi dari hadits yang menjelaskan keutamaan ibadah di malam tersebut. Penting untuk memahami konteks hadits dan bersikap bijak dalam menginterpretasikannya. Yang terpenting adalah menjalankan ibadah dengan ikhlas dan menjaga keseimbangan antara ibadah fardhu dan sunnah. Semoga uraian ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang Sholat Tasbih dan posisinya dalam konteks ibadah di malam Nisfu Syaban.