Sholat Tarawih, ibadah sunnah yang dikerjakan setelah sholat Isya’ sepanjang bulan Ramadan, menjadi amalan penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Ibadah ini, yang dapat dilakukan secara individual maupun berjamaah, memiliki keutamaan tersendiri dalam meraih ridho Allah SWT dan ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu. Namun, di balik praktiknya yang umum, terdapat beberapa aspek penting yang perlu dipahami, mulai dari hukumnya hingga tata cara pelaksanaannya, termasuk niat yang menjadi kunci sahnya ibadah ini.
Hukum Sholat Tarawih dan Landasannya
Secara hukum, sholat Tarawih dikategorikan sebagai sunnah muakkad, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Status sunnah muakkad ini menunjukkan anjuran yang sangat kuat untuk melaksanakannya, meskipun bukan merupakan kewajiban. Perlu dicatat, tidak terdapat hadits shahih yang secara eksplisit dan detail menjelaskan tentang sholat Tarawih seperti yang tercantum dalam kitab-kitab fikih. Namun, anjuran untuk melaksanakan sholat malam di bulan Ramadan, yang mencakup sholat Tarawih, tercantum dalam beberapa hadits. Salah satu hadits yang relevan menyebutkan, "Barang siapa yang mengerjakan qiyam (sholat malam) pada bulan Ramadhan dengan hati penuh iman dan mengharap ridha dari Allah SWT maka diampuni dosa yang telah lewat." Hadits ini, meskipun tidak secara spesifik menyebut sholat Tarawih, menguatkan anjuran untuk memperbanyak ibadah sholat malam di bulan suci ini, dan sholat Tarawih merupakan bagian integral dari tradisi tersebut.
Interpretasi dan praktik sholat Tarawih telah berkembang seiring perjalanan waktu. Meskipun tidak ada panduan baku dalam hadits, praktik berjamaah sholat Tarawih telah menjadi tradisi yang kuat di kalangan umat Islam. Perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat pun muncul, menambah kekayaan pemahaman dan praktik keagamaan.
Perbedaan Pendapat Mengenai Jumlah Rakaat
Perdebatan mengenai jumlah rakaat sholat Tarawih telah berlangsung selama berabad-abad. Dua pendapat utama muncul dalam literatur fikih:
-
Delapan Rakaat: Pendapat ini merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melebihi delapan rakaat sholat Tarawih, ditambah tiga rakaat sholat witir. Hadits ini, yang diriwayatkan oleh Imam Ibn Khuzaimah dan Ibn Hibban, menjadi dasar bagi sebagian ulama untuk menetapkan jumlah rakaat sholat Tarawih sebanyak delapan rakaat.
-
Dua Puluh Rakaat: Pendapat ini didasarkan pada praktik yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan RA, yang memimpin sholat Tarawih berjamaah dengan jumlah rakaat sebanyak dua puluh rakaat, ditambah tiga rakaat sholat witir. Praktik ini, yang dilakukan oleh para pemimpin umat Islam pada masa awal Islam, menjadi rujukan bagi sebagian besar masjid dan komunitas Muslim hingga saat ini.
Perbedaan pendapat ini tidak mengurangi keabsahan sholat Tarawih, selama niat dan tata cara pelaksanaannya sesuai dengan ajaran Islam. Penting untuk memahami bahwa perbedaan ini merupakan bagian dari dinamika pemahaman keagamaan, dan tidak perlu menjadi sumber perselisihan. Yang terpenting adalah keikhlasan dan kesungguhan dalam menjalankan ibadah.
Niat Sholat Tarawih: Kunci Sahnya Ibadah
Niat merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap ibadah, termasuk sholat Tarawih. Niat sholat Tarawih berbeda-beda tergantung pada posisi seseorang dalam sholat berjamaah, yaitu sebagai imam atau makmum, atau jika sholat dilakukan sendiri. Berikut adalah bacaan niat sholat Tarawih dalam berbagai kondisi:
1. Niat Sholat Tarawih Berjamaah sebagai Imam:
Arab: أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَىٰ
Latin: Ushalli sunnatat taraaweehi rak’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillahi ta’ala.
Artinya: "Saya niat sholat sunnah Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala."
2. Niat Sholat Tarawih Berjamaah sebagai Makmum:
Arab: أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَىٰ
Latin: Ushalli sunnatat taraaweehi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muuman lillahi ta’ala.
Artinya: "Saya niat sholat sunnah Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."
3. Niat Sholat Tarawih Sendiri:
Arab: أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَىٰ
Latin: Ushalli sunnatat taraaweehi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala.
Artinya: "Saya niat sholat sunnah Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
Penting untuk diperhatikan bahwa niat ini dibaca dalam hati sebelum takbiratul ihram. Meskipun teks arab dan latin disediakan, pemahaman arti niat jauh lebih penting daripada sekadar menghafal bacaannya.
Tata Cara Sholat Tarawih
Tata cara sholat Tarawih pada dasarnya sama dengan sholat sunnah lainnya. Perbedaan utama terletak pada jumlah rakaat dan niatnya. Sholat Tarawih dapat dikerjakan dengan jumlah rakaat 8 atau 20 rakaat, masing-masing terdiri dari dua rakaat dan diakhiri dengan salam. Berikut langkah-langkah umum pelaksanaan sholat Tarawih:
- Niat: Membaca niat dalam hati sebelum takbiratul ihram.
- Takbiratul Ihram: Membaca takbir, "Allahu Akbar".
- Membaca Al-Fatihah dan Surat: Membaca surat Al-Fatihah pada rakaat pertama dan kedua, serta surat pendek lainnya setelahnya.
- Ruku’ dan I’tidal: Melakukan ruku’ dan i’tidal dengan khusyuk.
- Sujud: Melakukan sujud dua kali pada setiap rakaat.
- Salam: Memberikan salam pada akhir setiap dua rakaat.
- Mengulang Rakaat: Mengulang langkah 2-6 hingga mencapai jumlah rakaat yang diinginkan (8 atau 20 rakaat).
- Sholat Witir: Setelah sholat Tarawih, disunnahkan untuk melaksanakan sholat witir sebanyak tiga rakaat.
Kesimpulan
Sholat Tarawih merupakan ibadah sunnah muakkad yang dianjurkan dengan sangat kuat di bulan Ramadan. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat, hal tersebut tidak mengurangi keutamaan dan keabsahan ibadah ini. Yang terpenting adalah keikhlasan dan kesungguhan dalam menjalankan ibadah, serta memahami makna dan tujuan dari sholat Tarawih sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT. Dengan memahami hukum, niat, dan tata caranya, umat Muslim dapat melaksanakan sholat Tarawih dengan lebih khusyuk dan mendapatkan pahala yang berlimpah. Semoga uraian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai sholat Tarawih dan menjadi panduan dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan.