Gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari, merupakan fenomena alam yang istimewa. Dalam Islam, peristiwa ini menjadi momen khusus bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui sholat gerhana. Sholat gerhana, yang hukumnya sunnah muakkad, memiliki tata cara dan bacaan niat tersendiri.
Sholat Gerhana: Sunnah Muakkad untuk Meraih Keberkahan
Sholat gerhana adalah sholat yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan ketaatan kepada Allah SWT atas fenomena alam yang terjadi. Waktu pelaksanaannya dimulai sejak gerhana terjadi hingga kembali seperti semula.
Tata Cara Sholat Gerhana: Dua Rakaat dengan Empat Ruku’ dan Empat Sujud
Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat, sama seperti sholat biasa. Namun, yang membedakan adalah jumlah ruku’ dan sujudnya. Dalam sholat gerhana, terdapat empat ruku’ dan empat sujud. Artinya, setelah ruku’ dan i’tidal, jamaah kembali membaca surat Al-Fatihah dan melakukan ruku’ serta i’tidal sekali lagi sebelum melanjutkan ke sujud seperti biasa.
Dalil Perintah Sholat Gerhana: Hadits Nabi Muhammad SAW
Perintah untuk melaksanakan sholat gerhana bersumber dari hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Dalam hadits tersebut, diceritakan bahwa ketika terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim, orang-orang beranggapan bahwa gerhana tersebut terjadi karena kematian Ibrahim.
Nabi Muhammad SAW kemudian menjelaskan bahwa matahari dan bulan adalah tanda kekuasaan Allah SWT. Gerhana tidak terjadi karena kematian atau kehidupan seseorang. Beliau juga menganjurkan umat Muslim untuk berdoa dan sholat ketika melihat gerhana hingga kembali seperti semula.
Bacaan Niat Sholat Gerhana: Membedakan Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan
Niat sholat gerhana bulan berbeda dengan niat sholat gerhana matahari. Berikut adalah bacaan niat masing-masing:
1. Niat Sholat Gerhana Matahari:
Arab Latin: "Usholli sunnata likhusufisy-syamsi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillāhi ta’ālā."
Artinya: "Saya niat sholat sunnah gerhana matahari dua rakaat menghadap kiblat karena Allah."
2. Niat Sholat Gerhana Bulan:
Arab Latin: "Usholli sunnata lihusufil qamari rak’ataini mustaqbilal qiblati lillāhi ta’ālā."
Artinya: "Saya niat sholat sunnah gerhana bulan dua rakaat menghadap kiblat karena Allah."
Sholat Gerhana: Lebih Bermakna Dilakukan Secara Berjamaah
Sholat gerhana dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah. Hal ini karena sholat tersebut diawali dengan panggilan "Asshalatu jami’ah (mari sholat berjamaah)" dari imam.
Kesimpulan
Sholat gerhana merupakan salah satu sunnah muakkad yang dianjurkan dalam Islam. Pelaksanaannya menjadi momen istimewa bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan merenungkan kebesaran-Nya. Dengan memahami tata cara dan bacaan niat sholat gerhana, umat Muslim dapat menjalankan ibadah ini dengan khusyuk dan meraih keberkahan.
Catatan:
- Artikel ini ditulis berdasarkan sumber-sumber yang terpercaya, seperti buku "Tuntunan Sholat Lengkap dan Benar" karya Neni Nuraeni dan "Shalat-Shalat Sunnah" karya Siti Barokah.
- Informasi mengenai bacaan niat sholat gerhana diambil dari buku "Fasholatan Lengkap" yang diterjemahkan oleh Ahmad Hisyam.
- Tata cara sholat gerhana dijelaskan berdasarkan buku "Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq" karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi.
- Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi dan panduan bagi umat Muslim dalam menjalankan sholat gerhana.