Sholat Dhuha, ibadah sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW, kembali menjadi sorotan sebagai amalan yang sarat manfaat. Bukan sekadar ibadah tambahan, sholat Dhuha memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam, memberikan peluang besar bagi umat muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih pahala berlimpah. Artikel ini menyajikan panduan lengkap mengenai sholat Dhuha, mencakup waktu pelaksanaan, tata cara, bacaan niat, doa-doa, dan doa setelah sholat, semuanya dirangkum secara detail dan akurat untuk memudahkan pemahaman dan praktik.
Waktu Pelaksanaan Sholat Dhuha: Antara Matahari Naik dan Mendekati Zohor
Waktu ideal untuk melaksanakan sholat Dhuha adalah setelah matahari terbit setinggi tombak hingga mendekati waktu dzuhur. Rentang waktu ini, umumnya antara pukul 08.00 hingga 11.00 WIB, merupakan acuan yang lazim digunakan. Namun, perlu diingat bahwa penentuan waktu ini bersifat relatif dan dapat bervariasi tergantung letak geografis.
Hadits riwayat Imam Ahmad dan Muslim, yang tercantum dalam buku "Tuntunan Sholat Dhuha" karya H. Sayuti, memberikan gambaran waktu sholat Dhuha: "Sholat Awwabiin (sholat Dhuha) ketika anak unta itu merasa kepanasan." Hadits ini mengindikasikan bahwa waktu yang tepat adalah ketika matahari sudah cukup tinggi dan mulai terasa panasnya. Meskipun demikian, fleksibilitas waktu tetap diperbolehkan, selama masih berada dalam rentang waktu antara terbitnya matahari dan masuk waktu dzuhur. Yang terpenting adalah niat yang tulus dan keikhlasan dalam melaksanakan ibadah ini.
Hukum Sholat Dhuha: Sunnah Muakkadah
Jumhur ulama sepakat bahwa sholat Dhuha hukumnya sunnah, namun sunnah yang sangat dianjurkan. Lebih spesifik lagi, mazhab Maliki dan Syafi’i menggolongkannya sebagai sunnah muakkadah, yaitu ibadah sunnah yang sangat ditekankan pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sholat Dhuha dalam ajaran Islam. Keutamaan sholat Dhuha bukan hanya terletak pada pahala yang melimpah, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan ketaatan dan kedekatan diri kepada Allah SWT. Dengan konsisten melaksanakan sholat Dhuha, seseorang diharapkan mampu memperkuat spiritualitas dan meningkatkan kualitas kehidupannya.
Niat Sholat Dhuha: Memulai dengan Keikhlasan
Sebelum memulai sholat Dhuha, niat merupakan langkah awal yang krusial. Niat yang tulus dan ikhlas menjadi kunci diterimanya amal ibadah. Berikut bacaan niat sholat Dhuha dalam bahasa Arab, Latin, dan artinya:
Arab: اُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَىٰ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَىٰ
Latin: Ushalli sunnatadh dhuhaa rak’ataini mustaqbilal qiblati adaan lillaahi ta’aalaa
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
Jumlah rakaat sholat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat, dengan setiap dua rakaat diakhiri salam. Jumlah rakaat yang dikerjakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan waktu yang tersedia. Yang terpenting adalah konsistensi dalam melaksanakannya.
Tata Cara Sholat Dhuha: Mengikuti Runtutan Gerakan yang Benar
Tata cara sholat Dhuha pada dasarnya sama dengan sholat sunnah lainnya. Namun, untuk memastikan kesempurnaan ibadah, perlu diperhatikan runtutan gerakan dan bacaan yang benar. Berikut uraian detail tata cara sholat Dhuha berdasarkan rujukan buku "Mukjizat Gerakan Sholat" karya Sagiran:
-
Berdiri (Bagi yang Mampu): Bagi yang mampu berdiri, awali sholat Dhuha dengan berdiri tegak, kaki dibuka sedikit untuk menjaga keseimbangan, dan pandangan diarahkan ke tempat sujud. Kedua tangan diletakkan di samping tubuh sebelum takbiratul ihram.
-
Membaca Niat: Niat dibaca seraya mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan telinga atau bahu, telapak tangan menghadap kiblat, dan jari-jari direnggangkan secara alami. Setelah itu, tangan diturunkan kembali ke posisi semula.
-
Takbiratul Ihram: Takbiratul ihram dilakukan dengan mengangkat kedua tangan seperti saat membaca niat, lalu mengucapkan "Allahu Akbar" dengan suara yang cukup terdengar. Setelah itu, tangan diturunkan dan diletakkan di dada, tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri.
-
Membaca Surah Al-Fatihah: Setelah takbiratul ihram, bacalah surah Al-Fatihah. Membaca Al-Fatihah merupakan rukun sholat yang wajib dipenuhi. Sebelum membaca Al-Fatihah, disunnahkan membaca doa iftitah dan basmalah.
-
Rukuk: Ucapkan takbir "Allahu Akbar" sambil mengangkat kedua tangan, kemudian membungkuk hingga punggung sejajar dengan lantai. Letakkan tangan di atas lutut sambil menggenggamnya dengan jari-jari terbuka. Bacalah doa rukuk sebanyak tiga kali:
Arab: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Latin: Subhana rabbiyal ‘adhiimi wabihamdih
Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan aku memuji-Nya."
-
Iktidal (Bangkit dari Rukuk): Bangkit dari rukuk secara perlahan sambil mengucapkan "Sami’allahu liman Hamidah". Angkat kedua tangan sejajar dengan telinga atau bahu, kemudian berdiri tegak dan letakkan tangan di samping tubuh. Bacalah doa iktidal:
Arab: رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Latin: Rabbanaa lakal hamdu mil-us samaa wa mil-ul ardhi wa mil-umaa syi’ta min syai-in ba’du
Artinya: "Ya Allah, Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki sesudah itu."
-
Sujud: Ucapkan takbir "Allahu Akbar", lalu sujud dengan mendahulukan lutut, tangan, dan terakhir dahi menyentuh lantai. Letakkan tujuh anggota badan (kedua lutut, kedua tangan, kedua kaki, dan dahi) di lantai. Bacalah doa sujud sebanyak tiga kali:
Arab: سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَىٰ وَبِحَمْدِهِ
Latin: Subhaana rabbiyal a’laa wabihamdihi
Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan aku memuji-Nya."
-
Duduk di Antara Dua Sujud: Setelah sujud pertama, duduk iftirasy (telapak kaki kiri sebagai alas duduk, kaki kanan tegak). Letakkan tangan di atas paha. Bacalah doa di antara dua sujud:
Arab: رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَأَعْفُ عَنِّيْ
Latin: Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii
Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku, kasihilah aku, cukupilah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah rezekiku, berilah petunjuk kepadaku, sehatkanlah aku, dan ampunilah aku."
-
Sujud Kedua: Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama.
-
Tuma’ninah: Berhenti sejenak pada setiap gerakan (ruku’, sujud, iktidal, duduk) untuk membaca bacaan wajib secara tartil dan khusyuk.
-
Rakaat Kedua: Ulangi langkah 3-10 untuk rakaat kedua. Pada rakaat kedua, tidak perlu membaca doa iftitah dan isti’adzah.
-
Duduk Tasyahhud Akhir: Pada rakaat terakhir, duduk tawarruk (kaki kiri dimajukan, kaki kanan tegak). Bacalah doa tasyahhud akhir:
(Bacaan doa tasyahhud akhir, karena terlalu panjang, dihilangkan di sini untuk efisiensi. Bacaan lengkap dapat ditemukan di berbagai referensi sholat.)
-
Salam: Ucapkan salam ke kanan ("Assalamu’alaikum warahmatullaahi") dan ke kiri.
Doa Setelah Sholat Dhuha: Melanjutkan Permohonan kepada Allah SWT
Setelah menyelesaikan sholat Dhuha, dianjurkan untuk membaca doa sebagai kelanjutan permohonan kepada Allah SWT. Doa ini memohon berbagai kebaikan dan perlindungan dari-Nya.
(Bacaan doa setelah sholat Dhuha, karena terlalu panjang, dihilangkan di sini untuk efisiensi. Bacaan lengkap dapat ditemukan di berbagai referensi sholat.)
Sholat Dhuha, dengan segala keutamaannya, merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Dengan memahami tata cara dan bacaan yang benar, serta diiringi niat yang ikhlas dan khusyuk, sholat Dhuha akan menjadi amalan yang bernilai besar dalam kehidupan seorang muslim. Semoga panduan ini bermanfaat bagi pembaca dalam menjalankan ibadah sholat Dhuha.