Sholat Dhuha, ibadah sunah yang dianjurkan dalam Islam, memiliki keutamaan yang luar biasa, terutama dalam konteks pemenuhan kebutuhan hidup, khususnya rezeki. Praktek ibadah ini, yang dilakukan setelah matahari terbit hingga menjelang waktu Dzuhur, tidak hanya sekadar ritual keagamaan, melainkan juga sarana efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon berkah serta limpahan rezeki. Waktu terbaik untuk melaksanakan sholat Dhuha adalah sekitar pukul 09.00 pagi, saat matahari mulai meninggi.
Landasan Hadis dan Kitab:
Keutamaan sholat Dhuha telah termaktub dalam berbagai hadis dan kitab rujukan Islam. Salah satu hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Hakim dan Thabrani menyebutkan firman Allah SWT: "Wahai anak Adam, janganlah engkau malas mengerjakan empat rakaat pada awal siang (sholat Dhuha), niscaya Aku akan mencukupi kebutuhanmu hingga akhir hari." Hadis ini dengan tegas mengaitkan pelaksanaan sholat Dhuha dengan pemenuhan kebutuhan hidup, termasuk rezeki, hingga akhir hari. Keteguhan janji Allah SWT ini menjadi pendorong bagi umat Islam untuk senantiasa melaksanakan sholat Dhuha dengan penuh keikhlasan.
Buku "Dahsyatnya Tahajud, Subuh, dan Dhuha" karya Adnan Tarsyah, menguatkan pandangan ini dengan mengkaji secara mendalam keutamaan sholat Dhuha sebagai sarana memohon rezeki. Buku ini, dan berbagai literatur lain, menunjukkan bahwa sholat Dhuha bukan sekadar ibadah ritual, melainkan juga sebuah perjanjian suci antara hamba dan Tuhannya, di mana Allah SWT menjanjikan pertolongan dan keberkahan bagi mereka yang tekun menjalankannya.
Lebih lanjut, buku "Shalat Subuh dan Shalat Dhuha" karya Muhammad Khalid, menyajikan beberapa hadis dari Abu Hurairah RA yang menguraikan keutamaan sholat Dhuha. Salah satu hadis yang diriwayatkan menyebutkan wasiat Rasulullah SAW sebelum wafat: "Kekasihku, Rasulullah SAW telah mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga kali dalam sebulan, melaksanakan sholat Dhuha dua rakaat, dan menunaikan sholat witir sebelum tidur." (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud). Wasiat Nabi Muhammad SAW ini menunjukkan betapa pentingnya sholat Dhuha dalam kehidupan seorang muslim, sehingga Rasulullah SAW sendiri menganjurkannya sebagai bagian dari ibadah rutin sebelum tidur.
Tidak hanya itu, Rasulullah SAW juga bersabda: "Barang siapa melaksanakan sholat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membangunkan baginya sebuah istana di surga." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Hadis ini menjanjikan pahala yang sangat besar bagi mereka yang tekun melaksanakan sholat Dhuha, bahkan hingga mendapatkan tempat tinggal yang mulia di surga. Janji surgawi ini menjadi motivasi tambahan bagi umat Islam untuk senantiasa istiqomah dalam menjalankan sholat Dhuha.
Kaitan sholat Dhuha dengan rezeki juga dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW: "Sholat Dhuha membawa rezeki dan menolak kemiskinan. Tidak ada yang menjaga sholat ini kecuali orang-orang yang bertobat." (HR. Tirmidzi). Hadis ini secara eksplisit menghubungkan sholat Dhuha dengan rezeki dan penangkal kemiskinan. Lebih jauh lagi, hadis ini menunjukkan bahwa sholat Dhuha merupakan ibadah yang dikhususkan bagi mereka yang senantiasa bertobat dan memperbaiki diri.
Tata Cara Sholat Dhuha:
Buku Saku Dirasat Islamiyah yang disusun oleh KH Mahir M Soleh, Lc dkk., menjelaskan tata cara sholat Dhuha secara rinci. Sholat Dhuha, seperti sholat sunah lainnya, diawali dengan niat. Niat sholat Dhuha dibaca dalam hati sebelum memulai sholat:
"Ushalli sunnatadh dhuhaa rak’ataini mustaqbilal qiblati adaan lillaahi ta’aalaa."
Artinya: "Saya niat sholat sunah Dhuha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
Setelah niat, sholat Dhuha dilakukan seperti sholat fardhu pada umumnya, terdiri dari dua rakaat atau lebih, dengan bacaan Al-Fatihah dan surat pendek pada setiap rakaat. Jumlah rakaat sholat Dhuha tidak ditentukan secara pasti, dapat dilakukan dua rakaat, empat rakaat, atau lebih, sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia. Yang terpenting adalah keikhlasan dan kekhusyukan dalam melaksanakan ibadah ini.
Doa Setelah Sholat Dhuha:
Setelah menyelesaikan sholat Dhuha, dianjurkan untuk membaca doa-doa khusus. Berikut salah satu contoh doa yang dapat dibaca:
"Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka."
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu."
Doa ini memuji kebesaran dan keagungan Allah SWT, mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya. Setelah membaca doa pujian, kita dapat melanjutkan dengan doa permohonan rezeki:
"Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin."
Artinya: "Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh."
Doa ini merupakan permohonan kepada Allah SWT agar dimudahkan dalam memperoleh rezeki yang halal dan berkah. Doa ini juga mengandung harapan agar rezeki yang didapatkan selalu diridhoi Allah SWT.
Keutamaan Mengerjakan Sholat Dhuha: Perspektif Lain
Ustaz Arif Rahman dalam buku "Keberkahan Sholat Dhuha" menjelaskan hadis lain yang mengaitkan sholat Dhuha dengan sedekah: "Hendaklah setiap orang bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya di setiap pagi." Sedekah dalam konteks ini tidak hanya berupa materi, tetapi juga dapat berupa amal kebaikan lainnya seperti membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil, mengajak orang lain berbuat kebaikan, dan mencegah keburukan.
Hadis lain dari Buraidah yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud menyebutkan: "Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekah untuk tiap ruas tulang tersebut." Para sahabat bertanya akan kesulitannya, lalu Nabi Muhammad SAW menjawab: "Dahak yang ada di masjid lalu pendam ke tanah, dan membuang suatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha."
Hadis ini menunjukkan bahwa sholat Dhuha dapat menjadi pengganti sedekah bagi mereka yang memiliki keterbatasan. Ini memperkuat pandangan bahwa sholat Dhuha memiliki nilai ibadah yang sangat tinggi dan dapat memberikan manfaat yang luas, baik secara spiritual maupun material. Dengan demikian, sholat Dhuha menjadi ibadah yang sangat dianjurkan untuk dijalankan secara rutin, sebagai bentuk syukur dan permohonan kepada Allah SWT. Keberkahan dan rezeki yang dijanjikan bukanlah semata-mata materi, melainkan juga mencakup keberkahan hidup secara keseluruhan, kesehatan, ketenangan jiwa, dan keberuntungan dalam berbagai aspek kehidupan.