ERAMADANI.COM, DENPASAR – Rabu (22/04/2020) kemarin, Komunitas Turun Tangan Bali hadirkan sharing online ditengah wabah virus corona dengan tema Peluang Bisnis dan Karir di Era Digital Saat Wabah Covid-19.
Hal ini didasari oleh merebaknya virus corona atau Covid-19 memukul berbagai sektor salah satunya sektor bisnis. Karena masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah.
Pedagang banyak yang memutuskan menutup sementara bisnisnya. Namun, perlu diketahui ada juga bisnis yang semakin laris saat pandemi corona ini berlangsung.
Oleh sebab, Komunitas Turun Tangan Bali berinisiatif untuk mengajak masyarakat Indonesia khususnya di Bali dan generasi millenial untuk bisa bertahan disituasi ekonomi yang sedang lesu akibat dampak wabah covid-19.
Komunitas ini melakukan Sharing Online perdana melalui aplikasi whatsapp dengan menghadirkan narasumber yang didaulat adalah
Tuhu Nugraha (Penulis Buku WWW.HM Defining Your Strategy & Digital Marketing Consultan).
Acara ini dimoderatori langsung oleh Deviana Safitri (Koordinator Umum Turun Tangan Bali). Peserta yang mengikuti sharing online total 250 orang.
Peserta berasal dari berbagai kalangan mulai mahasiswa, wirausaha UMKM, pekerja dan masih banyak lagi. Acara dikonsep dengan sistem tanya jawab.
Peluang Bisnis & Karir di Era Digital
Menurut Tuhu Nugraha masyarakat tidak bisa menunggu keadaan ekonomi akan kembali normal. Karena akan ada tatanan baru khususnya untuk Bali yang sangat dominan terkait industri pariwisata.
Beberapa faktonya adalah industri pariwisata sangat bergantung dengan kunjungan wisatawan, dan khususnya Bali sangat bergantung turis asing (foreigner).
Masyarakat internasional akan lebih jarang bepergian keluar negeri selama belum ada vaksin untuk meredam virus covid-19.
“Sebenarnya memulai usaha itu jangan mikir modal dalam bentuk uang. Itu bukan faktor utama. Anda bisa mencari modal macam-macam,” ungkapnya.
“Misal pinjaman di bank, dari P2P Lending, berpartner dengan teman, mencari investor yang bisa jadi pemodal. Jadi bikin usaha ngga harus mikir bahwa modalnya harus gede duluan,” tuturnya.
“Banyak startup yang memulai bahkan dengan tabungan masing-masing, dan kontribusi keahlian masing-masing,” ujar pemuda yang juga berprofesi sebagai dosen ini.
Tuhu Nugraha juga memberi saran mengenai bisnis jangka pendek, menengah dan panjang untuk bisa langsung dijalankan saat wabah corona.
“Untuk jangka pendek sudah jelas yang terkait dengan alat kesehatan dan turunannya. Semua orang fokus pembelanjaan ke arah sana, tapi jangan mikir bahwa ini itu hanya sekedar jualan masker,” tuturnya.
“Segala produk terkait meningkatkan imun, vitamin dll itu akan menjadi produk primadona. dan Anda harus jualannya via online,” pungkasnya.
“Karena orang menghindari bertemu langsung. Semua industri yang lain adalah untuk jangka menengah atau panjang,” pungkas alumni Komunitas Rotaract Club ini.
Berjualan Tepat Sasaran
Berjualan saat pandemi covid-19 juga tidak sembarangan dan asal asalan, sebab banyak hal yang wajib diketahui agar tepat sasaran.
” Pertama tentunya cari produk yang memang sedang laku di pasaran saat ini. Lagi pandemik, daya beli turun, duit ngga ada. Ngga mungkin orang beli mobil baru misalnya,” ungkapya.
Cara memilih suplier cek di online reputasinya bagaimana, bukan hanya testimoni yang dipasang, karena bisa jaid itu adalah penipuan.
Kalau belum kenal secara langsung dan belum teruji, hindari bertrasaksi langsung. Gunakan marketplace pihak ketiga. Jadi kamu bisa mengadukan dan uang bisa kembali ketika barang tidak terkirim atau tidak sesuai.
Akan lebih baik kalau kamu kenal dengan pembeli lain yang memang sudah pernah membeli di supplier yang sama, agar ini dapat menjadi peluang.
Untuk mengurangi risiko kalau ternyata bohong tidak menanggung kerugian besar. Berikutnya jangan mudah tergiur dengan harga yang terlalu murah, kalau terlalu jauh di bawah harga pasar kamu justru patut curiga itu barang palsu, atau penjualnya bohong” tandasnya.
Bagi pemilik usaha di Industri Kerajinan di Bali. Tuhu Nugraha memberikan saran strategi yang tepat bagi sebuah perusahaan manufaktur pada masa pandemi covid-19
“Kerajinan itu kan pasarnya turis. Maka ya gimana harus bisa dijual barangnya. Kerajinan ini pasarnya kalau tidak Jakarta ya manca negara,” ujarnya.
“Maka cari marketplace online yang masuk dengan segmen ini. Tentu saja yang mesti dijaga adalah kualitas dan produksi yang berkesinambungan,” ungkapnya.
Marketplacenya juga harus dipilih yang memang relevan, misalnya untuk pasar lokal yang banyak kelas menengah atas yang masih punya budget untuk diluar kebutuhan pokok itu di Blibli atau Tokopedia.
Pasar menjadi prioritas
“Bagi warga Bali jangan hanya melihat hanya target market nya skala Bali.Karena akan berat Bali hidup dari orang yang berkunjung ke sana,” pungkasnya.
“Kalau ngga ada yang berkunjung?Ya kejar mereka di tempat asalnya jual via online.Anda bisa donk jualan pie susu Bali ke orang Jakarta yang kangen dengan Bali?” tanyanya.
Kondisi ini akan berlangsung lama, makanya mesti putar otak lebih dalam.Untuk yang tinggal di Bali sendiri ya paling akan seputaran sembako, produk kesehatan.
Peluang Bisnis digital sangatlah menjanjikan saat ini
“Kalau kamu kreatif digital sebenarnya kan peluangnya tak terbatas. Kamu gabung ke berbagai komunitas dan marketplace
misalnya untuk Indonesia aja ada sribulancer.com dll,” katanya.
“Coba dicari disana kamu bisa menawarkan jasanya yang penting adalah gimana bisa membangun cerita yang bagus tentang keahlian, dan hal spesifik apa yang dimiliki. Desainer grafis banyak, apa keunikan Anda?” tanyanya.
“Lalu kalau bisa bahasa Inggris lebih bagus cari marketplace designer yang versi global. Pasang portofolio, Anda dibayar dengan dollar,” tuturnya.
“Jadi harus proaktif intinya, dan jangan melihat bahwa hanya akan menggarap potensi pasar lokal daerah kita sendiri. Kalaupun menggarap pasar lokal, saatnya sekarang misalnya bantu foto dan bikin desain untuk produk lokal,” imbuhnya.
Sekarang saatnya semua orang sedunia akan belanjanya via online. Setiap penjualan yang terjadi dan masih banyak yang tidak tahu caranya, ini adalah sebuh peluang.
Untuk menjual sesuatu saat ini produk yang kita jual harus memiliki sesuatu yang berbeda, Pertanyaannya apa yang spesial dari produk yang kita jual? Kualitas? supplier khusus?
Kalau hanya komoditas akan susah karena semua orang juga jual. Kalau memang itu udah banyak, cari ceruk produk lain yang dibutuhkan.
Masker, handsanitizer sepertinya sudah jenuh, yang mungkin masih akan banyak misalnya APD atau eksplor terus. Karena ini kan soal momentum.
Manfaatkan pasar secara maksimal
Rumusnya sama sebenarnya di semua industri, riset dulu dan petakan kompetitornya siapa saja, mulai dari yang freelancer hingga perusahaan. lalu kita mau ambil peluang pasar yang mana? di harga berapa? Apa yang membuat beda?
Misalnya fokus animasi untuki industri ritel atau khusus pariwisata. Untuk bisa begini ya perlu tahu industri yang mau membayar jasa kita dan perlu untuk itu.
“Kalau punya keunikan maka ngga perlu kuatir akan perang harga dll. Tapi ya mesti tahu dulu, dan punya sesuatu yang sangat unik sehingga susah digantikan sama yang lain,” tuturnya.
“Jangan lupa menjalin hubungan baik dengan klien, terutama yang loyal. Banyak pekerjaan itu dari rekomendasi klien yang puas. Kalau bisa mengelola ini,” pesanya. (HAD)