Jakarta – Kepercayaan umat Muslim terhadap kekuatan doa sebagai sarana penyembuhan penyakit telah berlangsung turun-temurun. Dalam ajaran Islam, penyakit dipandang sebagai ujian dan cobaan dari Allah SWT yang sekaligus menjadi jalan penghapus dosa. Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menegaskan hal ini: "Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu musibah berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya dengan sakitnya itu, sebagaimana sebatang pohon yang menggugurkan daun-daunnya." Keyakinan ini mendorong umat Islam untuk senantiasa berikhtiar, termasuk melalui doa, dalam menghadapi penyakit. Saiful Hadi El-Sutha, dalam bukunya Bimbingan Orang Sakit, menjelaskan bahwa membaca doa merupakan bagian tak terpisahkan dari ikhtiar kesembuhan. Kesabaran dan ketawakalan kepada Allah SWT dalam menghadapi penyakit akan mengubah musibah menjadi berkah.
Artikel ini menyajikan sepuluh doa yang diyakini umat Muslim dapat menjadi perantara kesembuhan dari segala penyakit. Doa-doa ini dirangkum dari berbagai sumber rujukan terpercaya, termasuk buku-buku keagamaan dan hadits shahih. Penting untuk diingat bahwa doa merupakan bagian dari ikhtiar, dan pengobatan medis tetap dianjurkan sebagai upaya penyembuhan secara fisik. Keberhasilan penyembuhan terletak pada izin dan kehendak Allah SWT semata.
Berikut adalah sepuluh doa penyembuh segala penyakit yang dapat diamalkan:
1. Doa Penyembuh Segala Penyakit (Versi Pertama):
Doa ini dikutip dari buku Doa-Doa Terbaik Sepanjang Masa karya Ustaz Ahmad Zacky El-Syafa. Teks Arab dan transliterasinya sebagai berikut:
(Arab): (Teks Arab yang diberikan dalam sumber asli tidak dapat ditampilkan di sini karena keterbatasan kemampuan sistem untuk memproses teks Arab. Silakan merujuk ke sumber asli untuk teks Arab yang lengkap.)
(Latin): Bismillaahi hasbiyallaahi tawakkaltu ‘alallaahi i’tashamtu billaahi fawwadltu amri ilallaahi maa syaa-allahu laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aiyyil ‘adziimi
(Terjemahan): "Dengan menyebut nama Allah, Allah-lah Zat Yang mencukupiku. Aku berserah diri kepada Allah. Aku memohon perlindungan kepada Allah. Tiada daya dan upaya hanyalah kepada Allah Zat Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."
Doa ini menekankan pentingnya tawakal (berserah diri) kepada Allah SWT dalam menghadapi segala permasalahan, termasuk penyakit. Kebergantungan penuh kepada Allah SWT menjadi inti dari doa ini, menunjukkan keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
2. Doa Penyembuh Segala Penyakit (Versi Kedua):
Doa ini bersumber dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menceritakan kebiasaan Rasulullah SAW dalam meruqyah keluarganya dengan membaca surah Al-Mu’awwidzat (surah Al-Falaq dan An-Nas) dan memanjatkan doa berikut:
(Arab): (Teks Arab yang diberikan dalam sumber asli tidak dapat ditampilkan di sini karena keterbatasan kemampuan sistem untuk memproses teks Arab. Silakan merujuk ke sumber asli untuk teks Arab yang lengkap.)
(Latin): Allahumma rabban naasi adzhibil ba’sisyfi antasy syaafi laa syaafiya illa anta syifaa’an laa yughaadiru saqama
(Terjemahan): "Ya Allah, Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia, hapuskanlah penyakit dan penderitaan ini. Sembuhkanlah karena Engkaulah yang Maha Menyembuhkan. Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu. Kesembuhan yang tidak menimbulkan efek samping." (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, & Abdurrazaq)
Doa ini secara langsung memohon kesembuhan kepada Allah SWT, mengakui kemahakuasaan-Nya sebagai satu-satunya penyembuh sejati. Ungkapan "kesembuhan yang tidak menimbulkan efek samping" menunjukkan harapan akan kesembuhan yang sempurna dan tanpa meninggalkan dampak negatif.
3. Doa Penyembuh Segala Penyakit (Versi Ketiga):
Doa ini dikutip dari buku Doa Menghadapi Musibah karya Arif Munandar Riswanto. Doa ini memiliki kemiripan dengan doa versi kedua, namun dengan sedikit perbedaan redaksi:
(Arab): (Teks Arab yang diberikan dalam sumber asli tidak dapat ditampilkan di sini karena keterbatasan kemampuan sistem untuk memproses teks Arab. Silakan merujuk ke sumber asli untuk teks Arab yang lengkap.)
(Latin): Allaahumma rabban naasi, adzhibil ba’sa. Isyfi. Antas syaafi. Laa syaafiya illa anta syifaa’an laa yughaadiru saqaman.
(Terjemahan): "Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit. Sembuhkanlah, Engkaulah penyembuh. Tidak ada penawar selain dari penawar-Mu, penawar yang menghabiskan sakit dan penyakit."
Perbedaan redaksi yang sedikit ini tidak mengurangi makna dan esensi doa tersebut, yaitu permohonan kesembuhan yang totalitas kepada Allah SWT.
4. Doa Penyembuh Segala Penyakit (Versi Keempat):
Doa ini berasal dari kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi, yang diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Muhammad Anik. Doa ini unik karena menggunakan debu dalam prosesnya:
(Arab): (Teks Arab yang diberikan dalam sumber asli tidak dapat ditampilkan di sini karena keterbatasan kemampuan sistem untuk memproses teks Arab. Silakan merujuk ke sumber asli untuk teks Arab yang lengkap.)
(Latin): Bismillahi turbatu ardhinaa biriiqati ba’dhinaa yusyfa saqiimunaa bi idzni rabbinaa
(Terjemahan): "Dengan nama Allah, debu tanah kami dengan ludah di antara kami, orang-orang yang menderita sakit di antara kami menjadi sembuh dengan izin Tuhan kami." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, & Hakim)
Penggunaan debu dalam doa ini menunjukkan kepercayaan pada kekuatan alam yang diciptakan Allah SWT sebagai bagian dari proses penyembuhan. Namun, tetap ditekankan bahwa kesembuhan hanya terjadi dengan izin Allah SWT.
5. Doa Penyembuh Segala Penyakit (Versi Kelima):
Doa ini dikutip dari buku Panduan Lengkap Shalat, Doa, Zikir & Shalawat karya Ustaz Enjang Burhanudin Yusuf. Doa ini terdiri dari dua bagian:
(Arab): (Teks Arab yang diberikan dalam sumber asli tidak dapat ditampilkan di sini karena keterbatasan kemampuan sistem untuk memproses teks Arab. Silakan merujuk ke sumber asli untuk teks Arab yang lengkap.)
(Latin): Alloohumma in kaana ajalii qod hadhoro fa arihnii. wa in kaana muta’akhkhiron fasyfinii. wa in kana balaa-an fashobbirnii.
(Terjemahan): "Ya Allah, jika ajalku sudah dekat maka wafatkanlah aku dengan tenang, jika ajalku masih lama maka sembuhkanlah penyakitku, dan jika sakitku ini adalah ujian dari-Mu maka anugerahkanlah kesabaran untukku."
Bagian pertama doa ini menunjukkan penyerahan diri kepada takdir Allah SWT, baik berupa kesembuhan maupun wafat. Bagian kedua melanjutkan dengan permohonan kesabaran jika penyakit tersebut merupakan ujian.
(Arab): (Teks Arab yang diberikan dalam sumber asli tidak dapat ditampilkan di sini karena keterbatasan kemampuan sistem untuk memproses teks Arab. Silakan merujuk ke sumber asli untuk teks Arab yang lengkap.)
(Latin): A’uudzu bi ‘izzatillahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru.
(Terjemahan): "Aku berlindung dengan kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang aku derita dan aku khawatirkan."
6. Doa Penyembuh Segala Penyakit (Versi Keenam):
(Arab): (Teks Arab yang diberikan dalam sumber asli tidak dapat ditampilkan di sini karena keterbatasan kemampuan sistem untuk memproses teks Arab. Silakan merujuk ke sumber asli untuk teks Arab yang lengkap.)
(Latin): Bismillahir rahmanirrahim, bismillaahil kabiir wa a’uudzu billaahil ‘azhiim min syarri ‘irqin na’-aarin wa min syarri kulli harrin naar.
(Terjemahan): "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, dengan nama Allah Yang Maha Besar, aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung dari sakitnya darah mengalir (luka) dan dari buruknya panas api."
Doa ini menekankan perlindungan dari Allah SWT dari segala bentuk bahaya dan penyakit, khususnya yang berkaitan dengan luka dan panas.
7. Doa Penyembuh Segala Penyakit (Versi Ketujuh):
Doa ini dikutip dari buku Doa dan Dzikir Sepanjang Tahun karya Adi Tri Eka, bersumber dari hadits Abu Daud:
(Arab): (Teks Arab yang diberikan dalam sumber asli tidak dapat ditampilkan di sini karena keterbatasan kemampuan sistem untuk memproses teks Arab. Silakan merujuk ke sumber asli untuk teks Arab yang lengkap.)
(Latin): Allaahumma ‘aafinii badanii, allaahumma ‘aafinii fii sama ‘ii, allahumma ‘aafinii fii basharii. Allaahumma innii a’uudzu bika minal kufri wal faqri. Allaahumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qabri la ilaaha illaa anta
(Terjemahan): "Ya Allah, sembuhkanlah badanku. Ya Allah, sembuhkanlah pendengaranku. Ya Allah, sembuhkanlah penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain engkau." (HR Abu Daud)
Doa ini secara spesifik memohon kesembuhan pada anggota tubuh tertentu, serta perlindungan dari kekafiran, kefakiran, dan siksa kubur.
8. Doa Penyembuh Segala Penyakit (Versi Kedelapan):
Doa ini diucapkan Rasulullah SAW ketika meruqyah sahabatnya:
(Arab): (Teks Arab yang diberikan dalam sumber asli tidak dapat ditampilkan di sini karena keterbatasan kemampuan sistem untuk memproses teks Arab. Silakan merujuk ke sumber asli untuk teks Arab yang lengkap.)
(Latin): Imsahil ba’sa rabban naasi. Bi yadikas syifaa’u. Laa kasyifa lah kecuali anta.
(Terjemahan): "Tuhan manusia, sapulah penyakit ini. Di tangan-Mu lah kesembuhan itu. Tidak ada yang dapat mengangkatnya kecuali Kau,"
9. Doa Penyembuh Segala Penyakit (Versi Kesembilan):
(Arab): (Teks Arab yang diberikan dalam sumber asli tidak dapat ditampilkan di sini karena keterbatasan kemampuan sistem untuk memproses teks Arab. Silakan merujuk ke sumber asli untuk teks Arab yang lengkap.)
(Latin): Yaa hayyun, yaa qayyuumun, birahmatika istaghiitsu, ashlih lii sya’nii kullahuu, wa laa takilnii ilaa nafsii tharfata ‘ainin, wa laa ilaa ahadin minan naas.
(Terjemahan): "Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, hanya dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Perbaikilah seluruh kondisiku, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dari-Mu). Dan jangan Engkau biarkan aku bergantung kepada siapapun dari manusia." (Ath Thabrani, Al-Mu’jamu ash-Shaghir lith Thabrani, Juz 2 [Mesir: Muwaqi’u Jaamil Hadits])
Doa ini memohon pertolongan dan perbaikan kondisi secara menyeluruh kepada Allah SWT, menunjukkan kepercayaan penuh pada rahmat dan pertolongan-Nya.
10. Doa Penyembuh Segala Penyakit (Versi Kesepuluh):
Doa ini diajarkan Rasulullah SAW kepada Utsman bin Abil ‘Ash:
(Arab): (Teks Arab yang diberikan dalam sumber asli tidak dapat ditampilkan di sini karena keterbatasan kemampuan sistem untuk memproses teks Arab. Silakan merujuk ke sumber asli untuk teks Arab yang lengkap.)
(Latin): Bismillah (3x), a’uudzu bi’izzatillaahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru (7x)
(Terjemahan): "Dengan nama Allah (3x), aku berlindung dengan keagungan dan kekuasaan Allah dari kejahatan yang menimpaku dan yang aku takuti."
Doa ini sederhana namun kuat, menunjukkan perlindungan diri dari kejahatan dan penyakit dengan menyebut nama Allah SWT dan berlindung kepada keagungan dan kekuasaan-Nya.
Kesimpulannya, doa-doa di atas merupakan beberapa contoh doa yang dapat diamalkan oleh umat Muslim sebagai bagian dari ikhtiar untuk mendapatkan kesembuhan. Namun, penting untuk diingat bahwa kesembuhan hakiki hanya datang dari Allah SWT. Doa harus diiringi dengan usaha medis yang tepat dan kesabaran dalam menjalani proses penyembuhan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.