ERAMADANI.COM, DENPASAR – Meningkatkannya jumlah kasus positif Covid-19 di Bali, membuat senator H. Bambang Santoso mendesak Pemerintah Provinsi Bali untuk memanfaatkan hotel milik BUMN sebagai tempat karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan ABK.
Kabarnya, ada sebanyak delapan orang dalam satu Banjar di Kabupaten Bangli Provisi Bali terinfeksi virus corona.
Paenyebabnya adalah transmisi lokal atau proses interaksi secara fisik antara masyarakat PMI yang positif dan sedang melakukan karantina mandiri di rumahnya.
Kejadian ini membuat Ketua Satgas Penanggulan Covid-19 Provinsi Bali Bp Made Indra marah karena menilai masyarakat (terutama para PMI) tidak disiplin dalam melaksanakan protokoler penanggulangan wabah Covid-19.
Sebelumnya Bambang Santoso, pada kesempatan tatap muka dengan Gubernur Bali I Wayan Koster sudah mengingatkan agar proses karantina para PMI maupun ABK yang baru pulang dari LN dilakukan dengan memanfaatkan Hotel-hotel milik BUMN di Bali.
Mengingat, hal ini dilakukan tentu saja lebih manusiawi agar mereka tidak stress dan daya imunitas tubuh tetap terjaga.
Sekaligus lebih mudah dalam proses monitoring, dan hal ini sudah dilakukan pula oleh pihak Pemerintah Daerah lain seperti DKI, Sulawesi Selatan.
Sedangkan dari sisi anggaran yang dipakai tentu saja diusulkan dari APBD maupun APBN yang harus dialokasikan untuk tempat karantina.
Sudah diatur dalam mekanisme pembagian anggaran sebagaimana untuk pos-pos anggaran yang lainnya semisal BLT, BPNT, pendidikan, dan kesehatan.
Senator HBS menilai bahwa penanganan PMI dan ABK ini harus menjadi perhatian serius semua pihak dan masuk dalam skala prioritas.
Mengingat bahwa dalam mata rantai wabah Covid -19, persoalan PMI dan ABK menempati bagian hulu, yang sepatutnya di karantina.
Sedangkan yang lainnya merupakan persoalan terdampak yang secara linier juga harus segera ditangani dengan baik. (HAD)